11. Celoteh Grace

4.6K 751 65
                                    

­­­­_____

Rania terkagum-kagum melihat isi rumah Grace Anastasia Loudin yang sangat mewah dan rapi tertata. Grace adalah istri dari kakak Alaric yang bernama Nevan Abiseka Gardapati. Nevan sendiri berprofesi sebagai dokter sekaligus direktur Rumah Sakit milik keluarga besar Rubiantara. Mereka sudah memiliki tiga anak, si kembar Austin dan Aaron yang berusia lima tahun dan Sydney, tiga tahun.

Rania senang melihat keceriaan di rumah besar berlantai dua dengan pekarangan luas di sekelilingnya. Sepertinya kakak Alaric ini memiliki kehidupan yang berbanding terbalik dari Alaric sendiri. Kehidupan yang sangat sempurna, memiliki tempat tinggal super nyaman dan mewah, istri yang cantik, cekatan dan ramah, serta tiga anak yang lucu dan pintar. Rumah mewah itu benar-benar hidup.

Yang paling mengesankan Rania adalah cerita Greta tentang uniknya kehidupan Grace. Grace memiliki saudara kembar yang tinggal di Melbourne. Grace sendiri adalah cucu pemilik perusahaan keuangan kenamaan yang bernama Akhyar, di mana Akhyar memiliki anak kembar sepasang. Grace sendiri memiliki anak kembar. Sungguh luar biasa.

"Jadi dari kakek, anak, cucu, dan cicit selalu ada yang kembar?" decak Rania kagum. Pasti menyenangkan sekali memiliki saudara kembar.

"Iya. Unik kan?"

Rania menggeleng dengan mata membulat takjub.

Saat mengesankan lainnya bagi Rania adalah ketika mengamati Grace memerintahkan anak-anaknya agar bersikap sopan dan tidak berebut mainan. Meskipun ada tiga pengasuh yang menjaga anak-anaknya, Grace tampaknya tetap serius mengawasi mereka.

"Kayaknya dia fine-fine aja ya, Gre? Bisa 'hidup' sama Alaric," decak Grace setelah berhasil menenangkan anak-anaknya yang sebelumnya terlibat perkelahian kecil.

Rania yang merasa disinggung Grace tersenyum simpul.

"Kan udah biasa, Mbak. Udah sering ditinggal kewong...," balas Greta santai.

"Ya ampun, cantik-cantik begini disia-siain...," decak Grace sambil melirik Rania.

"Kira-kira aku kurang apa ya, Mbak?" tanya Rania dengan nada bercanda.

"Kurang peka!" jawab Grace cuek.

Bukannya tersinggung, Rania malah tertawa kecil menyadari kenaifannya.

"Sama kurang pinter, Mbak. Udah tau Alaric gitu, masih juga iya-iyain Papa..." decak Greta yang menyesalkan perbuatan papanya yang telah menjodohkan Rania dengan pria brengsek yang bernama Alaric.

"Yah..., namanya cinta, Greta. Kamu mah karena belum pernah pacaran aja, jadi nggak pernah ngerasain cinta. Kalo udah cinta emang begitu, sering irrasional,"

Greta mencibir. Dia memang belum pernah menjalin hubungan dengan pria manapun meski usianya sudah menginjak dua puluh empat. Kata papanya sebaiknya jangan pacaran, sering sakit hati dan lelah pikiran. Setelah melihat persoalan yang dihadapi Rania, Greta bertambah yakin untuk tidak pacaran apalagi menikah.

"Jadi ceritanya kamu tidur di kamar yang terpisah selama ini?" tanya Grace ke Rania.

"Iya, Mbak. Tapi seneng kok, dia ngebebasin aku bekerja," jawab Rania. Dia tampak masih berusaha menutupi kehidupan rumah tangganya.

"Masih perawan dong?"

Rania mengangguk tertawa.

"Ih. Rugi banget Alaric. Disodorin yang masih legit-legit begini malah milih yang udah benyek," omel Grace cuek.

Greta terbahak mendengarnya. "Sakit nggak sih pas malam pertama, Mbak?" tanyanya.

"Kok malah kamu yang nanya. Rania dong yang nanya,"

Cinta RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang