Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!
Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.
*******
Malam ini semua berkumpul di ruang tamu. Suasana hangat sekaligus ceria terjadi di tengah-tengah keluarga ini. Sebuah ruangan dapat bercerita dan menciptakan memori indah. Sebuah obrolan dapat memberikan dukungan dan sebuah ketenangan.
Kali ini ada Bapak ikut berkumpul bersama tidak seperti biasanya. Bapak memiliki sifat yang pendiam dan tidak banyak ngomong tapi selalu membuat rasa hangat terjalin di antara anak-anaknya. Berbanding terbalik dengan Bunda yang hampir setiap saat tiada henti berbicara. Memang perbedaan yang membuat mereka berdua berjodoh.
"Pak, sebenernya aku sama Cessa itu beneran kembar apa nggak sih?" Jay bertanya ke Bapak mengenai identitas hidupnya, karena selama ini Jay meresa gundah jika di jahili Johan dan Hairis mengenai anak pungut.
"Menurut kamu gimana, kamu meragukan?"
"Nggak meragukan, cuma memastikan aku sama Cessa itu beneran kembar apa nggak. Soalnya kita nggak mirip."
"Kalian nggak mirip karena kalian kembar tidak identik. Bahkan yang kembar identiknya saja masih punya perbedaan. Kamu seharusnya bersyukur, lahir sebagai manusia langka di Bumi," jelas Bapak.
"Tapi Pak, kata Bang Johan aku anak pungut sebenernya," ucap Jay sambil menatap tajam ke arah Johan.
"Maksud lo apa bawa-bawa nama gua?"Johan membatin sambil mendelik ke arah Jay.
"Sudah berapa kali kamu di tipu sama abang mu itu, masih aja percaya." Bapak menghela napas melihat tingkah anak bungsunya itu yang selalu menjadi korban kejahilan abang-abangnya.
"Tapi, Pak!----" Hairis menyela perbincangan kali ini. Hairis memposisikan dirinya menghadap ke Bapak seolah-olah terjalin perdebatan antara mereka.
"Anak satu ini----," Hairis menunjuk Jay. "Benar-benar beda banget sama Cessa, Pak. Tadi sore aku ngajarin Jay naik motor sudahlah bensin aku habis, dia nya tetap nggak bisa. Perasaan dulu pas aku ngajarin Cessa sekali doang langsung bisa anaknya." Hairis berucap menggebu-gebu karena dirinya sudah tidak bisa menahan kekesalannya mengajarkan Jay mengendarai motor.
Tiba-tiba sore tadi Jay meminta tolong di ajarkan naik motor oleh Hairis. Jay meminta tolong agar dia juga bisa mengendarai motor seperti Cessa. Biasanya berangkat dan pulang sekolah hanya Cessa yang mengendarai dan Jay selalu menjadi penumpang di belakang. Jay hanya tidak enak saja dengan Cessa. Padahal Cessa tidak pernah mempermasalahkan hal itu.
"Bukan nggak bisa Bang, aku masih nggak seimbang saja," ucap Jay membela dirinya.
"Ya sama saja ya ,Bambang," Hairis ingin menabok Jay namun dia urungkan.
"Jay masih belajar Bang, bukan berarti nggak bisa----" ucap Bapak sambil mengelus punggung Jay menyemangati anak itu. "Namanya juga masih belajar ya harus pelan-pelan, kalau Cessa langsung bisa berarti emang Cessa ahli dalam hal itu dan Jay ahli dalam hal lainnya. Dan tugas kita yang sudah menyemangati yang belum bisa." Bapak memberikan arahan kepada Hairis bahwa memang semua yang kita lakukan tidak langsung bisa.
"Yaudah besok belajar lagi sama gua, Jay, mau nggak?" ajak Hairis lalu di balas anggukan oleh adiknya itu.
"Ini Mas Rey sama Natta belum pulang toh?" tanya Bapak saat sadar bahwa dua anak itu tidak ikut berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnattan dan Ceritanya | Na Jaemin
Teen FictionSaat kita lahir ada banyak sekali cerita di Bumi, salah satunya tentang hadirku. Tentang betapa Tuhan menciptakanku dengan begitu layak. Perihal Bumi itu perihal jiwa, salah satunya aku. Tentang hadirku membawa kebahagian dan juga membawa cerita sed...