Bab 20: Malam bergairah

5.5K 70 1
                                    

***

Tanpa menunggu Nate, Violeta langsung pulang ke kosan-nya saat urusannya di kantor selesai. Sementara Nate harus menyelesaikan beberapa pekerjaan lagi sebelum pulang. Nate agak sedih karena tidak bisa melihat wajah Violeta di menit terakhirnya di kantor, atau setidaknya Violeta menunggunya.

"Guys! Pekerjaanku sudah selesai. Maaf aku tidak bisa membantu kalian kali ini. Aku harus segera pulang," kata Nate mengumumkan.

Wajah Krystal cukup muram karena dia berharap Nate masih ada di kantor bersamanya. Dia kecewa karena Nate memilih pulang cepat.

"Tidak mengantar Krys pulang?" tanya Ilham.

Sejak tadi Ilham selalu menggoda Nate, membuat Nate merasa kurang nyaman. Dia tidak bisa terus-terusan membakar api cinta di hati Krystal. Nate hanya butuh waktu agar dia bisa memutuskan apakah ia bisa bersama Krystal pada akhirnya atau tidak.

"Maaf, Krys. Aku benar-benar buru-buru. Aku akan mengantarmu lain kali. Tidak apa-apa, 'kan?" tanya Nate penuh harap.

"Tidak apa-apa, Nate."

Krystal menjawab dengan gugup, dan itu cukup membuat Nate merasa bersalah. Sampai kapan ia harus menggantung perasaan Krystal? Ini tidak adil bagi wanita itu. Krystal seharusnya memiliki banyak pilihan pria di hidupnya. Mengapa harus Nate? Lelaki yang tidak pantas mendapatkan perhatian wanita itu.

"Nate... Bagaimana kamu bisa mendapatkan pacar kalau kamu begini," gumam Ilham dan Nate masih bisa mendengarnya.

Kalimat itu cukup memukul harga dirinya, tetapi ia mencoba tidak peduli. Nate menepuk bahu Ilham dan melanjutkan keputusannya pulang ke kosan. Dia tidak sabar menemui Violeta.

***

Tidak seperti biasanya, Violeta mengunci pintu kamar kosnya. Biasanya kamar wanita itu. Dengan langkah ragu, Nate berjalan mendekati kamar kos wanita itu. Dia mengetuk pintu kamar Violeta dan memanggil nama wanita itu.

Tak lama kemudian, Violeta membuka pintu. Wanita itu sudah mengganti pakaian dengan daster rumahan. Dia terlihat seperti ibu-ibu muda yang masih cantik dan segar. Nate kembali merasakan gairah melihat wanita itu.

"Nate!" sapa Violeta sedikit dingin.

"Kau pulang lebih awal dan aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu. Apa kau baik-baik saja?"

Nate hanya tidak mau Violeta memikirkan terlalu banyak masalah sampai wanita itu sakit kepala atau semacamnya. Nate ingin tahu segala hal yang dirasakan wanita itu.

"Aku baik-baik saja."

Jawaban Violeta terlalu singkat dan cenderung malas. Nate tahu ada yang salah dengan wanita itu. Dia bisa merasakan itu, dan tidak mau sikap Violeta berubah padanya.

"Dengar, Violeta!"

Nate masuk ke dalam kamar wanita itu dan duduk di sudut ranjang wanita itu.

"Aku sangat menghargai kesepakatan kita berdua. Jadi aku tidak akan macam-macam dengan perempuan lain selama kita bersama. Jadi, jika kamu terbebani akan Krystal maka akan aku tegaskan kalau untuk saat ini aku tidak peduli padanya. Aku hanya ingin fokus pada kesepakatan kita berdua."

Nate menjelaskan semuanya agar Violeta tidak lagi memikirkan hal tidak-tidak tentangnya, sampai membuat wanita itu bad mood. Nate tidak pernah mengharapkan perubahan sikap wanita itu.

"Di dalam kesepakatan itu, kamu bisa memiliki pacar." Violeta mengingatkan.

"Tapi aku tidak mau memiliki pacar dulu. Aku mau fokus dengan kamu," ujar Nate.

Violeta merasa tersentuh akan keputusan Nate. Artinya Nate memiliki prinsip yang sangat bagus sebagai pria. Violeta mengapresiasi bagaimana pria itu teguh pada sesuatu.

Violeta dan Nate tidak saling bicara lagi karena keduanya saling memandangi satu sama lain. Jantung keduanya berdebar hebat. Nate mengharapkan Violeta menciumnya, dan wanita itu benar-benar melakukan itu.

Nate dan Violeta berciuman dengan semangat. Sebuah ciuman yang bergairah. Nate sampai meraba area sensitif milik Violeta karena ingin melanjutkan sesi percintaan mereka lebih lanjut. Nate sangat menginginkan Violeta.

"Kau bernafsu lagi, Nate!" goda Violeta.

"Selama wanita itu adalah kamu maka aku akan selalu bernafsu. Aku tidak bisa menahannya. Mari kita lakukan itu sekarang," bisik Nate.

Violeta mengangguk. Dia antusias membuka kancing baju Nate, lalu menjilati bibir, leher dan dada Nate. Saat Violeta melakukan itu, Nate mendesah nikmat memanggil nama Violeta dan menyemangatinya. Bagian bawah Nate mengeras karena sentuhan demi sentuhan sensual dari Violeta.

Keduanya sudah akan melanjutkan ke sesi berikutnya. Namun, sayang sekali karena pintu kamar mereka diketuk.

"Violeta! Kamu di dalam?"

Itu suara perempuan. Ibu kos datang mengecek rumah kos. Sialan! Nate mengutuk pelan karena harus menunda kegiatan intimnya bersama Violeta.

"Iya, Bu. Sebentar!" teriak Violeta.

"Sembunyi di bawah ranjang, Nate," bisik Violeta dan segera mendorong tubuh Nate yang sudah bertelanjang dada, masuk bawah kasur.

"Sial! Mengapa dia harus datang sekarang," keluh Nate yang terpaksa harus bersembunyi.

Setelah Nate bersembunyi, Violeta merapikan penampilannya dan membuka pintu kamar kosnya.

"Kamu bersama seseorang Violeta?" tanya ibu kosnya.

"Tidak ada, Bu. Saya hanya sendiri."

Mengapa hari ini sangat menjengkelkan? Video CCTV di gudang menjadi masalah di kantor, Nate yang dekat dengan Krystal, lalu sekarang ibu kos datang tiba-tiba ke rumah kos mereka.

"Benar, Vio? Karena tadi ibu sempat mendengar ada desahan dari dalam kamarmu."

Violeta mengusap lehernya karena malu. Ini kesalahan fatal, bagaimana bisa mereka mendesah sampai didengarkan oleh orang di luar kamar.

"Itu... Maaf, Bu. Saya tidak sengaja menonton film biru. Lain kali saya akan kecilkan volumenya," jawab Violeta mengarang.

Sang ibu kos agak kaget, tetapi masih memaklumi. Violeta adalah wanita dewasa. Tentu saja akan merasakan nafsu beberapa kali, dan pelampiasan terakhir hanyalah menonton film panas.

"Oh, ya. Memang harus seperti itu. Boleh saya mengecek di kamarmu? Betulkah tidak ada orang di dalam?"

"Silakan, Bu."

Ibu kos pun masuk ke kamar Violeta dan melihat-lihat kondisi kamar itu. Sekilas memang tidak terlihat siapa-siapa di kamar itu. Violeta merasa lega karena ibu kosnya tidak mengintip di bawah kasur.

"Sebenarnya Vio. Ibu sama sekali tidak masalah jika kamu membawa seseorang ke kamarmu. Asalkan tidak mengganggu penghuni kamar lain. Itu saja."

"Saya usahakan tidak akan mengganggu penghuni kamar lain lagi."

Ibu kos Violeta banyak sekali bicara dan Violeta ingin sekali menendangnya keluar dari kamar segera. Ibu kosnya bahkan menceritakan masa muda-nya. Sementara Violeta harus mendengarkan dan membuat percakapan.

"Baiklah, Bu."

Violeta sengaja tidak merespon terlalu panjang lebar karena ingin segera ibu kosnya pergi. Benar saja, dalam hitungan menit berikutnya, ibu kos Violeta akhirnya pergi.

Violeta langsung mengecek keadaan Nate di bawah ranjang. Ekspresi Nate begitu gusar. Seperti pakaian yang tidak disetrika. Violeta lalu mengunci pintu. Menyalakan TV dengan volume yang cukup keras. Lalu Violeta dan Nate bercinta untuk kesekian kali. Ini akan menjadi salah satu malam indah mereka. Nate tidak akan menyia-nyiakan setiap malam bergairah yang ia dapatkan dari Violeta.

Jangan lupa vote.

Gairah Pria DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang