LMAP - 1

92 10 3
                                    

Tok tok tok

Suara ketukan pintu dari luar rumah terdengar. Yechan berlari ke bawah lalu membuka pintu rumahnya. Ia melihat ada ayahnya atau Xen yang tengah berdiri sembari tersenyum ke arah Yechan.

"PAPA?!"

Yechan menutup mulutnya dengan kedua tangan sangking tidak percaya, itu ayahnya yang kembali. Xen memeluk Yechan erat, Yechan membalas pelukan Xen dan tidak sengaja air matanya menetes.

"Jangan menangis, dimana bunda?"

"Tadi bunda pergi karena ada urusan sebentar. Bunda bilang kalau ada papa, buka pintu saja dan tunggu sampai bunda pulang."

"Ayo masuk dulu pa." Lanjut Yechan menyuruh Xen masuk terlebih dahulu.

Suasana rumah tidak jauh beda setelah Xen juga Kevin cerai, hanya di renovasi sedikit setelah Yechan lahir. Xen mengobrol bersama Yechan banyak hal dan bagaimana bisa kalau Xen menyuruh datang kembali ke rumah.

"Kenapa sampai berkelahi di sekolah? Yechan jangan jadi anak nakal dan harus menurut sama bunda."

"Itu karena bunda tidak mau memberi tahu keadaan papa bagaimana, bunda selalu diam atau mengalihkan topik ketika berbicara tentang papa."

"Selama papa pergi, bunda dengan Yechan bagaimana?"

"Bunda baik sama Yechan, tidak pernah marah, sebelum tidur bunda selalu membacakan cerita untukku. Tapi Yechan pernah dengar kalau bunda tengah malam menangis, Yechan cuma dengar dari luar karena takut ganggu bunda."

"Yechan diluar tengah malam ngapain? Harusnya sudah tidur."

"Yechan lapar dan juga baru pulang, bunda mungkin sudah istirahat duluan. Tapi ternyata belum."

Xen sudah tahu penyebab kenapa mantan istrinya menangis di tengah malam, semua perlakuan Xen selama ini kepada Kevin selalu kasar dan bahkan tidak pantas. Ia rela meninggalkan Kevin yang tengah hamil demi Jisun, selingkuhan Xen yang sekarang berstatus sebagai istrinya.

Kevin sudah pernah melawan dan bahkan bertengkar kepada Jisun agar meninggalkan Xen. Tetapi, Jisun menolak dan justru berbalik jahat kepada hubungan rumah tangga mereka. Terpecah belah lah mulai dari situ. Xen tidak tahu harus berbuat apa, tapi ia berjanji akan kembali bersama Kevin untuk selama lamanya.

"Papa sekarang tinggal dengan siapa? Papa masih dengan perempuan setan itu?"

Oh, ternyata Yechan sudah mengetahui beberapa masalah di keluarga Lee.

"Iya nak, tapi jangan sebut dia setan. Dia mama Jisun."

"Tidak mau, ibu Yechan cuma bunda Kevin. Selain itu hanya angin lewat!"

Sesuai pikiran Xen juga, Yechan akan berkata seperti ini di depannya langsung. Mau bagaimana pun, Xen tetap menganggap Jisun ibu tiri Yechan. Tetapi, Yechan tidak mau menganggap Jisun ibunya juga.

"Bunda pulang."

Itu suara Kevin. Yechan berdiri dari tempat duduk lalu berlari menuju keluar untuk menyambut ibunya sendiri.

"Bunda kemana? Kok lama?"

"Disuruh mampir dahulu ke rumah paman Jehyun, bunda juga tadi cari kebutuhan buat di rumah."

"Bunda harusnya ajak Yechan biar bisa bantu bunda belanja."

"Halah, kamu juga jajan paling banyak nak."

"Tapi bunda bolehkan juga beli jajan yang Yechan mau."

"Iya kan tidak papa, tapi bunda belikan jajan yang biasa Yechan beli. Bongkar jajannya di kamar saja, bunda ada urusan sama papa."

"Iya bun, papa juga sudah datang. Sini Yechan bantu bawakan."

Yechan membantu Kevin membawa beberapa kantung belanja ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamarnya untuk membereskan pesanan miliknya.

"Yechan sudah besar, menuju 17 tah-"

"Dan tepat lo juga tinggalkan saat gue hamil. ANAK LO SENDIRI XEN!"

"Maafkan saya, kesalahan terbesar yang terjadi. Tak dapat di ubah kembali."

"Lo tau dan kenapa lo melakukan itu? Gue berusaha menutupi seluruh identitas lo supaya Yechan hidup bahagia. Tapi karena masalah di sekolah, gue rela pertemukan lo berdua sama anak gue."

"Dan dengan mudah lo mau kembali sama gue demi Yechan? Setelah lo dengan Jisun berhubungan lalu dia juga hamil. Lo lebih memilih pelacur daripada istri sendiri. GUE BEBERAPA KALI DI FITNAH KARENA NYAKITIN JISUN. LO JUGA BELA DIA, MIKIR DIKIT LAH KALAU PUNYA OTAK!"

"Saya tahu saya salah dan saya kembali untuk kalian berdua untuk meminta maaf. Memang semudah itu mengatakannya, tapi selalu ada yang janggal jika saya tidak melakukan hal tersebut. Pernikahan kita juga terpaksa, itu yang membuat saya rela mencari selingkuhan yang lebih baik."

"LO BRENGSEK XEN, harusnya lo bilang di depan keluarga lo juga keluarga gue. Pernikahan lo sama Jisun juga diam diam tanpa persetujuan. Gue bersumpah, hubungan kalian di ketahui pihak kedua keluarga lalu kalian berpisah."

Tidak tahu asal darimana, setetes air mata turun ke pipi Kevin lalu tidak sengaja menangis tanpa suara. Xen mendekat ke arah Kevin lalu memeluk, juga menenangkan Kevin.

"Lo brengsek kak, gue gak pantes di hidup lo gitu? Gue sudah berusaha kasih lo apapun yang lo mau."

"Kevin, sudah. Jangan menangis, iya saya memang brengsek. Tapi saya benar benar menyesal sekarang."

"Rencana lo sekarang mau apa? Gue gak bisa nerima lo begitu aja."

"Saya mau kamu kembali menjadi milik saya seutuhnya lalu bercerai kepada Jisun."

"Semua orang akan tahu perlakuan mu seperti ini di hadapan ku kak. Bahkan keluarga kita sendiri kak."

"Iya aku tahu itu. Apapun yang terjadi, aku akan melindungi mu."

"Sesuai perjanjian tadi, gue gak bisa nerima lo begitu aja. Lo harus fokus dulu sama Jisun."

"Aku harus adil dengan dua belah pihak dan lebih fokus denganmu di bandingkan Jisun."

"Gue masih trauma dengan perlakuan lo, bahkan di malam pertama pernikahan kita."

"Saya akan berusaha mengubah sifat tersebut dan kembali bersamamu."

"Gue tau ini kagak mudah karena lo tau kan Jisun gimana? Tutupin seluruh rahasia kita juga Jisun hingga semua kembali normal."

"Baik, akan saya lakukan."

love me again please - 2jinwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang