***
"Bagaimana perkembangan kasus Krystal? Kapan dia dipenjara? Aku tidak sabar melihat dia masuk penjara," kata Ara sembari mencomot roti yang ada di atas meja.
Setelah pulang dari pasar malam semalam terjadi hujan lebat sehingga memaksa Ara untuk menginap di apartemen Violeta. Cuaca belakangan ini memang tidak menentu, kadang mendung, kadang panas. Itulah yang membuat beberapa rencana beberapa berubah tak menentu. Begitu pun dengan Ara.
"Entahlah. Semua masih proses. Aku harap dia tidak lari lagi dari kesalahannya."
Violeta mengambil duduk di samping Ara, dan ikut mengambil roti untuk dijadikan sebagai sarapannya. Violeta masih sibuk mengolesi selai stroberi di atas rotinya saat ia menyadari Ara mengamati dirinya dengan tatapan serius. Tatapan yang tidak biasanya ditunjukkan oleh Ara kepadanya.
"Ada apa?" tanya Violeta penasaran.
Ara menggosok lehernya ragu. Membuat Violeta semakin penasaran dengan tatapan sahabatnya. Pasti ada sesuatu yang terjadi. Oleh karena itu, Violeta mendesak Ara untuk bicara. Sampai pada akhirnya Ara menyerah dan mengungkapkan isi kepalanya.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi semalam saat kamu tidur. Dan jika aku katakan kamu mungkin tidak akan percaya," ujar Ara.
Perkataan itu membuat Violeta semakin tidak mengerti. Apa yang sebenarnya Ara pikirkan tentangnya?
"Memangnya aku kenapa?" Violeta mulai terlihat tidak nyaman. Perasaan gelisah semakin menghantui dirinya.
"Ada sesuatu yang terjadi semalam. Kamu memanggil nama Nate dengan nada yang manja dan erotis saat kamu tertidur. Apa kamu bermimpi melakukan hubungan intim bersama Nate?" tanya Ara.
Memang semalam mereka tidur dalam satu kasur. Saking lelahnya mereka berbaring begitu saja. Tak disangka, Ara sempat bangun tengah malam karena Violeta mengerang dan memanggil nama Nate seolah sedang bermimpi bercumbu dengan pria itu.
"Tidak! Ti... dak. Apa yang kamu pikirkan? Aku tidak akan memimpikan Nate!" tegas Violeta.
Wajah Violeta terlihat tegang. Dia menghentikan kegiatannya dan mengambil air minum. Setelah meneguk satu gelas air, Violeta melihat ke arah Ara kembali. Namun rasanya ia masih dehidrasi. Satu tegukan air mineral ia ambil kembali.
"Aku tidak bermimpi tentang Nate!" tegasnya.
Ara memperhatikan Violeta dengan saksama. Dia berusaha mengerti apa yang sedang Violeta pikirkan semalam. Jika benar Violeta memimpikan Nate, maka itu sangat mengejutkan. Mengingat Violeta selalu menyangkal dirinya akan kembali pada Nate lagi.
Violeta selalu bilang tidak ada niat kembali pada Nate. Lalu apa yang terjadi dengan mimpi semalam itu?
"Aku mendengar desahanmu dengan jelas, Vio. Aku tidak terlalu paham, tapi kurasa kamu masih memiliki gairah terhadap Nate. Entahlah."
Ara tidak pernah mendukung Violeta kembali bersama Nate. Jadi, Ara terlihat kecewa dengan apa yang ia saksikan semalam. Walaupun hanya dalam mimpi, rasanya Ara tidak setuju jika Violeta dan Nate bersama. Akan ada banyak hati yang mungkin terluka jika mereka bersama. Seharusnya itu tidak terjadi.
"Tidak mungkin. Nate sudah banyak menyakitiku. Jadi aku tidak memiliki sedikit pun gairah padanya."
Violeta terus mengelak tuduhan yang dilayangkan oleh Ara padanya. Meskipun begitu pipi Violeta memerah tanpa alasan. Entah itu karena mengingat momen dalam mimpi bersama Nate ataukah karena ia sedang marah Ara membicarakan tentang Nate.
Ara tercenung sesaat. Dia masih mencoba memahami apa yang diinginkan sahabatnya, dan ia merasa kalau pilihan Violeta tidak bagus. Seharusnya Violeta memilih sebuah pilihan yang baik untuk kehidupan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Pria Dingin
General FictionNate hanyalah pria kesepian. Lelaki dingin yang tidak pernah dekat dengan siapapun. Namun malam itu, gairah mengubah hidupnya secara perlahan-lahan. Nate mengikuti nafsunya dan bercinta dengan atasannya, Violeta. Violeta sendiri memiliki hubungan y...