bab 8 semakin parah

338 34 3
                                    

Hinata sekarang berada di kamar mandi, terdapat banyak darah di sana. Tadi Hinata kebangun saat tidur, padahal Hinata minum obat tidur seperti biasanya, Hinata tidur jam setengah 9 dan kebangun jam 1 dini hari.

" Ini sakit, aku sudah tidak kuat lagi menahannya, ini benar-benar menyiksaku, aku capek, aku pengen pulang Tuhan" lirih suaranya begitu lirih namun tak ada yang bisa menjawab nya, dia sendiri dan akan selalu sendiri.

Setelahnya Hinata menelepon seseorang,

" Halo ini aku Hinata Shoyo"

"........"

" Aku ingin membuat janji besok apa bisa "

"......."

" Baik terima kasih"

Telpon dimatikan secara sepihak. Setelah itu Hinata membersihkan kamar mandi nya yang berantakan.

Setelah selesai dia menuju ke kasur nya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur, Menatap langit-langit.

" Aku akan mencoba untuk tidur tanpa bantuan benda itu " putus Hinata

Namun nihil Hinata akui kalau dia tidak bisa tidur kalau tidak ada obat tidurnya. Namun usaha tidak mengkhianati hasil setelah lama Hinata memejamkan mata. Akhirnya dirinya bisa tidur tanpa obat tidur meskipun cuma beberapa menit saja setelah itu terbangun.

Keesokkan paginya Hinata bolos sekolah lagi untuk menemui seseorang, dia tahu resikonya kalau dia bolos lagi, makanya dia awalnya bimbang, bisa-bisa besok dirinya tidak bisa melihat matahari lagi.

Sekarang dia sudah berada di sebuah gedung yang menjulang tinggi dan dominan dengan warna putih. Hinata pun masuk dan menghampiri resepsionis di sana.

" Permisi Mbak " panggil Hinata

" Iya dek, ada yang bisa saya bantu " seorang wanita paruh baya dihadapan nya itu menjawab

" Itu, apa dokter Yaran ada, saya sudah membuat janji kok "

" Oh pasti nama anda Hinata Shoyo, anda sudah di tunggu di ruangan nya "

" Oh iya, terima kasih, saya permisi dulu ya "

Setelah itu Hinata pergi ke ruangan yang dia yakini itu ruangan dokter Yaran.

" Permisi "

" Oh Hinata kau sudah datang " ucap wanita cantik dan masih muda yang berada di ruangan itu, ada nametag bertuliskan dokter Yaran .

" Bagaimana, kau sudah berubah pikiran " tanya dokter di hadapannya ini membuka suara,
Dan Hinata pun mengangguk.

" Yaudah aku cek dulu, sejak pertama kali kau terkena penyakit ini, kau tidak pernah kemo. Dan pastinya kau masih mengonsumsi obat itu kan " hanya cengiran yang di tampilkan Hinata saat mendengar tutur dokter di hadapannya.

" Yaudah ayo "

________________🐦⚫______________

" Bagaimana " tanya Hinata

" Hinata, penyakit mu bertambah parah, penyakit mu sudah tahap akhir, maaf kan aku Hinata, sekarang kau harus kemo untuk memperpanjang umur mu, tapi aku tak pasti itu akan lama. " Hinata hanya diam mendengarkan dokter Yaran berbicara panjang lebar.

Sekarang Hinata berada di ruangan serba putih karena setelah kemo dia harus istirahat, karena kemo juga ada efek sampingnya. Pusing dan mual ditambah badannya sakit.

" Ini sudah malam aku harus pulang pasti, orang itu akan menghukum ku lagi " ucap Hinata seraya bangun dari brankar. " Eh Hinata kau mau kemana, keadaan mu masih belum stabil karena ini kemo pertama mu makanya badan mu sakit iya kan " jelas dokter Yaran.

" Aku harus pulang sekarang "

" Ha? "

"Aku harus pulang sekarang"

" Kenapa, ish yaudah kau boleh pulang tapi aku antar ini udah malem" ujar dokter Yaran, dan diangguki oleh Hinata.

___________________________________

Kasian Hinata ygy

Makanya baca ceritanya dan jangan lupa komen/vote ya di tambah follow akun aku ya

Kalian mau ngasih tau apa ke mereka?

Hinata?

Dokter Yaran?

Semua boleh kok ayok komen?

Disini siapa pacar/husbu/waifu kalian?

       

Jangan lupa follow ya kalok gak jungkir balik deh gedeg gw

Ok sampai jumpa lagi pay pay

secret revealed (END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang