[END]
Hanya kisah seorang presdir dan seorang tour guide yang sama-sama menolak akan arti kata cinta hingga mereka dipertemukan dalam sebuah ketidaksengajaan.
"Awalnya aku tidak percaya dengan cinta, tapi tidak setelah bertemu denganmu."
Tag: dram...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cafetaria...
"Sudah memesan? Boleh aku duduk di sini?" sapa seseorang.
Orang itu berdiri tepat di depan Jungkook. Dari pakaian yang orang itu kenakan, Jungkook tahu siapa pemiliknya. Juga aroma parfum yang mengusik penciumannya. Ia yang sedari tadi hanya mengaduk asal minuman yang ia pesan, Jungkook langsung mendongakkan kepalanya. Wajah yang sudah bisa ia tebak, aroma parfum yang sudah tahu siapa yang memakainya. Juga suara husky yang sangat jelas Jungkook tahu siapa pemiliknya.
Jungkook memeta sejenak, melihat sekeliling cafetaria. Mungkin ia hendak memeriksa apakah ada bangku kosong disana, hingga orang itu ingin berada di meja yang sama dengannya. Tahu maksud pandangan Jungkook, lelaki itu hanya tersenyum tipis, lalu menarik kursi di depan Jungkook dan duduk.
Akan tetapi saat ia duduk, tanpa sengaja salah sikunya terbentur meja, hingga membuatnya sedikit meringis kesakitan. Dan tentu saja Jungkook melihatnya, tanpa ia sadari tangannya bergerak, hendak menyentuh siku itu, namun ia urungkan saat lelaki tampan di depannya menatapnya. Tatapan yang selalu sama, hangat dan penuh cinta, juga tampak sebuah kerinduan yang sangat besar.
"Jangan berprasangka! Tidak perlu menatapku! Aku bukan ingin menolongmu!"
"Aku mengerti. Sudah memesan? Ingin aku pesankan sesuatu?"
Orang itu kembali menatap Jungkook lamat. Tak memalingkan wajahnya meskipun Jungkook tak menatapnya. Ya, pasalnya ia tidak ingin lelaki itu tahu, ia pun tengah gugup sekarang. Orang itu menumpukan dagunya di kedua telapak tangannya yang bertumpu di atas meja, menatap pria manis di hadapannya lembut. Ayolah, tidak ada seorang pun yang tahan jika ditatap seperti itu.
"Apa kau makan dengan baik? Selama di sini, aku tidak pernah melihatmu makan pagi. Kau pun sering melewatkan makan siangmu," tanya lelaki itu.
"Bukan urusanmu! Dan apa pedulimu?!"
"Kau terlihat lebih kurus, kau tahu? Jangan menyakiti dirimu sendiri hanya karena membenciku. Kau bisa sakit, Jeon. Dan aku tidak ingin melihatmu sakit, entah kau suka atau tidak," tutur Taehyung lembut.
Ya, orang yang menghampiri Jungkook adalah Taehyung. Pria Kim itu mengejar Jungkook sesaat setelah Jungkook meninggalkan ruangannya. Jungkook pun masih bisa melihat bekas merah di pipi Taehyung pasca tamparan dan pukulan tidak sengaja beberapa saat lalu. Meskipun khawatir, Jungkook tetaplah Jungkook, egonya sangat tinggi melebihi apapun.
Hingga setelah beberapa saat, tak terdengar suara apapun dari Taehyung. Jungkook masih mengalihkan pandangannya saat itu, akhirnya ia mencoba menoleh dan lagi, ia harus mendapati manik hazel itu menatapnya lembut dengan posisi yang masih sama, menumpukan dagunya pada kedua telapak tangannya yang bertumpu pada meja itu.
