[END]
Hanya kisah seorang presdir dan seorang tour guide yang sama-sama menolak akan arti kata cinta hingga mereka dipertemukan dalam sebuah ketidaksengajaan.
"Awalnya aku tidak percaya dengan cinta, tapi tidak setelah bertemu denganmu."
Tag: dram...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Yaaaa! Apa yang kau lakukan? Dan...cepat pakai bajumu!"
"Yang kulakukan?" Taehyung menjedakan ucapannya, ia duduk di tepian ranjang. "Sedang memberi kekasihku special service."
"Yaaaa!"
"Panggil aku daddy, baby. Seperti semalam kau memanggilku..." ucap Taehyung dengan smirknya. Jungkook menatapnya tajam. Tentu saja ia tidak percaya dengan apa yang pria Kim itu katakan padanya. "Kau lihat ini, ini, ini, lalu ini. Apa kau pikir aku bisa melakukannya?" Taehyung menunjukkan beberapa bekas merah di lehernya.
"Bohong, bohong! Kau pasti bohong, 'kan?" Jungkook mencoba bangkit dari tidurnya, akan tetapi ia langsung memegangi kepalanya, ia masih sedikit pusing. "Akh! Kepalaku sakit," keluhnya. Taehyung menghampiri Jungkook, ia memutar tubuhnya duduk di tepian ranjang di sisi Jungkook lalu menatap sajangnim manis itu lembut.
"Aku mencintaimu," celetuk Taehyung tiba-tiba. Mendengar ucapan Taehyung, Jungkook membolakan matanya lalu menarik selimutnya menutupi sebagian tubuhnya, ia menatap ranjang di bawah kakinya, dan melihat kemejanya di sana. "Aku mencintaimu, Jeon Jungkook. Apa mengeluarkan kata-kata ini sangat sulit bagimu?" Pria Kim itu kembali mendekatkan tubuhnya pada Jungkook, lalu tangannya bergerak naik mengusap pucuk kepala Jungkook.
Sejenak menghindar, namun akhirnya, Jungkook hanya diam saat Taehyung semakin lembut mengusap surai legamnya. Ia bahkan kembali menarik selimutnya hingga menutupi sebagian wajahnya. Jungkook pun menatap Taehyung, namun saat Taehyung menatapnya, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Taehyung tersenyum melihat tingkah Jungkook yang menurutnya sangat manis.
"Lain kali, jangan mabuk, hm? Bagaimana jika saat kau mabuk, ada seseorang yang menggodamu, baby? Untung semalam kau bersama staffmu, bagaimana kalau bukan mereka? Kau tahu, wajahmu saat mabuk itu sangat menggoda? Bagaimana kalau mereka membawamu? Apa kau tahu apa yang terjadi padaku saat tidak menemukanmu? Sesak, tidak bisa bernapas, kau tahu alasannya?"
"Aku bukan cenayang, tidak bisa membaca pikiranmu!" ucapnya datar. Namun, ia tak menolak saat Taehyung kembali mendekatinya, lalu memeluknya. "Jangan seenaknya memelukku!" protesnya. Ia sedikit mendorong tubuh Taehyung.
Sungguh bibir dan perbuatannya sangatlah berbeda. Bibirnya menolak dan berbicara ketus, datar, namun sikapnya sangat bertolak belakang, ia mengeratkan pelukannya pada Taehyung. Taehyung pun kembali mengeratkan pelukannya.
"Jadi, apa yang terjadi padamu, kalau kau tidak menemukanku?"
Taehyung melepaskan pelukannya, menatap Jungkook lamat, lalu menangkup wajah mungil yang sangat pas dengan kedua telapak tangannya. "Karena Jeon Jungkook adalah napas bagi Kim Taehyung. Seperti udara, aku sangat membutuhkanmu, agar tetap bertahan. Mengerti?"
