9. Kaget Alaric

4.5K 754 42
                                    

_____

Alaric yang baru saja menukar pakaiannya dengan pakaian tidurnya, bergegas melangkah menuju jendela kamarnya ketika mendengar suara-suara dari luar rumahnya. Dia singkap tirai jendela ingin mengetahui sumber suara tersebut. Dilihatnya Rania sedang memindahkan motor kecilnya menuju garasi. Dia terlihat menolak bantuan Pak Jono dan ingin memindahkan motornya sendiri.

Alaric menutup kembali tirai jendela kamarnya sambil menutupi kancing-kancing piyamanya yang masih terbuka.

Entah kenapa Alaric tiba-tiba merasa gamang. Sepertinya akan ada drama panjang dalam beberapa hari ke depan. Hampir setiap hari Alea selalu menyinggung Rania dan menekan perasaannya.

***

_______

Sudah berhari-hari Bu Narti tidak memperhatikan gerak gerik Rania. Pagi ini dia ingin sekali menghampiri istri majikannya tersebut. Kata Pak Jono Rania sebenarnya sangatlah cantik dan baik dalam kesehariannya. Apalagi kalo sudah akan berangkat mengajar di pagi hari. Pak Jono bilang penampilan rapi Rania sangat cantik dengan pakaian yang modis-modis dan kasual. Senyum dan sapa Rania bagai vitamin dalam hidupnya. Suara Rania bak nyanyian indah di pagi hari di telinga Pak Jono. Sampai Pak Jono bilang, kalo belum punya istri, lebih baik dia saja yang membahagiakan Rania, daripada disia-siakan Alaric. Ah, ada-ada saja Pak Jono.

Bu Narti setengah terkejut melihat penampilan Rania pagi ini. Wajah Rania dipoles make up tipis sehingga terlihat segar, pakaiannya sangat sopan meski bercelana jins. Motif bunga-bunga pink di bajunya dipadu kerudung broken white. Tak dapat dia pungkiri kekaguman dalam hatinya saat melihat wajah Rania dari dekat.

Rania juga setengah kaget melihat wajah bingung Bu Narti. Mata Bu Narti seperti menginvestigasi seluruh tubuhnya.

"Aku pamit, Bu. Mau ngajar..." ucap Rania seramah mungkin. Dia kepit erat helmnya di bawah ketiak kirinya sambil menenteng sepasang sniker putihnya.

Bu Narti mencebik melihat Rania yang melangkah di hadapannya.

"Kenapa mau kawin sama Pak Alaric? Ngincer hartanya ya?" desis Bu Narti yang tiba-tiba berubah sinis.

Rania menghentikan langkahnya. Dia tatap wajah Bu Narti lamat-lamat. Dia menduga pertanyaan Bu Narti tidak sungguh-sungguh, seperti ada yang membimbingnya. Menurut Rania, Bu Narti sebenarnya baik dan bekerja sangat professional di rumah Alaric. Terbukti rumah Alaric yang selalu bersih dan rapi. Rania tidak mempedulikan sikap jutek Bu Narti saat berhadapan dengannya.

"Nggak, Bu," jawab Rania pelan. Pertanyaan yang sangat menyakitkan perasaannya. Namun Rania berusaha untuk tidak menggubrisnya. Dia tidak ingin awal harinya terganggu dan membuat suasana hatinya rusak. Dengan cepat dia melangkah menuju pintu depan tanpa mengacuhkan Bu Narti.

Bu Narti tampak cepat-cepat melangkah menuju dapur setelah memastikan Rania sudah berada di luar rumah.

Rania duduk di atas tangga teras rumah. Dia hendak mengikat tali sepatunya.

"Ke mana kamu?"

Sebuah suara mengagetkan Rania dari arah belakangnya.

Rania menoleh ke belakang. Cepat-cepat dia menyelesaikan ikatan tali sepatunya, lalu berdiri dan menghadap suaminya yang ternyata berdiri di belakangnya.

Alaric tampak sudah gagah dan rapi dengan pakaian kerjanya.

"Oh. Maaf, Mas. Aku ngajar di sekolah alternatif. Maaf, aku lupa izin..., hm..., aku nggak mau ganggu Mas..." jawab Rania sambil berusaha menghindar menatap wajah Alaric. Dia terlihat sangat cemas.

Alaric menghela napas pendek. Dia tatap motor kecil Rania yang sudah terparkir di dekat pagar rumah.

"Setiap hari?" tanya Alaric lagi.

Cinta RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang