***
Ruang CCTV ada di lantai satu. Nate terlihat cemas karena takut ketahuan. Ini satu-satunya pekerjaan yang diandalkan olehnya. Jika ia ketahuan berbuat asusila di kantor, dia bisa saja dipecat atau lebih parahnya lagi akan masuk penjara.
"Jangan takut. Mengapa kamu sangat ketakutan, Nate?"
Nate agak kebingungan karena Violeta terlihat santai saja. Padahal dia seharusnya panik. Ini menyangkut nama baik Violeta. Kalau video mereka tersebar atau semacamnya. Itu justru membuat citra Violeta jelek di mata publik.
"Ini tentang masa depan kita, Vio. Bagaimana kamu sangat santai? Apa kamu tidak takut video kita berdua tersebar?" Nate akhirnya menanyakan itu.
Violeta tertawa. "Itu bagus dan kita berdua akan menjadi artis p0rno. Kamu tahu, Nate. Adegan tadi itu sangat profesional."
Mata Nate membelalak. Bagaimana Violeta terlihat begitu nakal di matanya? Nate ingin sekali melampiaskan gairahnya lagi ketika mendapati Violeta mengungkapkan kalimat-kalimat sensual.
"Serius?"
"Bercanda, Nate! Astaga. Aku pasti akan menangis kalau video kita beredar."
"Lalu kenapa kamu terlihat sangat santai?" Nate penasaran.
"Aku rasa, CCTV tidak menjangkau kita berdua. Kita hanya perlu mengeceknya dulu."
Violeta melangkahkan kakinya semakin cepat, dan Nate mendadak menyentuh tangan wanita itu. Violeta tidak mengatakan sesuatu, tetapi ada senyuman yang tercetak di wajah cantiknya.
Mereka sampai di ruang CCTV dalam hitungan menit. Tidak ada satu orang pun di sana sehingga mereka bisa mencari-cari video mereka. Rekaman masih berlangsung. Jadi, Violeta hanya perlu menghentikan rekaman yang ada di gudang dan merekam ulang untuk hari ini.
"Apa kita berdua terekam CCTV, Violeta?"
Nate bertugas mengawasi apakah pihak keamanan akan masuk ke ruang CCTV atau tidak.
"Ya. Kamu mau menontonnya dulu?" goda Violeta.
"Astaga! Kamu sama sekali tidak takut ketahuan?"
Violeta mengangguk. Tak hanya bicara, dia pun memutar video mereka saat bercinta di gudang. Violeta menertawakan ekspresi mereka yang sangat bergairah waktu itu. Apalagi ekspresi Nate.
"Kamu terlihat sangat nakal dalam video, Nate! Sangat berbeda dengan versi aslinya. Versi asli lebih imut," komentar Violeta.
Nate mengintip dirinya di video dan mendapati dirinya terlihat sangat nafsu. Ya ampun, Nate tidak percaya dia bisa menunjukkan ekspresi seperti itu.
"Ya. Tapi, bisakah kita berhenti menonton videonya dan menghapusnya sekarang? Kita harus pergi dari sini, Violeta." Jantung Nate semakin berdebar karena cemas mereka akan ketahuan.
"Tenang, Nate. Aku harus meng-copy file-nya dulu. Ini bisa jadi kenangan kita berdua di kantor."
Nate tidak tahu apakah itu ide bagus atau bukan. Namun, ia juga berharap bisa memiliki video mereka. Nate hanya dihantui rasa takut akan ketahuan.
"Baiklah. Kamu bisa melakukan itu."
Violeta segera menyalin file rekaman CCTV itu ke ponselnya. Kemudian menghapus file itu dari komputer keamanan kantor. Violeta hanya berharap komputer itu tidak memiliki aplikasi khusus untuk mengembalikan file yang terhapus. Agar mereka tidak terkena masalah.
Nate akhirnya bisa bernapas lega ketika ia dan Violeta berhasil menyingkirkan video rekaman mereka. Keduanya pun melangkah menuju kafetaria. Sebentar lagi jam makan siang. Namun keduanya memutuskan untuk ke kafetaria lebih awal.
"Kita harus merayakan ini. Mari kita beli es krim, Nate," ajak Violeta.
Ajakan itu disambut baik oleh Nate dengan berkata, "Ayo! Kita berhasil lolos dari tindakan nakal hari ini."
Lorong kantor terlihat sangat sepi, sehingga Violeta dan Nate bisa saling bergandengan tangan menuju kafetaria. Tidak akan ada yang curiga kalau mereka memiliki hubungan spesial.
***
"Apakah kamu tahu, Nate? Sebelum masuk ruangan CCTV, aku sudah mengirim pesan ke pusat keamanan kalau kita berdua akan ke ruangan CCTV untuk membantu pekerjaan mereka."
Akhirnya Violeta mengaku ke Nate mengenai alasan dia bersikap santai selama di ruangan CCTV. Dia mulai tergelak pelan saat Nate menajamkan tatapan matanya. Semestinya Violeta memberitahu Nate supaya Nate tidak cemas tadi.
"Apa? Kamu benar-benar sangat nakal, Violeta. Bisa-bisanya kamu melakukan itu!" Nate mengerang.
Violeta sangat bahagia melihat ekspresi Nate karena berhasil dibohongi itu. Violeta merasakan aura kemenangan dalam dirinya mendapati Nate seperti itu.
"Aku suka menipumu. Kamu benar-benar penakut, Nate."
"Tunggu saja, aku akan membalasnya nanti."
Nate menyeringai. Violeta tidak tahu rencana pria itu. Namun, dia ikut tertawa. Dia merasa sangat bahagia bisa berdamai dengan Nate lagi. Lalu melanjutkan rencana mereka yang sempat terganggu karena kemunculan Victor.
"Oh ya, Violeta. Aku mau minta maaf soal kemarin. Aku tidak bermaksud menyakitimu dengan menggambarkanmu sebagai perempuan murahan," kata Nate tulus.
Nate hanya tidak tahu kalau Violeta memberikan ruang spesial untuk dirinya. Secara tidak sadar, Violeta memperlakukan Nate begitu spesial. Jadi, tidak ada alasan bagi Nate untuk marah pada wanita itu.
"Tidak apa-apa, Nate. Aku sudah memaafkanmu dan tidak marah sedikit pun padamu."
Nate memandangi Violeta dengan tatapan lega. Lihatlah, Violeta bukanlah tipe wanita pendendam. Nate semakin memuja wanita itu. Dia semakin mengidolakan Violeta. Apakah masih ada wanita pengertian seperti Violeta? Nate ingin sekali memiliki istri seperti Violeta.
"Ngomong-ngomong, apakah aku mendengkur saat tidur tadi di pundakmu?"
Nate baru ingat kalau ia sempat tidur di pundak Violeta. Itu cukup memalukan baginya karena Krystal dan Ilham melihat itu secara jelas. Di saat mereka tidak tahu kalau Nate dan Violeta telah menjalin hubungan rahasia.
"Ya. Kamu mendengkur dan juga sesekali mengeluarkan liur," kata Violeta.
Nate membuka mulutnya lebar, dan menggosok lehernya karena malu. Lihatlah, dia sudah membuat dirinya malu di hadapan wanita yang ia idolakan.
"Kalau begitu, maafkan aku karena melakukan itu."
"Tidak apa-apa, Nate. Lagipula aku sudah sering menelan ludahmu kan? Itu bukan masalah besar."
Nate memberikan tatapan berbinar. Sikap terbuka Violeta membuat Nate selalu semangat. Violeta selalu bisa membuatnya bergairah hanya karena hal-hal kecil yang dikatakan olehnya. Betapa bersyukurnya Nate memiliki kesempatan menjalin hubungan spesial diam-diam dengan Violeta.
"Hei, Nate! Ternyata kamu di sini!"
Teriakan seseorang harus mengakhiri obrolan Violeta dan Nate. Tak jauh dari mereka sudah berdiri Ilham dan Krystal yang juga ingin makan di kafetaria. Nate mengambil napas tidak senang karena kebersamaannya dengan Violeta diganggu oleh mereka.
Kalau saja, Nate mengajak Violeta makan di tempat lain. Mungkin mereka bisa makan bersama lebih lama. Jika ada Krystal dan Ilham, maka Nate harus pura-pura berbicara sangat hormat kepada Violeta. Kini memanggil Violeta dengan Bu, sudah tidak menyenangkan lagi bagi Nate.
"Apa yang kau lakukan dengan Bu Violeta berdua, Nate?" tanya Krystal agak curiga. Bagaimanapun laki-laki dan perempuan jika sudah bersama dalam satu waktu, berarti ada sesuatu dengan itu.
"Kami akan makan, apa lagi?" tanya Nate berusaha bersikap santai. Walaupun sebenarnya hati sudah berdegup seakan hati itu akan meledak.
"Benar juga."
Krystal dan Ilham duduk di kursi kosong dekat Violeta dan Nate, kemudian memesan makanan mereka.
Jangan lupa vote.
Instagram: Erwingg__
Facebook: Erwing Birman
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Pria Dingin
Ficção GeralNate hanyalah pria kesepian. Lelaki dingin yang tidak pernah dekat dengan siapapun. Namun malam itu, gairah mengubah hidupnya secara perlahan-lahan. Nate mengikuti nafsunya dan bercinta dengan atasannya, Violeta. Violeta sendiri memiliki hubungan y...