LMAP - 10

29 8 0
                                    

Hari Minggu, dimana seluruh para pekerja ataupun seluruh anak anak sekolah bersantai bersama keluarga. Begitu juga dengan Kevin bersama Yechan di rumah.

"Bun, ke rumah kakek yuk?"

"Yechan bosan di rumah? Bunda beres beres rumah sebentar lalu kita jalan."

"Yeay, Yechan siap siap dulu."

Yechan berlari ke kamar dan bersiap-siap untuk pergi keluar. Kevin masih membereskan rumah yang berantakan lalu pergi membersihkan diri.

"Bun, sudah belum?"

"Tunggu saja diluar, bunda menyusul."

Yechan mengiyakan perkataan Kevin, kemudian ia melesat keluar dari rumah dan menunggu di mobil.

"Ayo jalan nak, bunda sudah siap."

"Kakek ada di rumah kan bun?"

"Ada, dia lagi kosong hari ini. Jadi hanya di rumah."

"Okkei, leggo."

Jarak dari rumah mereka menuju ke rumah Jaehan memakan waktu sekitar 20 menit. Agar lebih cepat, biasanya mereka melewati jalan khusus yang memotong waktu menjadi 15 menit.

Di hari Minggu karena semua keluarga berkumpul, mobik berjalan melewati jalan utama. Jalan khusus yang biasa di lewati sedang macet parah.

"Bun, macet."

"Jalan utama saja, tidak papa agak lama."

"Pada libur ya bun, jadi macet gini."

"Iya, tapi hari Minggu biasanya ada yang kerja juga."

"Yechan pakai jalur utama bun. Kalau sedikit lama, maaf bun."

"Wajar lagi libur. Nanti gantian semisal Yechan lelah menyetir."

"Yechan masih kuat, kan anak bun bun."

Mobil berbelok ke arah barat, dimana jalur utama ada disana. Untungnya tidak terlalu macet, jadi cepat sampai di tempat tujuan.

"Kakek, Yechan datang."

"Yechan sudah besar ternyata, ayo masuk dahulu."

"Papa sendirian di rumah? Ada orang yang kesini untuk temanin atau ajak papa main?"

"Tidak ada Vin, hanya kalian dengan Xen. Masuk saja."

Rumah Jaehan selalu sepi semenjak ibu kandung Kevin meninggal dunia sekitar beberapa tahun yang lalu. Walaupun begitu, Jaehan tampak bahagia siapapun yang datang ke rumahnya ataupun temannya mengajak ia nongkrong diluar.

"Papa, kita perlu bicara."

"Baik nak, Yechan disini saja. Bunda ada urusan dengan kakek."

"Siap."

Jaehan dengan Kevin berjauhan dari ruangan utama ke halaman belakang. Suasana halaman belakang rumah Jaehan tenang, jadi tidak mungkin ada suara masuk begitu saja.

"Papa sudah tahu semuanya?"

"Iya sudah, kenapa kamu tidak cerita dengan papa?"

"Kevin bakal cerita kalau Kevin sudah tidak tahan dengan perlakuan Xen pa."

"Xen sudah keterlaluan nak, kamu terlalu baik seperti almarhumah mama."

"Maaf pa, Kevin tidak bisa begitu saja cerita dengan papa."

"Jadi bagaimana? Keputusan ada ditangan mu nak. Xen akan bertemu dengan orang tuanya membawa Jisun, kita harus pergi kesana juga nanti."

"Kapan pa?"

"Makan malam hari ini. Kita bicarakan tertutup di rumah Xen."

"Kevin bakal memberikan keputusan tersebut langsung didepan mereka semua."

"Baguslah kalau begitu. Menangis saja disini jika kau tidak kuat dengan cobaan selama 20 tahun."

Jaehan merenggangkan kedua tangannya sebagai tanda pelukan untuk sang anak. Kevin mendekat ke arah Jaehan lalu menangis sembari memeluk Jaehan.

"Kamu sudah merelakan semuanya demi Yechan atau orang disekitar, menangis lah disini. Papa bakal bantu kamu saat makan malam."

"Terimakasih pa, terimakasih."

love me again please - 2jinwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang