08. ZIARAH KUBUR

1K 128 157
                                    

Rasulullah Saw bersabda:

"Barangsiapa berziarah ke makam bapak atau ibunya, paman atau bibinya, atau berziarah ke salah satu makam keluarganya, maka pahalanya adalah sebesar haji mabrur. Dan barang siapa yang istiqamah berziarah kubur sampai datang ajalnya maka para malaikat akan selalu menziarahi kuburannya."

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Disinilah dia sekarang, di depan cermin yang panjang. Dia telah mengenakan pakaian gamis yang sungguh rapi, elegan, namun sederhana.

Dia sedang menatap ke depan dan tersenyum getir. Gadis itu menghela napas, pikirannya kembali mengingat akan Almarhum Fauzi satu bulan yang lalu. Sudah dapat satu bulan, ya? Iya, sudah dapat satu bulan.

Bohong jika Fauzi telah hilang dipikiran dan di hati seorang gadis yang bernama Madina.

Madina masih menyimpan rasa dan sedih di dalam hatinya, mengingat akan sang Suami dulu. Tapi,nmau bagaimana lagi? Itu semua sudah takdir, mau bagaimana pun dia harus mengikhlaskannya dan tak boleh menangis lagi.

"Astagfirullah ..." Madina beristigfar seraya menggelengkan kepalanya, mencoba menghela napas dan langsung melangkahkan kaki ke luar dari kamar.

Madina melangkahkan kaki untuk menuju ke ruang keluarga, di sana telah ada Mamanya yang menyantap cemilan.

"Assalamu'alaikum," salam Madina dan mencium punggung tangan Lia.

"Wa'alaikumussalam ... kamu mau kemana, kok rapi banget pakaiannya? Sekarang kuliah kamu lagi libur, kan?" tanya Lia heran setelah melihat pakaian Madina yang begitu rapi tapi sederhana.

"Iya Ma, Madina mau ziarah ke makamnya Mas Fauzi. Madina rindu," jawab Madina dengan tersenyum getir.

"Masya Allah ... kamu sama siapa ke sana?"

"Diantar sama papa boleh nggak, Ma?" tanya Madina.

Tapi mengapa Madina menengok ke sana ke mari, tapi tak kunjung melihat batang hidung Papanya?

"Papa di mana, kok nggak kelihatan?"

"Papa kamu ada urusan mendadak di kantornya, seharusnya dia pergi nanti sore," jawab Lia.

"Emm ... terus Madina ke makam, dianterin siapa dong?"

Madina lemas sebab, tak ada papa yang mengantar dirinya. Di garasi masih ada vespa sih, tapi masa iya dia ke makam yang lumayan jauh sendirian naik vespa? Madina takut, kalau ada kejahatan.

"Masa Madina harus pergi sendiri naik vespa, Ma?" tanya Madina yang manyun.

"Emm ... jangan deh, Mama khawatir kalau ada apa-apa di jalan."

Vespa itu sebenarnya hadiah di hari ulang tahunnya Madina dahulu, kado dari kedua orang tuanya. Tapi vespa itu hanya dipakai jarak dekat dengan rumah, tidak sampai terlalu jauh.

Bunda Untuk Syafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang