Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!
Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.
*******
Dari semenjak Natta keluar aula, sebenarnya dia sadar jika banyak sekali pertanyaan yang akan dia dapatkan mengenai Sarah. Natta memang tampak biasa saja namun dia juga sedikit takut, takut jika Azel tidak bisa percaya penuh bahwa dia sudah benar-benar melupakan mantan pacarnya itu.
Tadi Gara dan Keyla sudah pamit pulang lebih dulu. Gara beralasan jika dia ada urusan lain, setelah dia memakan nasi box bagiannya, Gara langsung pamit.
"Bisa nggak kalau kita berhenti di danau Sunter sebentar?" tanya Natta. Sesaat, Natta menoleh ke arah samping melihat Azel yang berada di sampingnya.
"Bisa, mau ngapain?"
"Mau kesana aja duduk, kamu capek nggak? Kalau kamu capek kita langsung pulang aja," ucap Natta. Pandangan cowok itu beralih fokus pada jalanan.
"Enggak capek, kok," jawab Azel.
Natta tidak membalas apa-apa lagi setelahnya.
10 menit kemudian mereka sampai. Keduanya benar-benar berjalan menyusuri danau Sunter. Bergandengan tangan tanpa sungkan. Dan saat itu, Natta menyadari bahwa bagaimanapun dia, Azel tetap berada di sampingnya.
Hari sudah cukup gelap, walau di beberapa sudut warna jingga masih nampak kontras. Dia dan Azel cukup kelelahan hari ini. Untuk itu keduanya memilih duduk, untuk menikmati setidaknya satu botol air dan kencangnya angin menjelang malam. Tadi, sebelum meyusuri danau, Natta menyempatkan membeli air mineral, setidaknya untuk menambah cairan di dalam tubuh yang sudah terkuras banyak hari ini.
"Tebak! Apa yang beda dari aku hari ini?" tanya Azel. Gadis itu bertanya dengan nada lucu.
Natta terdiam, sebelumnya akhirnya dia tahu apa yang berbeda dari Azel. "Baju kamu, ini baju baru kan?" begitu kata Natta.
Azel mengangkat jempolnya ke arah wajah Natta. Tanda gadis itu bangga dengan jawaban yang diberikan oleh Natta. "Kok kamu tau?"
"Apasih aku yang nggak tau?"
"Halah ngomong sana sama kecebong," ucap Azel lalu menunjuk ke arah danau.
Keduanya pun tergelak bersama-sama. Tawa renyah yang cukup mengundang pasang mata untuk melihat keduanya. Bahkan tak jarang, beberapa di antara mereka menatap cukup intens.
Natta melihat pemandangan di sebrang sana. Terlihat bagaimana megah dan kokohnya Jakarta Internasional Stadium, sekaligus menunjukkan bahwa memang Jakarta selalu memiliki bangunan-bangunan megah sekaligus tinggi, juga Jakarta menghadirkan luka dan sekaligus penawarnya bagi banyak manusia.
"Nat?" panggil Azel.
Natta menoleh.
Gadis itu terlihat berpikir sejenak, tak lama dia menggeleng. "Nggak jadi deh," katanya.
Natta tahu, bahwa Azel ingin sekali bertanya mengenai Sarah dan dirinya. "Tadi aku ngobrol banyak sama Sarah. Dia juga jelasin kenapa dia ninggalin aku waktu itu. Dia juga bilang kalau ayahnya masih sakit kayak dulu. Dia nggak pernah nyesel buat ninggalin aku waktu dulu. Dia juga minta maaf sama aku atas semua yang dia lakuin ke aku waktu dulu," ungkap Natta. Pertemuan yang tidak sengaja memang mengundang banyak tanya bagi setiap manusia, namun dibeberapa kesempatan tidak semua orang mendapatkan pertemuan yang sebisa mungkin tidak terulang kembali, karena bagi yang tidak beruntung akan menimbulkan luka lama. Namun kita punya semesta yang tidak bisa kita atur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alnattan dan Ceritanya | Na Jaemin
Fiksi RemajaSaat kita lahir ada banyak sekali cerita di Bumi, salah satunya tentang hadirku. Tentang betapa Tuhan menciptakanku dengan begitu layak. Perihal Bumi itu perihal jiwa, salah satunya aku. Tentang hadirku membawa kebahagian dan juga membawa cerita sed...