PAGE 20

7.2K 722 20
                                    

Selamat Membaca❣️
Jangan lupa Vote yaw, spread love for everyone.

Ps : Maaf banget kalau alur cerita ini lambat. Kaya satu hari aja bisa lebih dari 2 Page😭.

🦋🦋🦋🦋

Bibir Reyden merengut kesal mengelus dahinya yang tercetak merah bekas sentilan Jenovan. "Kenapa harus di tengah? Kan jadi gak bisa ditutupin"

Sang pelaku tidak merasa bersalah sama sekali, dengan tampang tidak berdosa Jenovan melempar botol mineral yang langsung ditangkap Reyden.

"Lo liat Gabriel? Biasanya gua ketemu dia di parkiran tapi tadi gak ada" Tanya Reyden sebelum menenggak air dingin, ia melirik Jenovan sekilas.

Tidak ada sahutan dari Jenovan, laki-laki itu memilih merebahkan tubuhnya di atas karpet dengan kedua tangannya terlipat sebagai bantal.

Drrt Drrrt

Bunyi getar panjang ponsel Jenovan yang berada di meja mengalihkan pandangan Reyden dari laki-laki itu. Reyden sedikit merangkak menuju meja melihat ponsel siapa yang bergetar.

"Dari kakak lo" Ucap Reyden saat melihat nama yang terpampang di layar. Tak lama suara getaran panjang berhenti tergantikan dengan getaran pendek yang menandakan pesan masuk.

"Penting kali" Celetuk Reyden bergerak kembali ke tempat semula. Jenovan menghela napas, bangun dari rebahannya lalu mengambil ponsel miliknya.

Kaivan mengirimi anda foto.

Dahi Jenovan berkerut melihat notifikasi di layar ponselnya. Awas saja kalau kakaknya mengirimi foto tidak jelas. Jari Jenovan menekan notifikasi, tak lama wajahnya menegang melihat satu foto yang dikirim Kaivan.

Kenal sama cewek ini? Dia pake seragam Orlions High School juga.

Tanpa membalas pesan Kaivan, Jenovan langsung menelepon laki-laki itu.

"Hal-"

"Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa ada di rumah sakit lo?" Cerocos Jenovan menuntut.

"Tadi ada kecelakaan—"

Jenovan langsung memutus teleponnya, bahkan sebelum Kaivan menyelesaikan ucapannya. Tangan laki-laki itu mengenggam erat ponsel, tiba-tiba dadanya bergemuruh hebat.

Kecelakaan? Anya kecelakaan?

"Ada apa? Lo mau kemana Jen!?" Reyden berteriak ketika melihat Jenovan berjalan tergesah-gesah menuju pintu.

🦋🦋🦋🦋

Kaivan menatap ponselnya kesal, ini memang bukan sekali dua kali Jenovan bersikap kurang ajar padanya namun entah kenapa ia selalu dibuat kesal tapi ia juga tidak bisa membenci adiknya itu.

Padahal dulu saat kecil Jenovan sangat imut selalu mengekori dirinya seperti anak ayam. Hanya Tuhan yang tahu kenapa adiknya yang imut berubah jadi minim akhlak dan bermulut pedas.

"Suara Jeno sampai panik gitu. Siapa kamu sebenarnya?" Kaivan menghela napas, laki-laki tinggi berparas tampan 11/12 dengan Jenovan itu menatap Anya yang terbaring di tempat tidur pasien.

Anya perlahan membuka kelopak matanya menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk. Bola matanya berputar menatap sekeliling yang terlihat seperti rumah sakit sampai dimana matanya berhenti pada sosok Kaivan yang berdiri di sampingnya.

Suddenly I'm Become Babu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang