[END]
Hanya kisah seorang presdir dan seorang tour guide yang sama-sama menolak akan arti kata cinta hingga mereka dipertemukan dalam sebuah ketidaksengajaan.
"Awalnya aku tidak percaya dengan cinta, tapi tidak setelah bertemu denganmu."
Tag: dram...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Jadi, apa yang harus aku lakukan agar baby tidak marah lagi, hm?"
"Kau harus menciumku sampai aku tidak marah lagi! Good night kiss, memelukku!" Jungkook merengek.
"Itu saja? Tidak lebih? Hm?" Taehyung mengusak kasar kepala Jungkook yang ia sandarkan di salah satu pundaknya. "Tidak mau specialservice? Tidak ada biaya tambahan," lanjut Taehyung. Ia kembali menggoda Jungkook dengan meremat salah satu pantat kekasih manisnya itu.
Jungkook terkejut, akan tetapi, ia mengusalkan wajahnya pada leher Taehyung. Dan di detik berikutnya, sajangnim manis itu menggigit pelan cuping telinga Taehyung dan sedikit mengulumnya. Lalu pria Kim itu mengusap pelan pucuk kepala Jungkook. Sudah bisa dipastikan bahwa untuk malam itu, Jungkook menginap di kamar Taehyung. Di sinilah mereka sekarang, kamar Taehyung, dengan Jungkook yang tengah berbaring di atas ranjang, di samping Taehyung, berada dalam dekapan kekasihnya.
"Uhm, boleh aku bertanya." Taehyung mencium pucuk kepala Jungkook lembut lalu mengeratkan pelukannya. Jungkook pun mengangguk. "Apa tugasmu tidak berat? Maksudku, di usiamu yang masih sangat muda, harus memimpin perusahaan sebesar itu, pasti banyak sekali musuh dan juga pesaing."
Jungkook menggeleng, "Aku melakukannya dengan senang hati, lagipula bukankah memang itu tugasku? Jika kau berada di posisiku pasti akan melakukan hal yang sama, 'kan?" Jungkook mengeratkan pelukannya, membenamkan wajahnya pada dada bidang bidang Taehyung. "Bagaimana keluargamu? Boleh aku tahu?" tanya Jungkook ragu.
"Aku hanya putera dari keluarga yang sederhana, baby. Appa memang mempunyai perusahaan tapi tidak sebesar milikmu. Ah, mungkin tidak bisa dikatakan perusahaan karena pegawai appa hanya mungkin sekitar 30 orang saja. Tidak sepertimu, baby," jelas Taehyung.
"Aku mengerti. Uhm...aku tidak masalah dengan itu semua, jadi tidak perlu khawatir." Jungkook melonggarkan pelukannya, sedikit mendongak menatap Taehyung, Taehyung pun menurunkan pandangannya pada kekasih manisnya itu. "Tentang orang itu...aku sudah mengurusnya. Kau tidak perlu memikirkannya, Sayang."
Jungkook menghela napasnya pelan, lalu kembali memeluk Taehyung. "Peluk aku," gumamnya dengan suara membenam. Maka tak ada alasan bagi Taehyung untuk menolaknya. Pria Kim itu pun memeluk erat kekasihnya. Mengusap lembut kulit punggung Jungkook. "Aku mencintaimu..." ucap Jungkook dengan suara makin memelan.
Tak lama, Jungkook pun terlelap dan beberapa saat setelah itu, Taehyung pun tertidur. Mereka tertidur dalam dekap hangat masing-masing. Hingga malam pun berlalu, Taehyung terbangun saat jam menunjukkan pukul 2:15 saat ia merasakan gerakan dari sosok yang bersamanya. Jungkook tengah melepas kemeja yang ia kenakan, Taehyung pun menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ada apa, baby? Kenapa melepas pakaianmu, hm?" Taehyung mengusap lembut punggung Jungkook. Pria manis masih duduk bersila di atas ranjang. "Ini masih larut, baby. Ayo, tidur lagi," ajak Taehyung.
