***
"Nataleta!"
Violeta memeluk anaknya erat. Dia hampir kehilangan putrinya karena sibuk menelepon. Beruntungnya pihak bandara mengumumkan keberadaan Nataleta. Saat mendengarkan pengumuman itu, Violeta langsung ke sumber suara. Terlambat sedikit saja, Violeta bisa kehilangan putrinya.
"Mommy? Kenapa Mommy menangis?"
"Mommy takut kehilangan kamu, Nak. Kamulah satu-satunya harta yang paling berharga yang Mommy miliki."
Violeta mendekap semakin erat memeluk putrinya. Setiap ibu akan melakukan hal yang sama untuk melindungi putri mereka. Sama halnya dengan Violeta.
"Aku tidak akan meninggalkan Mommy," bisik Nataleta.
Violeta tersenyum, memandangi Nataleta penuh cinta. Setiap kali memandangi anak itu, ia selalu teringat dengan momen indah bersama seseorang yang berharga di dalam hidupnya.
"Ya, Sayang. Kita tidak akan pernah terpisahkan. Mommy berjanji akan terus menjagamu."
Violeta menggenggam tangan Nataleta, menaiki taksi bandara lalu pulang ke apartemen yang sudah ia sewa. Berkat bantuan teman lamanya, Violeta bisa memesan apartemen itu. Harganya tidak terlalu mahal, karena Violeta hendak menghemat pengeluaran. Berpisah dengan Victor sangat sulit baginya. Bahkan ia belum memberitahu Nataleta kalau mereka sudah bercerai.
"Oh ya, Mommy. Aku bertemu paman yang tampan tadi. Dia membantuku menemukan Mommy!" ungkap Nataleta seiring mobil taksi sudah berjalan menuju apartemen mereka.
"Benarkah? Siapa nama paman tampan, Sayang? Mommy harus berterima kasih kepadanya."
Sayang sekali Violeta tidak bertemu dengan pria itu. Dia berutang terima kasih kepada lelaki itu. Harusnya Nataleta menahan orang itu.
"Dia tidak memberitahuku, Mommy. Apa kita harus kembali ke bandara dan menanyakan namanya? Mommy harus berterima kasih padanya."
Violeta melihat ke arah bandara yang perlahan menjauh. Dia akan membuang waktu jika harus memutar balik. Jadi, ia berusaha membuat Nataleta mengerti.
"Biarkan Mommy yang mengurusnya. Mari kita pulang saja dulu. Nataleta butuh istirahat, bukan?"
Nataleta mengangguk. Mereka baru saja melakukan perjalanan panjang. Mereka perlu beristirahat. Teman baik Violeta sudah menunggu di apartemen baru untuk memberikan kunci apartemen.
Perjalanan menuju apartemen terasa cukup singkat. Tak terasa mereka sudah sampai di apartemen baru mereka. Violeta menghubungi temannya, untuk segera turun ke lobi menjemput. Teman baik Violeta pun sepakat dan turun menjemputnya.
Violeta kesusahan mengangkut kopernya karena harus menggendong Nataleta yang tertidur. Belum lagi tiga koper yang harus ia bawa. Violeta melihat sekeliling dan menemukan ada gadis muda cantik yang ternyata menyadari Violeta kesusahan. Gadis itu berjalan pada Violeta dan menawarkan bantuan.
"Bisa aku bantu, Mbak? Kayaknya Mbak kesusahan," kata wanita muda itu.
"Maaf merepotkan."
Violeta benar-benar tidak enak. Apalagi wanita itu orang yang baru pertama ia temui. Ya, walaupun wajahnya agak familiar. Kecantikannya seperti pernah dilihat oleh Violeta.
"Mbak cantik namanya siapa? Mbak main aplikasi Tik tok? Sepertinya saya pernah lihat," kata Violeta.
Gadis muda itu tersenyum. "Iya, Mbak. Saya memang cukup dikenal di Tik tok. Nama saya Nadya. Mbak namanya siapa?" tanya Nadya.
Violeta tersenyum lebar. Benar dugaannya, gadis itu pasti pernah ia lihat waktu buka aplikasi Tik tok, untuk tontonan Nataleta.
"Vio," jawab Violeta.
Nadya mengangguk. Dia mulai mengamati wajah Nataleta yang terlelap dalam gendongan Violeta.
"Anaknya cantik, Mbak. Eh, tapi wajahnya kok agak mirip sama kakak saya. Maaf enggak ada maksud apa-apa. Tapi wajah dia beneran agak mirip. Hehehe."
Violeta memberikan tatapan heran dan tertawa kecil. "Mungkin wajah anak saya yang pasaran. Maklum ibunya enggak cantik-cantik amat."
