***
"Apakah Victor memberitahumu kalau dia menemui pak Dermawan di kantor?"
Akhirnya Nate mengungkapkan kegelisahan hatinya yang sempat mengganggunya. Jujur saja dia merasakan adanya bahagia saat mengetahui Violeta putus dari pria itu. Namun, mengapa pria itu datang lagi? Membuat Nate menjadi hilang akal dan kebingungan?
"Tidak! Mengapa dia harus melakukan itu? Victor tidak mengatakan apa-apa."
Violeta kaget. Dia sama sekali tidak berpikir Victor akan kembali padanya setelah ia memutuskan memberitahu Victor kalau ia berkhianat dari pria itu. Rencana apa yang Victor sedang susun? Mungkinkah ada sebuah pembalasan untuk Violeta.
"Benarkah? Mungkin ini kejutan untukmu. Kurasa aku sudah menghancurkan kejutannya."
Violeta tersenyum getir. "Kejutan apa? Mungkin dia sedang berencana untuk mendepak diriku dari perusahaan pak Dermawan."
Itu terdengar lebih masuk akal bagi Violeta, ketimbang kejutan cinta? Kejutan apa? Victor tidak akan menghabiskan waktunya untuk wanita yang mengkhianatinya. Victor jelas memiliki banyak wanita yang bisa dikencaninya.
"Kurasa Victor tidak akan melakukan itu."
Bagi Nate, apakah ada seseorang yang mau menghancurkan kehidupan Violeta? Jika pun ada, orang itu pasti akan menyesal detik itu juga. Kalimat Nate membuat Violeta menyengir. Wanita itu mengeratkan pelukan pada Nate dan menikmati sentuhan lembut pria itu.
Sayangnya...
Pintu kamar kos Violeta tiba-tiba diketuk. Sekarang sudah jam 10 malam. Siapa yang berani mengetuk jam segini?
"Siapa yang berani mengunjungimu jam segini?" tanya Nate kesal. Dia tidak senang momen berdua dengan Violeta diganggu.
"Tidak tahu. Kamu tidur saja, Nate. Aku akan membukanya dulu. Mengeceknya terlebih dahulu. Aku tidak mau mengganggu tidurmu. Kurasa hanya tetangga yang mau meminjam sesuatu."
Violeta meraih handuk dan menutupi tubuh telanjangnya. Mungkin jika yang mengetuk pintu adalah tetangganya, maka Violeta hanya perlu mengintip dan mengobrol sebentar tanpa harus menyuruhnya masuk ke dalam kamar kos. Sesederhana itulah pikiran Violeta.
Faktanya, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Victor berdiri di depan pintu kamar Violeta dengan membawa bunga mawar besar. Waktu melihat Violeta memakai handuk, Victor terlihat begitu bahagia dan memberikan tatapan menggoda.
"Kamu ternyata sudah menyiapkan ini, Vio? Kamu tahu aku akan datang. Itulah sebabnya kamu tidak memakai baju?" tanya Victor yang sudah gelap mata.
Lelaki mana yang tidak tergoda akan kecantikan dan bentuk tubuh berisi milik Violeta. Tampaknya semua pria mengidamkan yang seperti Violeta.
"Victor apa yang kamu lakukan? Bunga itu untuk apa? Ini tidak seperti yang kamu lihat." Badan Violeta sudah merinding. Dia baru saja bercinta dengan seseorang ketika Victor muncul di hadapannya.
"Tunggu, Vio. Aku sudah tidak tahan melihatmu. Mari kita selesaikan semuanya di dalam."
Victor berjalan dengan agresif ingin masuk ke dalam kamar kos, sementara Violeta berusaha untuk menutup pintu kamarnya. Victor tidak bisa berpikir jernih lagi. Dengan kekuatan yang besar ia berhasil membuka pintu kamar kos Violeta dan membuat Violeta jatuh ke lantai.
Victor membuka matanya lebar-lebar dan sangat marah melihat ada seorang pria tidak berpakaian dengan hanya boxer hitam sedang berbaring di kasur milik Violeta.
"Jadi, dia orangnya?" tanya Victor berapi-api.
Nate yang sadar seorang pria memergoki mereka pun, pada akhirnya bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Violeta yang jatuh ke lantai.
"Apa yang kamu lakukan pada Violeta?" tanya Nate geram, sembari menolong Violeta.
Sementara Violeta kini menitikkan air mata. Dia kecewa pada dirinya sendiri, bukan menyesali semua yang sudah ia lakukan pada Nate. Dia seharusnya mengakhiri hubungan dengan Victor sejak lama sebelum memulai hubungan rahasia dengan Nate. Itu akan jauh lebih baik dari apapun.
