Bab 61: Hero

777 51 1
                                    

***

Sebagai seorang ibu, Violeta merasa perlu melakukan lebih banyak waktu untuk bersenang-senang dengan Nataleta. Oleh karena itu, ia mengajak Nataleta bermain-main ke pasar malam untuk kedua kali. Mereka menghabiskan malam itu dengan cara mencoba banyak aneka permainan.

Nataleta naik kuda-kudaan seperti biasanya. Mainan yang disukai anak itu. Wajah Nataleta terlihat begitu ceria. Senyum lebar ia tampilkan sebagai wujud dari kebahagiaan dirinya.

Perkembangan psikis anak itu pun sudah membaik. Dia mulai membiasakan diri tenang saat naik mobil. Violeta mengalihkan perhatiannya pada gadget saat anak itu mobil melaju.

"Mommy akan memotretmu!" seru Violeta sembari merogoh saku kardigan yang dipakainya. Sekadar mengambil ponsel di dalam sana.

"Baiklah. Ambil foto yang banyak! Foto yang bagus, Mommy!"

"Baiklah."

Nataleta mengangkat dua jari miliknya, memiringkan kepalanya lalu menunjukkan gigi putihnya. Violeta sangat bangga melihat putrinya.

Kebahagiaan dirinya sederhana, hanya dengan melihat Nataleta saja sudah berhasil membuat Violeta merasa bahwa semua kesulitan yang datang padanya tidak ada artinya sama sekali. Semuanya terbayar lewat kesenangan Nataleta.

"Nataleta mau coba permainan apa lagi? Tante akan temani Nataleta main," ujar Ara dengan senyum simpul di wajahnya.

"Bagaimana dengan main trampolin?" tanya Nataleta. Ara menoleh ke tempat trampolin berada lalu mengangguk setuju. "Ya. Permainan itu seru juga."

Sementara Violeta sibuk mendokumentasikan malam menyenangkan mereka. Dia masih merekam suasana di sana ketika ia menoleh ke belakang dan mendapati Nate berdiri tak jauh dari mereka.

Ada mimik ceria di wajah Nate saat melihat Nataleta. Sama seperti Violeta, Nate merasakan kebahagiaan yang sama. Mungkinkah Nate berubah menjadi sosok ayah yang baik?

"Mommy tidak mau ikut?" tanya Nataleta dengan polos.

"Mommy mau ke kamar kecil sebentar. Kamu main sama tante Ara dulu."

Violeta berpikir kalau ia perlu menemui Nate terlebih dahulu. Mungkin menyapa pria itu. Mereka adalah orang tua kandung Nataleta sehingga mereka perlu lebih banyak berkomunikasi demi anak mereka.

"Baiklah, Mommy. Kalau sudah dari kamar kecil. Mommy langsung menyusul kami, Oke?"

Nataleta bertanya lagi, sehingga Violeta memberikan anggukan kepala dan memastikan dirinya akan bergabung bersama putrinya. Setelah itu barulah Nataleta bersedia pergi bermain trampolin bersama Ara.

Violeta membalikkan badan dan melangkah ke arah Nate. Tampak Nate gelisah karena ketahuan mengamati mereka dari kejauhan. Apalagi Violeta menunjukkan ekspresi tidak senang.

Tanpa basa-basi Violeta berbicara pada Nate.

"Kamu mengikuti kami diam-diam," kata Violeta sambil melipat tangan di depan dada.

"Maaf, Vio. Aku tidak bermaksud menakutimu dengan menguntit kamu dan Nataleta. Aku hanya ingin memastikan kalian baik-baik saja," ujar Nate.

"Kami baik-baik saja, Nate. Kami bisa menjaga diri sendiri."

Violeta mungkin tidak paham ilmu bela diri. Akan tetapi ia masih bisa menjaga dirinya. Terlebih ada Ara di sampingnya. Ara cukup pandai ilmu bela diri dan bisa diandalkan.

"Bukankah kamu seharusnya menjaga Alexavier, putramu. Dia jauh lebih membutuhkan perhatian darimu."

Nate membenarkan dengan anggukan kepala. "Benar. Tapi... Aku akan pulang setelah mengetahui keadaan kamu dan Nataleta baik-baik saja. Aku tidak bisa tidur nyenyak sementara kita tidak tahu apa yang akan Krys lakukan padamu. Jika terjadi sesuatu pada kalian maka otomatis itu adalah salahku. Aku membuat kalian berdua dalam bahaya."

Gairah Pria DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang