Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!
Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.
*******
Awan yang cerah, matahari yang sudah lebih dulu menampakkan wujud menandakan bahwa Senin pagi ini banyak manusia yang akan sibuk dengan urusannya masing-masing.
"Tuhan menciptakan hari Senin untuk menghukum kita atas semua hal yang telah kita lakukan selama akhir pekan," kata Johan setiap kali dia merasa bahwa terlalu berat melaksanakan kesibukkan di hari Senin.
Pagi ini, Natta benar-benar menarik napas panjang melihat kelakuan Jay yang sibuk mencari dasinya yang entah dimana keberadaannya. Sudah lebih dari 20 menit dia memperhatikan Jay mondar-mandir mencari dasinya itu.
"Jay, sudah ditungguin sama Cessa itu dibawah, nanti kalian bisa telat!" Natta pun bersuara memperingatkan adiknya untuk segera berangkat ke Sekolah.
"Sebentar Bang, dasi aku belum ketemu," ucap Jay.
"Memangnya kemarin kamu taruh dimana?" tanya Natta.
"Ya kalau aku ingat, aku nggak bakalan riweh kayak sekarang, Bang," gerutu si bungsu.
Iyah juga ya, goblok banget pertanyaan gua. Batin Natta dalam hatinya, mempertanyakan suatu pertanyaan yang tidak masuk akal. Menutupi kebodohannya Natta bertanya kembali, "Emangnya lo nggak punya dasi lagi apa?"
Jay menghembuskan napasnya secara kasar, "Kalau aku punya dua, aku udah berangkat ke Sekolah dari tadi, Bang. Dah ah! Nggak usah banyak tanya kalau nggak mau bantuin!"
Natta hanya diam mengutuk kebodohannya yang terjadi dua kali pada pagi ini. Tanpa bertanya kembali diamencoba membantu mencari dasi milik Jay.
"Bunda lihat nggak ya kira-kira?" ucap Jay sambil berlari mencari Bunda di dapur. "Bun, lihat dasi Jay nggak?" tanya Jay pada Bunda.
"Ada di belakang pintu kamarmu, kemarin Bunda lihat ngegantung disana."
"Nggak ada Bun, tadi udah aku cari disana."
Tidak lama Bunda merdecak dan beranjak pergi ke kamar Jay. Ternyata benar dasinya ada di belakang pintu kamar Jay. Namun kenapa barusan Jay bilang tidak ada. Memang hal ini sering terjadi pada semua anak di muka Bumi ini.
"Makanya kalau cari tuh pakai mata Jayvario Malik Narendra! Jangan teriak-teriak doang bisanya!" Bunda yang gemas sendiri melihat kelakuan Jay.
Mendengar teko listrik berbunyi membuat Bunda buru-buru kembali ke dapur. Terlihat dari wajah Bunda yang sebenarnya masih ingin memarahi Jay yang mencari barang tidak teliti.
"Sumpah Bang tadi aku cari nggak ada," ucap Jay meyakinkan Natta.
"Yaudah mending lo cepat berangkat daripada telat, udah ditungguin juga sama Cessa dibawah."
Katanya ini merupakan minggu terakhir si kembar sekolah, karena akan ada libur semester.
"Yaudah aku mau berangkat, mau ke Bunda pamitan dulu."
"Hati-hati," ucap Natta saat Jay tidak lupa untuk mencium tangan Natta sebelumberangkat ke sekolah. Lalu tak lama Natta menuju ruang tengah untuk bergabungdengan yang lainnya.
Bunda selalu mengajari untuk lebih menghormati yang lebih tua dari hal yang sederhana yaitu mencium tangan orang tua sebelum berpergian, menundukan badan jika lewat, membiasakan Tri Magic Worl yaitu kata tolong, maaf dan terima kasih dalam situasi apapun. Sederhana, namun banyak anak muda yang sudah melupakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/307610857-288-k198476.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnattan dan Ceritanya | Na Jaemin
Novela JuvenilSaat kita lahir ada banyak sekali cerita di Bumi, salah satunya tentang hadirku. Tentang betapa Tuhan menciptakanku dengan begitu layak. Perihal Bumi itu perihal jiwa, salah satunya aku. Tentang hadirku membawa kebahagian dan juga membawa cerita sed...