"Kamu bajingan!"
Victor menghajar Nate tanpa ampun, sementara karena Nate tidak menyangka gerakan itu, ia tidak memiliki kesempatan melawan saat Victor menghajar wajahnya habis-habisan.
"Stop, Victor! Kamu tidak harus melakukan ini padanya! Kita sudah putus!"
Violeta mencoba melerai, tetapi Victor tidak peduli. Dia bahkan membiarkan Violeta terjatuh ke lantai lagi karena ingin memukul Nate habis-habisan. Nate tidak terima Victor mendorong Violeta, sehingga ia pun mengeluarkan lebih banyak tenaga untuk membalas pukulan Victor. Sampai ia bisa mengendalikan perkelahian. Nate mendominasi perkelahian itu.
Pertengkaran sengit tidak terhindarkan. Violeta tetap berusaha melerai keduanya, sampai wanita itu berhasil melakukannya. Dia memeluk tangan Nate agar berhenti memukuli Victor. Pemandangan itu membuat Victor semakin sakit hati.
"Kamu mengkhianatiku demi bocah tengik itu, Violeta? Apa yang bisa dia lakukan untukmu?" tanya Victor kecewa.
Usia Victor sekarang sudah 34 tahun, sementara Violeta 30 tahun. Nate jelas terlihat lebih muda. Lelaki itu tahun ini akan berusia 25 tahun. Bagi Victor, Nate masih bocah yang tidak bisa berpikir dewasa.
Nate tidak terima dikatakan bocah. Dia ingin memukuli Victor, tetapi Violeta menghalanginya. Kalau bukan karena Violeta, mungkin Nate sudah menghajar brutal ke arah Victor. Nate ingat betulbagaimana Violeta bercerita kalau Victor mengkhianati Violeta berkali-kali. Itulah sebabnya ia ikut tersulut emosi.
"Dia menyayangiku lebih dari apapun," jawab Violeta tulus.
Victor tertawa. "Menyayangimu? Apa yang bisa dia beri untukmu? Dia cemas hanya karyawan biasa yang miskin. Aku yakin dia hanya menjadikanmu pelampiasan nafsu. Kamu terlalu polos, Vio!"
Setiap kali Victor bicara, Nate selalu ingin marah. Membuat Victor semakin semangat untuk menghina lelaki itu. Violeta tidak mau ada pertengkaran, sehingga dia menyarankan Nate untuk meninggalkan kamar kos itu. Nate seharusnya bisa berpikir jernih.
"Aku tidak akan pergi dari kamar ini! Jika pun aku harus pergi. Aku harus memastikan kamu memakai baju terlebih dahulu!" tegas Nate.
"Lihatlah, Vio! Dia benar-benar bocah! Kamu meninggalkan aku demi dia?" Victor tertawa.
"Diam, kau!"
"Nate, Sudah! Aku akan pakai baju sekarang."
Violeta bergegas menuju lemari pakaiannya. Nate bangkit dan mencarikan baju yang ia rasa tidak mudah dibuka oleh Victor. Nate mengambil satu kemeja dengan kain tebal dan juga celana levis panjang. Violeta pasrah dan tidak berkomentar.
"Sangat mudah merobek celana seperti itu, apalagi baju seperti itu." Victor sengaja memancing amarah Nate Karen sudah mengetahui kelemahan pria itu.
"Nate! Jangan dengarkan dia! Dia tidak akan melakukan apapun. Aku hanya akan bicara beberapa menit padanya lalu mengusirnya. Tunggulah aku di kamarmu. Setelah mengakhiri semuanya dengan Victor maka aku akan kembali padamu dan mengatakan sesuatu."
Nate frustrasi karena harus meninggalkan Victor dan Violeta berdua. Namun, ia tidak akan terlihat seperti bocah di depan Victor. Dia percaya Violeta tidak akan melakukan pengkhianatan terhadap dirinya. Nate meninggalkan kamar Violeta dan kembali ke kamarnya untuk menenangkan diri. Nate berharap hubungan Violeta dan Victor malam ini benar-benar akan berakhir. Seharusnya hubungan mereka sudah berakhir saja. Itu jauh lebih baik dari apapun.
Jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Pria Dingin
General FictionNate hanyalah pria kesepian. Lelaki dingin yang tidak pernah dekat dengan siapapun. Namun malam itu, gairah mengubah hidupnya secara perlahan-lahan. Nate mengikuti nafsunya dan bercinta dengan atasannya, Violeta. Violeta sendiri memiliki hubungan y...