LMAP - 4

47 8 3
                                    

"Bun bun mau kemana?"

"Ke rumah sakit sebentar."

"Bunda kenapa? Bunda sakit?"

Kevin sebenarnya berniat ingin berkunjung menemui Jisun juga Xen. Ia tidak berniat memberitahu ke Yechan akan menemui mereka.

"Bunda tidak sakit, hanya ada urusan."

"Yechan antar kesana bun."

"Tidak, bunda sendiri saja bisa."

"Ayo bun, Yechan sekalian ikut sama bunda. Bosan di rumah."

"Yechan kan bisa main sama kak Sebin."

"Kak Sebin sibuk sama skripsi, harus dikumpulkan secepatnya."

Kevin menyerah dan akhirnya memperbolehkan Yechan pergi bersama untuk di hari itu. Yechan bersiap-siap lalu mereka pergi menggunakan mobil rumah.

"Bunda urusan apa sampai harus ke rumah sakit?"

"Ada pertemuan dengan dokter Hwichan sebentar."

"Dokter Hwi? Tapi bunda pernah bilang, kalau setiap hari Sabtu atau Minggu dia libur praktek. Memang ada di rumah sakit?"

Kevin baru ingat, Hwichan praktek hanya dari hari Senin hingga Jumat.

"Dia ada di rumah sakit hari ini karena ada urusan sedikit dan ingin bertemu bunda juga sekaligus."

"Bun bun jujur saja dengan Yechan, bunda mau bertemu dengan Tante setan itu kan?"

Suasana menjadi hening ketika Yechan bertanya seperti itu kepada Kevin.

"Bunda jangan bohong dengan Yechan."

"Bagaimana Yechan bisa tahu? Papamu baru bilang tadi malam setelah kamu tertidur."

"Yechan tidak sengaja melihat chat papa dengan Jisun sebelum tidur. Disitu Jisun bilang kalau dia di rumah sakit sendirian dan ingin ditemanin papa. Tapi papa menolaknya, kata papa ada something diluar. Kembali ke rumah sakit nanti kalau sudah selesai."

"Bunda kenapa sih selalu baik dengan orang jahat seperti itu? Bunda sudah di fitnah sampai semua orang tidak percaya dengan bunda, kecuali pasutri gembel, Junghyuk."

Tiba di lampu merah pertigaan, mobil berhenti. Menunggu lampu hijau menyala. Kevin menghembuskan nafasnya perlahan-lahan dan mulai berbicara.

"Nak, sejahat apapun orang kepada kita. Tetap tidak boleh yang namanya berbuat jahat kembali, Tuhan akan mengatur seluruhnya. Semoga di berikan karma ataupun hidayah dari Tuhan agar sadar."

"Bunda..."

Yechan langsung memeluk Kevin sembari menangis di pundak sang ibunda. Kevin menenangkan Yechan, mengelus punggung Yechan dengan lembut.

"WOI ANJING, LAMPU HIJAU."

Yechan langsung melepaskan pelukan dari Kevin dan kembali ke posisi semula. Kevin tertawa kecil melihat tingkah anaknya sendiri.

"Bun jangan tertawa."

"Kamu gemas sekali, seperti masih bayi."

"Tidak, itu salah. Yechan sebentar akan lulus."

"Sampai menangis, itu apa?"

"BUN BUN."

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di rumah sakit. Yechan memarkirkan mobil dan menyuruh Kevin turun dari mobil.

"Sudah sampai bun, ayo turun."

"Yechan disini saja ya? Bunda sendirian bisa."

"No no, Yechan ikut sama bunda. Nanti bunda mendapatkan masalah baru."

"Baik baik, tapi nurut sama bunda."

"Pasti bun."

Yechan mengikuti Kevin dari belakang, Kevin sebagai pemandu jalan menuju ke ruangan tempat Jisun mendapatkan perawatan. Akhirnya Kevin menemukan ruangan Jisun. Tetapi saat ingin membuka pintu, Yechan menahan tangan Kevin.

"Kenapa nak?"

"Biar Yechan saja."

Ruangan pintu terbuka, Yechan masuk dahulu ke dalam ruangan lalu di susul dengan Kevin.

"Yechan sayang, kau datang sendirian? Kau setuju kan?"

"Yakali, mboh lah anjing mau. Gue aja datang sama bunda Kevin."

Jisun memasang wajah tidak senang ketika Yechan mengatakan bersama dengan Kevin. Pikirnya, rencana kali ini berhasil.

"Sampai kapanpun, gue kagak mau tinggal sama lo. Gue cuma mau, Papa Xen dengan bunda Kevin kembali."

Kevin sigap menahan tubuh Yechan agar tidak semakin terjadi pertengkaran hebat.

"Bunda mu itu pelakor, makanya Tante suruh kamu tinggal bersama. Ngapain coba hidup berdua tanpa ayah?"

"Jalang banyak gaya, harusnya lo tau diri bangsat. Bunda gue di fitnah sampai semua orang kagak percaya sama bunda. Ya terserah gue anjing, emang siapa lo? Bapak gue lo? Nyuruh nyuruh."

"Yechan, sudah nak. Tidak boleh begitu."

"Gue kasih peringatan pertama kemarin. Semakin lo kasar sama bunda gue, lo harus tau akibatnya."

"Kenapa kamu bela dia? Kamu harusnya bela tante dibandingkan dia nak."

"BERISIK LO!"

Yechan berusaha mendekat ke tempat tidur Jisun, namun di tahan dengan Kevin. Di waktu yang sama, Xen datang dan berusaha menenangkan suasana yang panas dingin.

"Kevin? Kamu kesini?"

"Ada apa kak? Apa salah?"

"Sayang, kamu bela aku dong. Mantan istri kamu ini memang pelacur."

Plak, satu tamparan melayang di pipi Jisun.

"SAYANG?! KOK KAMU BEGITU SAMA ISTRI SENDIRI?!"

"Dia sudah baik datang ke kamu untuk menjenguk, kenapa perlakuan mu selalu seperti ini kepadanya? Apa kau tidak tahu sopan santun?! "

Kevin mendekat ke arah Xen lalu mengusap lembut bagian pundak kanan Xen.

"Tidak apa kak. Aku harus pulang, Yechan sudah keburu tidak mood berada disini. Jaga diri baik-baik dengan Jisun, semoga kalian bahagia selalu."

love me again please - 2jinwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang