8. Si Bodoh Rania

4.2K 691 53
                                    

Bibir Bu Narti mencebik, matanya melirik sinis saat melihat Rania yang hampir setiap hari pulang ke rumah membawa barang-barang baru untuk keperluan kamarnya. Rania memutuskan untuk tidak mengganggu kegiatan Bu Narti ataupun merepotkannya. Hampir semua yang dia butuhkan sudah terbeli olehnya, dari kasur busa yang lebih tebal, lemari pakaian berbahan plastik yang baru, alat-alat makan dan minum, pemasak nasi dan dispenser air minum. Kamar Rania juga jauh lebih bersih. Dinding kamar dia alas dengan wallpaper murah dan gampang dibersihkan kembali. Kamar mandi juga tidak berkerak lagi.

Bagaimana Rania mau menegur Bu Narti, pernah dia ingin menggunakan mesin cuci yang ada di ruang laundry, lalu menanyakan Bu Narti bagaimana cara menggunakannya, Bu Narti marah-marah dan mewanti-wanti Rania untuk tidak menggunakan mesin cuci tersebut karena khawatir akan rusak. Akhirnya Rania mencuci baju-bajunya dengan tangan dan menjemurnya di depan kamarnya. Mau mencuci di laundry, Rania ragu akan kebersihannya. Rania enggan membayangkan pakaiannya bercampur dengan pakaian orang yang tidak dia kenal. Cukup beresiko, meskipun harganya tidak terlalu mahal.

Tidak sampai di situ, Bu Narti juga memarahi Rania menjemur pakaian di luar kamarnya dengan alasan mengganggu keindahan rumah. Padahal Rania menjemurnya di luar kamar yang menghadap ke samping luar dan bukan bagian depan rumah. Rania memutar otak, akhirnya dia memutuskan untuk menjemur pakaian di dalam kamarnya di posisi dekat jendela kamar. Sinar matahari siang cukup panas menembus kamarnya. Lagipula dia tidak lama berada di kamarnya. Hampir seharian dia menghabiskan waktu di luar, mengajar dan mengurus anak-anak jalanan yang membutuhkan bimbingannya.

Bu Narti juga melarang Rania meletakkan motor scoopynya di dalam garasi. Padahal Pak Jono menyuruhnya meletakkan motornya di dalam garasi saja, khawatir cat motor akan rusak jika diparkir di luar rumah. Rania pun lagi-lagi menuruti keinginan Bu Narti. Motornya dia parkirkan di bagian depan rumah.

Rania enggan berdebat. Dia sebenarnya tahu kedudukan Bu Narti sebagai ART. Tidak seharusnya dia bersikap arogan kepadanya. Tapi Rania malah senang dengan keadaannya sekarang. Hidpnya pun tidak bergantung kepada Bu Narti, karena dia sudah memiliki kehidupan sendiri tanpa mengganggu kegiatan Bu Narti. Dia merasa memiliki kebebasan.

"Kalo saya tanya, Mbak. Jawabnya ngajar. Nggak tau ngajarnya di mana..., kalo kata Pak Jono dia tuh ngajar anak-anak kumuh gitu,"

"Ih. Kok mau ya?"

"Orangnya kuno. Masa nggak tau buka kulkas, nggak tau masak di kompor, nggak tau apa-apa. Itu orang udik, Mbak. Aku baru kali ini liat orang yang ketakutan kalo liat barang-barang canggih. Hahaha...,"

"Masa sih?"

"Iya. Duh. Pokoknya Mbak Alea mah jauh ke mana-mana dibanding dia. Orangnya dungu, nggak cantik-cantik amat, ndesoooo,"

Terdengar deheman dari ujung sana.

"Hehe. Maaf, Mbak Alea. Maaf kalo saya banding-bandingkan. Maksud saya tuh yah..., Mbak Alea nggak tertandingi...,"

Bu Narti memperbaiki letak ponselnya di dekat telinganya. Suatu sore Alea menghubunginya dan menanyakan perihal keberadaan Rania di rumah Alaric selama dirinya berada di Lombok bersama Alaric.

"Pokoknya jangan kasih dia pake dapur, Bu Nar. Jangan sampe dia masakin buat Pak Alaric atau buat minuman untuk Pak Alaric. Takutnya guna-guna. Pokoknya jangan kasih kesempatan melayani Pak Alaric,"

"Tenang, Mbak. Dia nggak bisa make peralatan di rumah ini. Dia aja beli barang-barang sendiri untuk keperluan dia sendiri. Sudah saya larang pake alat-alat rumah. Yah..., barang-barang yang dia beli yang nggak canggih gitu. Dispensernya saja yang biasa aja. Di rumahku di kampung mah aku punya tiga," decak Bu Narti sombong.

Terdengar tawa ejek dari Alea.

"Kok Pak Alaric mau-maunya kawin sama dia...,"

"Yah. Kan Bu Narti tau kalo aku selalu dibenci sama keluarga Pak Alaric. Nah..., itu liat akibat terlalu membenciku kan? Anaknya jadi bingung dan malah menikah sama perempuan kampungan,"

Cinta RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang