[END]
Hanya kisah seorang presdir dan seorang tour guide yang sama-sama menolak akan arti kata cinta hingga mereka dipertemukan dalam sebuah ketidaksengajaan.
"Awalnya aku tidak percaya dengan cinta, tapi tidak setelah bertemu denganmu."
Tag: dram...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Dua... Anda masih diperbolehkan menghindar, Jeon sajangnim." Taehyung mengusap pipi Jungkook, membuat lelaki manis itu memejamkan matanya perlahan.
"Setelah ini, anda tidak bisa menghindar lagi, Jeon sajangnim..." tutur Taehyung lembut setengah berbisik. Ia kembali mengusap pipi Jungkook dan mendekatkan wajahnya. Akan tetapi saat kedua ujung mereka bersentuhan, Taehyung menghentikan gerakannya.
"Tiga..." ucapnya. Hening beberapa saat. Seharusnya Taehyung sudah mencium Jungkook tapi tak ada gerakan apapun dari Taehyung. Merasa di permainkan dan sedikit kesal, Jungkook membuka matanya.
"Sebenarnya kau berniat menciumku atau tidak? Jangan mempermainkanku lagi, Taehyung ssi! Atau aku akan benar-benar murka! Sekarang cium aku! Ini titah! Perintah!"
Jungkook menatap datar Taehyung, tatapannya tajam. Akan tetapi Taehyung tampak tersenyum bahagia. Ia bahkan menarik tubuhnya, kembali menciptakan jarak meski tak jauh. Ia menepuk pahanya perlahan, seraya menatap Jungkook. Tak paham maksud Taehyung, pria Kim itu mengangkat tubuh Jungkook hingga duduk di atas pangkuannya menghadap Taehyung. Itu artinya, Jungkook duduk dengan mengapit kedua paha Taehyung. Taehyung menatap hangat Jungkook, Jeon sajang kini menatapnya.
"Kau ingin aku menciummu? Itu artinya kau sudah tahu alasan mengapa kau mengejarku?"
"Tidak penting! Aku hitung sampai tiga. Jika kau tidak menciumku, aku akan melaporkanmu pada perusahaan tempatmu bekerja dengan tuduhan..." Jungkook menghentikan sejenak ucapannya, ia tampak memikirkan sesuatu. Taehyung masih menatapnya, dan Jungkook masih berada di pangkuan Taehyung. "Uhm...dengan tuduhan...uhm..."
"Mencium paksa di depan umum!" sahut Taehyung. Ia lalu mencium bibir Jungkook. Jungkook terkejut, membolakan matanya, namun, didetik berikutnya ia memejamkan kedua matanya perlahan seiring ia menikmati ciuman Taehyung.
Mereka bahkan tidak peduli bahwa mereka berada di tempat umum sekarang, masa bodoh. Toh, pemandangan seperti itu sudah sering mereka jumpai selama mereka berada di Vegas. Ciuman mereka kini berubah, jadi semakin memanas dan terburu. Bahkan Jungkook maupun Taehyung seakan enggan mengakhiri ciuman mereka.
Jungkook mengusap belakang kepala Taehyung, meremat surai pria Kim itu lalu menekan sedikit tengkuknya, ia ingin Taehyung memperdalam ciumannya. Taehyung pun makin merengkuh tubuh Jungkook, hingga menepis jarak dari keduanya. Taehyung melepaskan sejenak ciumannya, kedua dahi bahkan kedua ujung bangir mereka pun menempel. Jungkook sedikit terengah, Taehyung mengusap lembut bibir Jungkook yang mulai membengkak. Jungkook kembali menatapnya. Seolah tahu tatapan Jungkook, Taehyung pun kembali melumat bibir Jungkook, lalu menyusupkan lidahnya dalam rongga Jungkook untuk mengabsen sederetan gigi rata sajangnim bergigi kelinci itu.
Hingga lenguh pun terdengar pelan. Taehyung tersenyum tipis. Ia mengusap kulit punggung Jungkook, mengusapnya lembut lalu turun menyapa, meremat pantat Jungkook.
