[END]
Hanya kisah seorang presdir dan seorang tour guide yang sama-sama menolak akan arti kata cinta hingga mereka dipertemukan dalam sebuah ketidaksengajaan.
"Awalnya aku tidak percaya dengan cinta, tapi tidak setelah bertemu denganmu."
Tag: dram...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tunggu sebentar, daddy. I love you," pamitnya. Jungkook melangkah meninggalkan ranjang Taehyung.
"Yaaaaa!"
Jungkook segera keluar dari ruang rawat Taehyung, ia mempercepat langkahnya, hingga saat berada di luar kamar itu ia menghentikan langkahnya, pasalnya orang itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu di lorong itu. Ia pun memperlambat langkahnya, lalu duduk di samping orang itu. Orang itu menatapnya sambil menahan senyumnya, wajah Jungkook memerah, bersemu. Lelaki manis itu menghela napasnya pelan, lalu menatap sejenak ke arah pintu kamar rawat Taehyung.
"Jangan menatapku seperti itu, hyung! Setidaknya ketuklah pintu terlebih dulu. Kau tahu bukan, kalau bukan aku yang sakit. Hufh, kau seenaknya saja tanpa mengetuk pintu," protes Jungkook.
"Kalian yang tidak tahu tempat. Dasar pasangan kelebihan hormon!"
"Tch! Tidak seperti yang kau pikirkan, hyung. Lihat, pakaianku saja masih lengkap."
"Jadi, kau ingin membuka pakaianmu di rumah sakit? Bermesraan? Wah, kau sudah tidak sepolos yang kukira, Jeon," ucapnya. Lelaki itu adalah Seokjin, sepupu Jungkook.
Pagi tadi, ia datang ke kediaman Jeon, namun eomma Jungkook mengatakan bahwa puteranya tengah di rumah sakit menemani seseorang, maka dari itu, Seokjin langsung menuju rumah sakit. Seokjin dan Yoongi baru kembali dari Vegas sehari lalu, karena ingin segera bertemu dengan sepupunya itu karena masalah foto, itulah alasan mengapa ia datang ke kediaman Jeon. Hingga akhirnya datang ke rumah sakit. Dan saat sampai, ia terkejut saat mendapati sepupunya itu tengah berciuman.
"Iish! Bukan seperti itu maksudku, hyung. Ia hanya memberiku morningkiss." Jungkook menyenggol pelan lengan Seokjin. "Seperti kau tidak pernah melakukannya saja! Kau bahkan lebih dulu berpacaran dengan Namu Namu itu," lanjutnya.
"Bagaimana keadaannya? Sudah lebih baik?"
"Heum...kata dokter lukanya cukup dalam, tapi untung saja tidak sampai mengenai organ vitalnya. Mungkin lusa ia sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit. Kau tahu, hyungㅡ"
"Tidak!" sahut Seokjin cepat.
"Iish! Biarkan aku bicara!" Jungkook menatap Seokjin, dan langsung diangguki oleh sepupunya itu. "Melihatnya terluka dan banyak darah yang mengalir dari tubuhnya saat itu rasanya duniaku berhenti seketika. Aku bahkan berpikir tidak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padanya."
Jungkook menghentikan sejenak ucapannya, ia membuka kedua telapak tangannya, yang kini kembali sedikit gemetar karena ia teringat bagaimana darah Taehyung memenuhi telapak tangannya waktu itu. Lalu Seokjin meraih tangan Jungkook dan menggenggamnya.
