31. Setiap Luka Akan Pulih

1.8K 209 14
                                    

Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.
*******

Tepat Jam 2 siang, Natta sampai di salah satu Coffee Shop yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya. Dari radius 1 meter Natta sudah bisa melihat Gara yang sudah sampai lebih dulu ketimbang dirinya, Gara duduk memunggungi arah pintu masuk yang membuat Gara tidak tahu jika Natta sudah sampai, Gara masih sibuk dengan laptop dan beberapa kertas yang sedang dia bolak-balik hanya sekedar untuk melihat kembali isi dari kertas tersebut. Natta menghampiri barista perempuan itu, memesan salah satu rasa kopi yang menjadi favorite Coffee Shop tersebut. Setelah menunggu sekiranya 5 menit pesanannya sudah siap untuk dia minum.

Sejujurnya Natta malas sekali ketika Gara menghubunginya untuk rapat membahas proker dari devisi himpunan yang bukan di pegang oleh Natta. Namun, bukan Gara namanya jika dia tidak merepotkan Natta di hari libur seperti ini. Dengan memakai kekuasaan Gara yang notabenya sebagai ketua himpunan membuat Natta secara terpaksa mengikuti kemauan dari sahabatnya itu.

"Udah lama?" Natta menepuk pelan punggung belakang Gara.

Gara sedikit tersentak, "Lama banget sih lo, kalau di suruh sama ketua tuh cepat!"

"Bacot! Masih mending gua kesini."

Gara terkekeh, jelas sekali wajah Natta yang menahan kekesalan, "Sorry Bro, gua masih rada bingung sama proker gabungan yang di lakukan sama divisi PSDM yang katanya mau kolaborasi sama HIMA Kebidanan."

"HIMA Kebidanan? Kok Hima kita bisa kolaborasi sama anak FIKKES?" tanya Natta penasaran, dia hanya bingung kenapa kolaborasi kali ini dengan fakultas lain. Apalagi dengan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keperawatan yang sangat berbanding jauh dengan Fakultas Bahasa.

"Soalnya kolaborasi kali ini ngarahnya ke pengabdian masyarakat, dimana nanti dari Hima kita yang bagian memberikan sedikit arahan dan tenaga, dari Hima Kebidanan bisa memberikan konsultasi mengenai kesehatan yang ada di daerah yang nantinya bakalan kita pilih untuk melakukan pengabdian masyarakat."

"Tapi kenapa harus dari HIMA cewe kita?" tanya Natta.

Gara sedikit tersenyum saat Natta mengucapkan cewe kita, Gara sedikit salah tingkah setelah mengingat kembali bahwa dirinya dan Natta memiliki kekasih yang juga sama-sama bersahabat dan satu jurusan kuliah. Seolah dunia membantu mereka untuk sama-sama bersama. Walaupun butuh waktu yang lama untuk Natta meyakinkan kembali bahkan berulang kali dengan perasaannya terhadap Azel.

Natta menyadari, bahwa ucapannya barusan membuat sahabatnya ini sedikit menertawakannya. Seolah Gara mengatakan, Bagaimana rasanya kemakan omongan sendiri?, dahulu dia pernah bilang ke Gara bahwa dia tidak akan menjalani hubungan dengan Azel sebelum lulus kuliah. Akan tetapi, jatuh cinta bukan suatu hal yang bisa di terka-terka olehnya kapan hati ini bisa di jatuhkan tepat kepada pemiliknya.

"Cewe kita?" ucap Gara mengulangi ucapan dari sahabatnya itu hanya untuk menjahilinya.

"Maksud gua, kenapa harus dari Prodi Kebidanan, bisa aja kita kolaborasi sama anak perawat atau anak gizi," kata Natta.

"Kenapa kita memutuskan sama bidan? Pertama karena di daerah pedesaan itu masih minim pengetahuan tentang kesehatan, terkhusus tentang pengetahuan Ibu hamil, Ibu melahirkan, Ibu nifas, gizi anak, KB maupun informasi mengenai Ibu dan anak lainnya. Lagi pula dari jurnal yang sempat gua baca bahwa angka kematian Ibu sama bayi masih tinggi di Indonesia. Jadi target proker kita bisa beda dari proker Hima tahun lalu. Kedua, karena ada CEWE KITA di Prodi Kebidanan yang bisa kita minta tolong tanpa pamrih," Gara sengaja menekan kan kata cewe kita hanya untuk membuat sahabatnya itu jengkel sekali lagi.

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang