PAGE 27

775 115 30
                                    

Hallo semuanya!! aku mau mengucapkan kata maaf sebanyak banyaknya untuk kalian yang merasa digantungin. Aku juga mau mengucapkan kata terima kasih sebanyak banyaknya untuk kalian yang udah membaca, sabar menunggu, bahkan excited akan keberlanjutan cerita ini, it means a lot to me❤️.

Aku gak menyangka kalo cerita ini banyak peminatnya dan ditunggu banyak orang huhu terharu. Kadang aku suka senyum-senyum sendiri bacain komentar dari kalian — lucu-lucu banget sih readers aku🥰.

Sedikit informasi, aku baru aja menyelesaikan skripsi aku dan akhirnya bisa lulus, itu kenapa aku berhenti untuk ngelanjutin cerita ini karena aku harus fokus, but now here i am. Semoga kedepannya aku bisa lebih rajin lagi update yaa!!!

•••

Selamat Membaca❣️
Jangan lupa vote ya sayangku, spread love for everyone💞

🦋🦋🦋🦋

Sebelumnya...

Anya berjengit ketika merasakan dingin besi di punggungnya yang menabrak pagar di belakangnya. Gadis itu mengerjap panik kala kedua tangan Gabriel bergerak mengurung dirinya, merunduk menatap Anya lekat. Mengunci bola mata gadis itu agar hanya menatap dirinya.

"Habis darimana sama Jenovan?"

~~~~

Jujur Anya terkejut akan tindakan Gabriel yang wajahnya kini hanya beberapa cm dari miliknya. Otaknya berkelana liar, mungkinkah? Gabriel cemburu?

"Kenapa?" Anya menjeda sebentar, ia melanjutkan ucapannya dengan senyum miring "Kenapa lo mau tau?"

Seolah tersadar Gabriel menarik dirinya menjauh, ia mengutuk dalam hati akan tindakannya yang diluar kendali dirinya.

"Lo..., gak mungkin suka sama gue kan?" Ucap Anya dengan tatapan menyelidik.

Anya sekuat mungkin menahan tawanya ketika melihat Gabriel yang terdiam bak pantung namun samar-samar Anya bisa melihat semburat merah di telinga laki-laki itu, gemasnya!!!. Apakah tebakannya benar? padahal dia hanya asal omong saja loh, tapi kalaupun benar juga tidak masalah.

Keheningan menyelimuti mereka baik Anya dan Gabriel sibuk menerka-nerka apa yang sedang mereka pikirkan. Hingga Gabriel bergerak memasukan tangannya ke dalam saku menatap lurus Anya dengan tatapan meremehkan.

"Habis pergi sama Jeno ngebuat lo jadi terlalu percaya diri? you're just like all the other girls Jenovan plays with" Suara Gabriel mengalun dingin menusuk telinga Anya. Perubahaan aura yang dipancarkan Gabriel benar-benar membuat Anya pusing, susah sekali menebak pikiran Gabriel. Tapi itu lah pesona Gabriel Carnovan kan?

"Kalo gitu kasih tau gue kenapa lo mau tau? is not your business Gabriel dan jangan salahin gue kalo pertanyaan lo itu ngebuat gue berpikir yang lain" Anya membalas ucapan dingin Gabriel dengan santai bahkan gadis itu sempat memeriksa kukunya yang sudah mulai memanjang tidak beraturan.

Di dalam saku, tangan Gabriel mengepal. Dia merasa marah namun tidak tahu apa penyebabnya dan melihat Anya yang dengan santai menanggapi dirinya semakin menambah kekesalannya. Jujur Gabriel bingung sendiri dengan apa yang dia rasakan. Tapi satu hal yang pasti perasaan marahnya terjadi sejak ia melihat Anya pergi dari lapangan dan pergi menaiki motor bersama Jenovan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suddenly I'm Become Babu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang