Bab 27: Renungan

975 44 0
                                    

***

"Hei, apa yang terjadi, Vio? Mengapa kamu hanya diam?"

Nate tidak mengerti maksud Violeta mengajaknya masuk ke dalam mobil lalu mereka tidak melakukan apa-apa.  Mereka hanya duduk di mobil itu tanpa ada sepatah kata yang terucap. Nate merasa sesuatu sedang terjadi di antara mereka. Mungkinkah Violeta tidak senang karena Nate mendapatkan lebih banyak perhatian dari Krystal?

Sejujurnya Nate tidak mengharapkan itu terjadi. Bagaimana Nate bisa membatasi perasaan seseorang padanya? Dalam hal ini, Nate juga tidak mampu melakukan apa-apa.

"Aku memberitahu Victor tentang kita berdua," kata Violeta.

Nate membelalakkan matanya. Dia merasa terkejut Violeta mendapatkan keberanian itu untuk mengakui kesalahan. Di sisi lain, Nate prihatin bagaimana perasaan Violeta sekarang ini. Wanita itu pasti sangat sedih sekarang.

"Lalu... Apa katanya?"

Nate bertanya sambil melihat ke bawah. Ini jelas salahnya juga, dia membawa Violeta masuk dalam sebuah lembah pengkhianatan. Nate sadar bahwa dirinya ikut andil dalam semua keputusan berselingkuh yang dipilih oleh Violeta. Sebagai manusia biasa, ia merasa bersalah telah menghancurkan hubungan orang lain. Meskipun hubungan yang ia hancurkan memanglah hubungan beracun.

"Dia kecewa, dan kami putus."

Nate mendongak penuh tanya ke arah Violeta. Betulkah itu yang diputuskan Violeta? Sebab yang Nate ketahui adalah Violeta tidak bisa lepas dari hubungan cinta bersama Victor. Antara sedih atau bersyukur akhirnya Violeta bisa memutuskan apa yang membahagiakan dan tidak membahagiakan untuknya.

"Itu kabar buruk," bisik Nate.

Mate mengamati Violeta yang masih merenung. Sekarang dia tidak menangis, tetapi sebelumnya pasti Violeta sudah menangisi keputusannya. Violeta selalu bisa menipu orang lain dengan menyembunyikan kesedihannya.

"Bisa aku pinjam bahumu sebentar, Nate?"

"Tentu."

Violeta baru saja memutuskan untuk putus dengan Victor. Itu sudah jelas sebuah keputusan yang besar dalam hidup wanita itu. Sebagian besar perpisahan pasti menyakitkan. Nate tidak tahu harus bicara apa karena ia paham akan ada luka yang tergores jika seseorang tengah patah hati. Entah seberapa besar luka yang tengah dirasakan Violeta.

Mereka tidak langsung meninggalkan halaman kantor malam itu. Mereka menghabiskan sisa malam di sana, menunggu momen yang pas untuk pulang. Violeta belum bisa pulang sekarang. Dia hanya ingin berada di samping Nate di suatu tempat dan melewati malam bersama. Hal seperti itu selalu menjadi bagian terbaik dalam kehidupan Violeta. Seolah hanya Nate yang memahami tentang dirinya.

"Kamu mau jalan-jalan denganku malam ini? Aku ingin menghiburmu, Vio."

Kesedihan di wajah Violeta membuat Nate tidak tahan melihatnya. Dia ingin menghapus kesedihan itu. Paling tidak mereka bisa pergi bersama ke suatu tempat dan melupakan masalah yang ada.

"Tidak, Nate. Aku tidak bisa pergi ke mana-mana. Aku hanya ingin bersamamu. Itulah yang aku inginkan sekarang," bisik Violeta.

Nate mengangguk. Dia sangat menghargai keputusan Violeta. Mungkin cara terbaik wanita itu dalam mengatasi kesedihannya adalah diam. Karena itulah, Nate membiarkan Violeta diam.

Bagi orang lain, mungkin terlihat aneh hanya berdiam diri tanpa ada tindakan. Namun, Nate tidak protes. Berdua dengan Violeta adalah bagian paling penting dalam kehidupan Nate. Di hati pria itu, Violeta menduduki posisi teratas. Itulah sebabnya ia sangat memuja Violeta.

Nate mengusap rambut Violeta lembut. Dia melakukan itu terus menerus, mengikuti alur kesunyian yang diciptakan oleh Violeta.

"Jangan pikirkan apa-apa, Vio. Semua yang berlalu, biarkan saja berlalu. Yang paling penting adalah bagaimana kita menata bagian dari masa depan," ujar Nate serius.

Nate tak mau Violeta banyak pikiran. Mereka sudah diam cukup lama, sehingga Nate penasaran apa yang sebenarnya membuat Violeta merenung selama itu. Sudah pasti ada beban berat yang dirasakan Violeta. Meskipun Nate tahu kalau Violeta tidak akan membagikan isi perasaanya dengan muda.

Akan tetapi, Nate masih berharap Violeta mau menceritakan semua keluh kesahnya kepada Nate. Memercayakan banyak hal kepada Nate. Dia ingin menjadi orang spesial di hati Violeta. Orang yang selalu ada untuk wanita itu.

Violeta tertidur setelah beberapa saat. Nate paham kalau sudah saatnya bagi mereka untuk pulang ke kos mereka. Nate memperbaiki posisi tidur Violeta di mobil, kemudian melajukan mobil itu pulang ke kos mereka.

***

Nate berusaha keras agar Violeta tidak bangun. Dia dengan hati-hati mengangkat tubuh Violeta masuk ke dalam kamar kosnya. Usaha Nate berhasil karena Violeta sama sekali tidak sadar dirinya sudah ada di kamar wanita itu.

Nate memandangi wajah cantik Violeta yang meneduhkan hatinya. Rasa yang ia miliki semakin dalam pada Violeta. Dia semakin yakin dengan perasaannya. Nate yakin jika yang ia rasakan sekarang bukan hanya gairah belaka. Bahkan lebih dari itu. Inilah cinta sejati yang ia rasakan.

Tidak mungkin Nate berharap memiliki keluarga bersama Violeta jika itu hanyalah sebuah gairah. Sebab gairah tidak akan memikirkan hal-hal semacam itu.

Sebelum meninggalkan kamar Violeta, Nate memperbaiki posisi rambut Violeta. Mengusap pipi wanita itu sebentar lalu tanpa ragu mendaratkan ciuman di kening Violeta. Salah satu yang diinginkan Nate adalah kebahagiaan Violeta. Dia berharap wanita itu segera menemukan kebahagiaannya.

Nate sudah bersiap-siap meninggalkan kamar Violeta ketika dia mendengarkan gumaman dari Violeta.

"Nate... Jangan tinggalkan aku," bisik wanita itu.

Nate menoleh, dan mendapati mata Violeta masih terpejam. Wanita itu hanya mimpi. Nate tersenyum kecil. Berada di dalam mimpi Violeta merupakan sebuah hal yang bear nilainya untuk Nate. Semoga itu mimpi indah, bukan mimpi buruk. Atau jika itu mimpi buruk maka Nate ingin mengubahnya menjadi mimpi indah.

Jadi, Nate memutuskan untuk tidak meninggalkan kamar Violeta. Dia mengurungkan niat untuk keluar dari kamar itu. Nate akan melakukan apa yang diperintahkan oleh Violeta.

"Baiklah. Aku akan tetap di sini, Vio. Aku tidak akan ke mana-mana."

Nate mengambil duduk di tepi ranjang Violeta. Memegangi tangan Violeta agar wanita itu bisa bermimpi indah sedang menggenggam tangan seseorang. Nate ingin selalu ada di samping Violeta sekalipun itu hanya berada dalam mimpinya.

Malam telah membuai hati Nate, membuatnya merasa berharap semakin banyak pada Violeta. Semesta telah melihat betapa tulus cintanya untuk wanita itu.

Nate rela tidur sambil duduk hanya untuk membuat tidur Violeta nyenyak. Menurut orang lain itu mungkin tindakan yang bodoh, tetapi Nate? Dia tidak benar-benar peduli. Seseorang selalu memilih untuk memberi label orang lain tanpa pernah berkaca.

Nate begitu mengidolakan Violeta karena wanita itulah yang mengajarkan Nate tentang cinta yang nyata. Sekali lagi, Nate tidak pernah merasa layak mendapatkan cinta. Dia selalu merasa kurang dalam hidupnya. Hingga Violeta datang dan memberikan warna yang berbeda dari biasanya dalam kehidupan Nate. Semua berubah karena Violeta. Itulah mengapa Violeta penting bagi Nate.

Jangan lupa vote

Gairah Pria DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang