Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!
Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.
*******
Seperti sore-sore pada biasanya, ruas jalan di depan tikungan kampus cukup ramai, mengingat hari ini merupakan hari kerja yang dimana jam rawan orang pada bekerja, kuliah, sekolah yang baru saja pulang kerumah. Ada sepasang pasutri berboncengan dengan anaknya yang besar duduk di depan dan si kecil di gendong oleh sang Ibu. Ada mahasiswa yang pulang bersama teman sebayanya. Ada anak sekolah yang mungkin saja baru pulang dan tidak menggunakan helm. Ada bapak-bapak yang duduk berboncengan dengan abang ojek online dan juga ada aku yang sekarang sedang berboncengan dengan Natta.
Setelah perihal semalam Natta menutup telepon sepihaknya membuatku pusing kepalang. Aku kira akan ada yang berbeda dengan hubungan kita hari ini, ternyata sama seperti hari-hari biasanya. Pengakuan ucapan Natta tadi malam, "Aku juga sayang kamu, Zel." memang hanya sebatas kata yang terucap begitu saja oleh Natta. Sebelumnya Natta memang tidak pernah membalas ucapanku ketika aku mengakui betapa aku menyayangi pemuda itu dan pasti akan di balasnya dengan senyuman. Tapi semalam berbeda, untuk pertama kalinya sejak dua tahun lamanya dia membalas pengakuanku. Apakah aku salah jika hari ini aku berharap ada yang berbeda dengan hubungan kita yang sudah sejauh ini?
"Mau mampir dulu nggak?" ajak Natta. Laki-laki itu bertanya di sela lampu merah.
"Kemana?" tanyaku agak sedikit berteriak di balik kaca helm, karena memang suaraku sedikit tidak terdengar jika berbicara di atas motor.
"Makan kue pancong lumer," katanya.
"Boleh, enak nggak?" tanyaku. Hal pertama yang akan aku tanyakan jika ketempat makan yang pertama kali akan aku kunjungi ialah rasanya. Aku bukannya pemilih soal makanan, hanya saja seperti ingin tahu terlebih dahulu bagaimana pendapat orang lain yang sudah berkunjung ke tempat itu sebelumnya. Biar sewaktu-waktu semisal rasanya kurang enak, aku tidak perlu susah untuk menerka bagaimana orang lain bisa datang kesini, toh memang semua rezeki sudah ada yang mengatur.
"Belum tau, kata Gara enak," ucap Natta. Setelah itu tidak ada pembicaraan yang kita lakukan. Natta yang sudah fokus kembali menyetir dan sesekali mengingat jalan yang diberi arahan oleh Gara melalui Google Maps, dilihat tempatnya tidak terlalu jauh untuk di datangi.
Aku kembali menatap satu-persatu gedung besar yang berada di pinggir jalan, biasanya aku akan memuja sesekali bangunan itu yang nampak niskala di mataku. Kadang aku berpikir bagaimana bisa manusia menciptakan bangunan sebagus itu, bagaimana bisa manusia merancang bangunan sekokoh itu, bagaimana bisa manusia membuat tempat untuk berteduh dari panas dan hujan sehebat itu. Tapi hari ini aku melihatnya seperti tidak tertarik sama sekali, rasanya aku ingin cepat kembali kerumah, namun aku sudah mengiyakan ajakan Natta untuk mampir di kue pancong lumer yang ingin dia datangi.
Suasana hatiku memang sudah hancur sejak tadi, ada teman sekelasku yang sesekali aku ceritakan mengenai Natta. Tidak banyak hanya sesekali jika dia bertanya mengenai hubunganku dengan Natta. Aku selalu bilang bahwa semua nya berjalan dengan baik, jadi minta tolong di doakan agar semuanya selalu diberi jawaban terbaik. Temanku meresponnya dengan baik, aku jadi merasa bahwa ceritaku ada yang mendengar selain Natta dan satu sahabatku. Namun siapa sangka, bahwa tadi di kamar mandi kampus aku tidak sengaja mendengar dia membicarakan aku dan Natta kepada perempuan lain yang tidak aku kenal. Katanya, "Azel makin lama makin nggak tau diri,ya. Cantik sih tapi sayang sukanya ngejar-ngejar cowo yang jelas nggak bisa nerima kehadirannya dia. Gua rasa nih ya, sih Natta itu cuma kasihan sama Azel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnattan dan Ceritanya | Na Jaemin
Novela JuvenilSaat kita lahir ada banyak sekali cerita di Bumi, salah satunya tentang hadirku. Tentang betapa Tuhan menciptakanku dengan begitu layak. Perihal Bumi itu perihal jiwa, salah satunya aku. Tentang hadirku membawa kebahagian dan juga membawa cerita sed...