Perkataan Violeta itu membuat Nadya melirik wajah Violeta. Wajah itu terlihat dewasa dan kecantikannya tetap awet. "Duh, Mbak. Kalau Mbak gak cantik, saya gimana bentukannya. Mbak Vio aja udah kayak bidadari begitu "
Nadya dan Violeta tertawa bersama-sama. Entah mengapa mereka begitu klop di pertemuan pertama mereka. "Oh iya, Nadya. Kalau boleh tahu kamu tinggal di apartemen ini juga?" tanya Violeta.
Akan lebih seru kalau ia sering bergaul dengan Nadya. Tampaknya mereka memiliki selera yang sama. Mereka cocok satu sama lain. Topik pembicaraan mereka sama.
"Enggak, Mbak. Saya lagi cari apartemen baru untuk kakak saya. Sebentar lagi istrinya lahiran. Kayaknya lebih enak kalau mereka tinggal di apartemen ini. Aku mau kasih surprise sama mereka."
Violeta menghentikan langkah dan memandang bangga ke arah Nadya. "Kamu pasti sayang banget sama kakak kamu. Boleh enggak saya minta nomor ponsel kamu. Pengen banget temenan sama seleb tik tok. Mana tahu Nataleta bisa tenar kayak kamu."
"Nama adeknya Nataleta? Mirip nama abang saya dong, Kak."
Nama itu agak mirip dengan nama kakak Nadya. Kakak Nadya bernama Nate. Bagaimana semua itu terasa begitu kebetulan? Nadya sangat terkejut.
"Oh ya? Nama abang kamu memangnya siapa?" tanya Violeta tak kalah girang. Mengapa mereka memiliki begitu banyak kesamaan.
"Namanya Nathan," jawab Nadya. "Nomor Mbak berapa biar aku save."
"085254xxxxxxx."
Nadya menyimpan nomor Violeta dan mengirim pesan kepada wanita itu agar Violeta nanti menyimpan nomornya juga.
"Itu temen saya. Makasih ya udah bawain koper saya. Kamu antarnya sampai sini aja, nanti temen saya yang bantu ke atas. Saya enggak enak kamu bawain sampai atas."
Violeta sangat bersyukur atas kebaikan yang diberikan oleh Nadya kepadanya hari ini. Bersyukur sekali ia bertemu banyak orang baik hari ini.
"Sebenarnya enggak apa-apa sih saya bawain sampai lantai atas, tapi berhubung mbak Vio enggak enak. Jadi saya anter sampai sini aja."
Perpisahan Nadya dan Violeta harus terjadi. Sayang sekali, tetapi memang keduanya harus berpisah sekarang. Sudah ada orang yang akan membantu Violeta membawa barang ke lantai atas.
"Lain kali saya hubungin kamu enggak apa-apa ya. Mana tahu kita bisa tetanggaan di sini." Violeta mengucapkan itu sebagai kalimat terakhirnya pada Nadya.
"Semoga beneran tetangga sama kakak saya biar saya makin rajin mampir ke sini."
Baik Nadya dan Violeta mengaminkan itu, sampai keduanya benar-benar berpisah.
"Makasih ya, Ra. Kamu sudah bantu temuin apartemen ini. Kalau enggak ada kamu, aku enggak tahu harus ngapain lagi."
Violeta berterima kasih kepada temannya yang bernama Ara. Jika tidak ada Ara mungkin Violeta harus kesulitan mencari tempat tinggal di hari pertamanya di Indonesia.
"Sama-sama. Jangan sungkan sama aku. Kalau ada butuh yang lainnya hubungin aku aja." Ara tersenyum sambil mendorong koper milik Violeta masuk ke dalam lift.
"Tadi itu siapa? Kayaknya akrab banget?" tanya Ara merujuk kepada Nadya yang sempat mengobrol dengan Violeta. Cukup disayangkan bahwa Ada belum sempat menyapa Nadya.
"Namanya Nadya. Katanya kakaknya mau pindah ke sini juga. Dia cantik loh. Seleb Tik tok." Violeta tersenyum memberitahu Ara.
"Iya, emang cantik. Jadi nanti tetanggaan sama seleb Tik tok ya."
Godaan itu membuat Violeta semringah. Dia mengaku senang mengenal Nadya, dan berharap bertemu lagi suatu hari nanti. Mungkin sebentar lagi mereka ada waktu bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Pria Dingin
Ficção GeralNate hanyalah pria kesepian. Lelaki dingin yang tidak pernah dekat dengan siapapun. Namun malam itu, gairah mengubah hidupnya secara perlahan-lahan. Nate mengikuti nafsunya dan bercinta dengan atasannya, Violeta. Violeta sendiri memiliki hubungan y...