5. Syarat Alaric

4.9K 701 32
                                    


_______

"Aku sangat mencintai Alea, Om. Berat sekali sebenarnya menerima perjodohan ini. Lebih baik aku nggak menikah seumur hidupku daripada melihat kesedihan Alea. Om bayangkan kami sudah berpacaran sekian tahun,"

"Mana yang lebih berat. Kamu nggak menikah, lalu semuanya menghilang begitu saja. Mamipapimu tidak main-main lagi sekarang. Mereka sudah menahan kekecewaan selama bertahun-tahun,"

"Apa aku boleh membuat peraturan. Aku tidak mau memenuhi keinginan calon istriku..., hm..."

"Bercinta?"

Alaric mengangguk lemah. "Aku nggak mau tidur dengannya..." ucapnya menggeleng.

Alvaro tertawa kecil. Dia amati wajah Alaric. Dia tahu sebenarnya Alaric sudah lelah dengan sikap keluarganya yang tidak menyetujui hubungannya dengan Alea, sampai pada akhirnya dia jenuh mendekatkan Alea kepada mamipapinya.

Kembali terlintas di benak Alaric saat Alea menangis di depannya bercerita bahwa dia diabaikan Manda dan kakak iparnya, Grace, ketika berkunjung ke rumah Grace di kawasan elit Tangerang Selatan. Alea mengatakan bahwa dirinya sudah berusaha tersenyum dan mengajak mereka berbicara, akan tetapi mereka malah tersenyum sinis dan tidak mengacuhkannya. Yang mengesalkan Alaric, saat dia tanyakan ke Manda, Manda malah mengatakan sebaliknya. Justru Alea yang sibuk main ponsel waktu berkunjung di rumah Grace. Manda malah bilang Alea enggan bermain dengan ketiga anak Grace meskipun mereka mengajaknya bermain. Tentu Alaric tidak mempercayai Manda dan lebih mempercayai Alea. Sejak itu dia tidak mau lagi menawarkan Alea bertemu dengan Manda. Lagipula Alea enggan melakukannya.

"Aku juga tidak ingin satu kamar dengannya..."

Alvaro mendengus tertawa.

"Terserah. Yang penting adalah kamu menikah. Nanti Om akan sampaikan ke Rania. Dia tidak akan mengganggu privasimu..." tanggap Alvaro meyakinkan.

"Aku ingin pernikahanku sederhana saja..."

_____

***

Setelah drama panjang menjelang pernikahan, akhirnya Damian mau menuruti usul Alaric agar pernikahan diselenggarakan secara sederhana saja dan sedikit orang yang menghadirinya. Padahal Damian sudah mempersiapkan pergelaran mewah untuk pernikahan anak keduanya tersebut. Tapi Alaric menolak dengan alasan dia tidak mau terlalu mengumbar kebahagiaan, dia ingin keluarganya menimbang perasaan Alea, perempuan yang sudah dia pacari bertahun-tahun, yang pasti perasaannya terluka jika melihat kemewahan pernikahannya.

Akhirnya berkat bujukan Alvaro, Damian mau berdamai dengan hatinya, yaitu menyanggupi permintaan Alaric tersebut.

"Tenang, Demi. Ikuti apa maunya. Yang penting Rania dan Alaric menikah secara resmi dan sah di mata hukum negara dan agama. Itu tidak bisa diganggu gugat. Seandainya terjadi perceraian pun, Alaric yang rugi," ujar Alvaro mengingatkan Damian akan perjanjian yang sudah dibuat antara Damian sendiri dengan Alaric bahwa jika Alaric menceraikan Rania, Alaric tidak akan dianggap sebagai bagian dari keluarga besar Rubiantara dan Poernama. Hak-haknya akan diserahkan ke manajemen perusahaan.

_____

Akhirnya Damian melibatkan kerabat-kerabat penting yang berhubungan sangat dekat dengannya saja, keluarga Alvaro dan keluarga besannya, Nikolaus. Dia juga tidak menyebarkan undangan secara luas ke keluarga besarnya yang sebagian besar tinggal di Singapore, Amerika, Pekalongan, dan Banjarmasin. Dia penuhi permintaan Alaric, meskipun di dalam hatinya dia pendam kekecewaan mendalam.

Pernikahan pun dilaksanakan di salah satu rumah Alvaro yang ada di kota Bandung.

Rania sama sekali tidak mempermasalahkan pernikahannya yang tidak seperti pernikahan-pernikahan indah dan mewah yang pernah dia lihat. Meski sangat sederhana, Rania sangat puas.

Cinta RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang