PAGE 5

12.1K 1.3K 36
                                    

Selamat Membaca❣️
Jangan lupa Vote yaw, lov u to the moon

Ps : Rencananya bab ini buat besok tapi ternyata sore ini kelar. Lumayan kan buat sambil nungguin buka😜

🦋🦋🦋🦋

Anya mensugesti dirinya bahwa laki-laki yang sedang menarik tangannya serampangan ini adalah Jenovan si tokoh fiksi bukan Elvano mas crushnya.

Anya tidak bisa mengelak debaran jantungnya yang berdentum berisik minta perhatian. Anya juga bisa merasakan telapak tangannya yang mulai berkeringat dingin. Namun sepertinya sugesti dirinya berhasil karena ia masih bisa mengendalikan dirinya.

Tangan Anya dilempar ketika langkah Jenovan berhenti di sebuah sudut tersembunyi. Laki-laki itu memojokkan tubuh Anya ke tembok, seringai sinis terbit di bibir Jenovan.

"Kayanya gua terlalu lembek sama lo, sampai lo berani kurang ajar" Desis Jenovan rendah, kepalanya merunduk menatap tajam Anya.

Jenovan melakukan reka ulang apa yang telah Anya lakukan.

"Bawa sendiri! Manja"

"Fuck U"

"Aduin aja, gue nggak peduli"

"Punya nyali ya lo" Jenovan mendorong dahi Anya dengan jari telunjuknya membuat kepala gadis itu membentur tembok. Ia mundur selangkah, memandang Anya merendahkan. Laki-laki itu merebut paksa kotak makan di tangan Anya.

Anya hanya menunggu apa yang akan dilakukan Jenovan selanjutnya, matanya menatap laki-laki itu lurus dengan wajah datar, mulutnya terkatup rapat. Jenovan kesal melihat tampang Anya saat ini, dimana wajah polos—nurut gadis itu? Dimana wajah minta ditindas yang selalu gadis itu tampilkan? Sekarang ia seperti melihat Anya versi lain.

Ini pertama kalinya Jenovan melihat Anya menolak permintaan seseorang, biasanya gadis itu akan menerima siapapun yang menyuruhnya dengan ikhlas. Tapi hari ini? Gadis itu berani dengan lancang melempar tas ke arahnya plus jari tengah yang teracung, lalu ia menolak permintaan siswi dengan perkataan yang mengejutkan Jenovan.

Tangan Jenovan membuka kotak makan yang ia rebut dari Anya. Bibirnya tertarik miring melihat isi bekal itu yang berisi makanan kesukaannya.

Sushi

Sebelumnya Jenovan tidak pernah membuka kotak makan yang selalu Anya berikan karena sudah ia lempar terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelumnya Jenovan tidak pernah membuka kotak makan yang selalu Anya berikan karena sudah ia lempar terlebih dahulu. Jenovan melirik Anya, secepat tarikan napas semua isi bekal itu sudah berpindah ke tubuh Anya bahkan ia merasakan hantaman telur dadar di hidungnya.

"Makanan sampah cocoknya buat sampah" Ucap Jenovan sarkas, ia tersenyum puas melihat Anya yang terkejut. Kini seragam Anya sudah ternodai oleh timun dan daun selada. Buah-buahan juga berserakan di bawah kakinya.

Suddenly I'm Become Babu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang