***
"Apa kamu sudah memeriksakan rambutku dan rambut ko jahat itu? Apakah rambut kami cocok?" tanya Nataleta pada Maria.
Sehari yang lalu Nataleta memberikan Maria potongan rambutnya dan juga potongan rambut Nate yang sempat Nataleta ambil secara diam-diam.
Nataleta ingin mencari tahu kebenaran yang tidak ia ketahui.
"Itu...."
Maria tidak yakin apakah ia harus mengatakannya, pasalnya setelah ke rumah sakit menanyakan prosedur tes DNA.
Ternyata tes DNA itu sangat mahal. Dan juga tidak sembarangan diambil.
"Kenapa?"
Maria menghela napas panjang dan melanjutkan, "Tes DNA ternyata tidak semudah itu. Biayanya mahal, dan untuk melakukan tes DNA harus dokter yang langsung mengambil rambut paman antar dan rambutmu."
"Kenapa harus dibuat susah! Tinggal periksa saja langsung selesai kok. Pakai uang banyak bagaimana, mereka cuma tinggal periksa!"
Nataleta sulit menerima penjelasan Maria. Baginya tes DNA bukan hal sulit, hanya dibuat rumit saja oleh pihak rumah sakit.
"Bagaimana kalau aku saja yang bicara dengan dokternya? Dia pasti akan mengerti kalau aku yang jelaskan!"
"Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya tapi ini cukup sulit untuk kita lakukan."
Nataleta merasa murung. Lalu dia mengambil ponsel dan melihat-lihat foto dirinya bersama orang tuanya.
Nataleta masih bertanya-tanya mengapa paman tampan bernama Nate itu selalu ingin dipanggil ayah. Nataleta berusaha keras memahami hal itu.
"Kau tidak apa-apa?"
"Ya," kata Nataleta murung.
"Kamu terdengar sedih. Apa kamu memikirkan sesuatu?"
Maria menoleh ke layar ponsel yang menunjukkan Nataleta, Violeta, dan Victor. Foto itu seperti foto keluarga idaman.
Pasti akan mengejutkan jika ternyata kenyataan tidak seperti yang diharapkan. Nataleta pasti akan sangat sedih jika kenyataan tidak sesuai harapannya.
"Sebenarnya aku takut kalau ternyata papaku adalah paman jahat itu. Paman itu tidak sayang padaku. Dia pasti akan memarahiku setiap hari. Paman itu suka marah-marah."
Nataleta sangat sulit menerima kehadiran Nate setelah apa yang pernah Nate lakukan padanya.
"Aku ingin buktikan kalau paman jahat itu bukan ayahku."
Nataleta merenung dan bicara dua menit kemudian.
"Tapi... Wajah paman itu mirip dengan wajahku. Orang-orang mengatakan itu. Bukankah anak akan memiliki wajah yang mirip dengan orang tuanya?"
Maria pernah berbisik pada Nataleta bahwa Nate sangat mirip dengan anak itu. Nadya juga mengatakan hal yang sama. Tidak mungkin mereka memiliki kemiripan kalau tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Semua itu tidak kebetulan.
"Itu cukup benar, tapi...," Maria memperhatikan Nataleta dan melanjutkan, "tidakkah paman itu sudah cukup baik padamu belakangan ini? Dia sering memberimu hadiah, bukan? Kurasa paman itu menyayangimu."
Nataleta terkejut dengan ucapan Maria. Namun di saat bersamaan menyadari sesuatu. Perkataan Maria memang ada benarnya.
Terakhir kali Nataleta membuat onar di rumah Nate, tetapi Nate sama sekali tidak marah padanya. Bahkan Nate malah bersikap lembut terhadap Nataleta.
Nate tidak sekejam biasanya. Bahkan mulai bersikap lembut dari waktu ke waktu.
"Aku masih belum mengerti sikap paman jahat itu. Aku hanya ingat kalau dia jahat padaku dan Mommy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Pria Dingin
General FictionNate hanyalah pria kesepian. Lelaki dingin yang tidak pernah dekat dengan siapapun. Namun malam itu, gairah mengubah hidupnya secara perlahan-lahan. Nate mengikuti nafsunya dan bercinta dengan atasannya, Violeta. Violeta sendiri memiliki hubungan y...