Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!
Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.
*******
Saat ini Johan berdiri tepat di depan pintu kamar Natta. Johan sadar bahwa pada malam itu tidak seharusnya dia memperkukuh keadaan menjadi lebih berantakan. Niat dia berdiri di depan pintu Natta ialah untuk meminta maaf.
Johan sedikit lama berdiri disana, perasaan gundah tiba-tiba muncul, dia takut bahwa setelah ini Natta menjadi lebih pendiam dari biasanya.
"Lo ngapain berdiri disini?"
Johan memundurkan langkahnya, sedikit terkejut bahwa sang pemilik kamar sekarang berdiri tepat di hadapannya, "Soal yang waktu itu, hhmm, gua minta maaa---" Belum sempat selesai ucapan Johan, Natta sudah merangkul pundak laki-laki itu dan berjalan menuju tangga rumahnya.
"Bang, ada bakso malang di depan Indoapril depan gang, baru buka rame banget, beli yuk." Ajak Natta kepada Johan. Menurut Natta kejadian pada malam itu bukanlah salah siapapun, maka dari itu Natta memilih melupakannya, tidak ada yang perlu meminta maaf ataupun memaafkan.
"Indoapril?"
"Indomaret, beli yok!"
"Ayok!" Johan seakan lupa niatnya baru saja untuk meminta maaf dan tergantikan oleh bakso malang.
Mereka berdua berjalan menuruni tangga, wajah Johan sangat bahagia. Satu mangkok bakso malang sudah memenuhi pikirannya. Baksonya yang lembut, pangsit gorengnya yang renyah, siomay yang kenyal, tahu baksonya yang enak disiram kuahnya yang segar ditambah dengan tiga sendok sambal dan sedikit saus. Membayangkannya saja sudah membuat Johan buru-buru untuk mengambil kunci motor di atas meja.
Saat Johan sudah mengambil kunci motor, Johan teringat sesuatu, "Bentar," ucap Johan yang seketika membuat langkah mereka terhenti.
"Emangnya lo ada uang?" tanya Johan kepada Natta.
"Kagak."
"Lo kan ada penghasilan dari endorse buku."
"Ya bagaimana ya, itu mau gua pakai semisal uang semesteran besok kurang, gua bisa make uang itu dulu." Alasan yang masuk akal yang membuat Johan percaya.
"Terus gimana kita mau beli?" Johan sudah siap untuk meninju lengan Natta.
"Lah gua kira lo yang bayarin."
"Lo ngarepin apaan dari seorang pengangguran?" ucap Johan dramatis.
"Makanya kerja, jangan jadi beban terus," ucap Natta enteng, membuat yang disindir menatapnya tajam, "Bercanda." Natta mengangkat kedua jarinya dan sedikit menjauhkan diri untuk sewaktu-waktu dia bisa menghindari jika terjadinya baku hantam dengan Johan.
Johan melihat ke arah ruang tamu, semua sedang berkumpul walau pada sibuk dengan urusannya masing-masing. Terlihat Hairis yang sedang memetik gitar dan menyanyikan lagu sedih yang sekarang lagi trending dimana-mana, Bapak sama Bunda yang sedang membahas bahan-bahan makanan yang naik karena menuju akhir tahun, Cessa yang sangat serius menonton pertandingan basket favorite-nya, Mas Rey yang masih sibuk berkutik dengan laptopnya entah pekerjaan apalagi yang dia kerjakan sampai dibawa kerumah dan si bungsu yang asik dengan makanan ringan yang dia makan. Seketika ide Johan muncul saat melihat Jay, bagaimana caranya dia harus memakan bakso malang hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnattan dan Ceritanya | Na Jaemin
JugendliteraturSaat kita lahir ada banyak sekali cerita di Bumi, salah satunya tentang hadirku. Tentang betapa Tuhan menciptakanku dengan begitu layak. Perihal Bumi itu perihal jiwa, salah satunya aku. Tentang hadirku membawa kebahagian dan juga membawa cerita sed...