Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!
Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.
*******
Jika rumah saja tak bisa ku jadikan
Tempat untuk pulang,
Lalu kemana aku harus pergi?
*******
Suara adzan subuh berkumandang membangunkan Natta yang baru saja terlelap. Semalam banyak hal yang tidak berhenti dia pikirkan membuat dia harus terjaga hingga larut malam, hal yang sering terjadi ini pun dia anggap sebagai sebuah penyakit, penyakit begadang. Natta baru saja bisa tidur sekitar pukul 2 malam. Tidak lupa juga segelas kopi menemani malamnya yang rumit.
Natta jadi teringat pesan dari Bang Mahen, "Apa yang kamu lakukan pasti ada konsekuensinya." Begitulah Natta yang suka minum kopi dan berujung susah tidur.
Pagi ini pukul 04.40 WIB Natta bangun dari tidur dan bergegas mengambil air wudhu lalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Setelah selesai melipat sajadah dan kain sarung, dia segera ke bawah membantu Bunda menyiapkan sarapan untuk orang rumah. Natta menuruni satu persatu anak tangga lalu menuju ke dapur, Natta sudah bisa melihat di sudut ruang rumah, terdapat Bunda yang sedang menyiapkan bahan makanan untuk membuat sarapan.
"Ih rajin sekali Bundaharaku ini," ucap Natta jail kepada Bunda. Dia mengecup singkat pipi sebelah kanan Bunda, bagi Natta menjahili Bunda merupakan rutinitas yang wajib dia lakukan setiap hari.
"Ishh kamu ini, sudah sholat, Bang?" Bunda memastikan kembali anak kelimanya ini sudah menjalankan ibadahnya dengan tepat waktu.
"Udah dong Bunda negaraku tercinta."
Bunda memicingkan mata, "Beneran?"
"Ya Allah, beneran udah sholat aku."
Bunda mengangguk, fokus nya kembali pada bahan masakan.
"Hari ini kita masak apa, Bun?" tanya Natta.
Natta bertanya sambil melihat bahan masakan yang di keluarkan Bunda dari dalam kulkas. Sepertinya hari ini Bunda akan memasak sayur asam, sambal terasi dan ikan asin. Kalau boleh jujur Natta paling malas kalau Bunda memasak ikan asin di pagi hari, karna baunya akan semerbak sampai kerumah tetanggapun tercium bau nya.
"Bunda mau masak sayur asem aja, Bang, sama ikan asin."
Tentu saja tebakan Natta benar bahwa Bunda akan memasak ikan asin pagi ini. Tidak butuh waktu lama Natta langsung membantu Bunda memasak. Dari mengupas bawang merah, bawang putih dan memetik cabai. Bunda bagian masak nasi dan ngulek sambal.
"Bun ini ikan asinnya udah di rendem lama kan?" tanya Natta.
"Udah."
"Berarti tinggal goreng nih, ya?"
"Iya tinggal kamu goreng. Pelan-pelan masukinnya takut kamu nanti kena cipratan minyak," ucap Bunda memperingati Natta.
Natta mengangguk, "Tenang Bun, anak Bunda ini udah alih dalam masak-memasak."
"Siapa dulu yang ngajarin?"
"Bundahara tercinta dan tercantik paling the best deh," puji Natta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnattan dan Ceritanya | Na Jaemin
Novela JuvenilSaat kita lahir ada banyak sekali cerita di Bumi, salah satunya tentang hadirku. Tentang betapa Tuhan menciptakanku dengan begitu layak. Perihal Bumi itu perihal jiwa, salah satunya aku. Tentang hadirku membawa kebahagian dan juga membawa cerita sed...