13. TA'ARUF

953 123 201
                                    

"Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal (li-ta'arofu) ..."

(QS. al-Hujurat: 13).

***

Hamdan menatap pria dihadapannya.

"Kamu serius, dengan apa yang kamu katakan?" tanyanya.

Sebab Rayyan telah mengetahui rumah Madina, jadi dia langsung saja menuju rumahnya tanpa ada kabar. Mau suprise atau gimana sih, Ray?

Rayyan mengangguk dan menatap tegas Hamdan.

"Saya serius, Pak."

"Kamu bilang hanya sedikit mengenal putri saya, terus kamu bilang juga sudah punya anak. Kata Istri saya anak kamu panggil Madina dengan sebutan Bunda, karena Madina mempunyai paras yang mirip dengan almarhumah Istri kamu. Kamu sedang tidak bercanda, kan? Apakah kamu yakin dan mantap untuk ta'aruf dengan putri saya? Apakah Syafa, memang sudah benar-benar menerima Madina dengan baik?" tanya Hamdan sekali lagi untuk meyakinkan dan seulas senyum muncul.

Saat ini, Rayyan lagi berada di rumah Hamdan atau Papanya Madina. Untuk apalagi,selain mengutarakan niat baiknya untuk mengenal Madina dan akan menjadikannya pendamping hidup? Rayyan tidak boleh menunggu waktu lama lagi, dia sebenarnya takut kalau Madina sudah ada yang daftar, takut Madina jadi milik yang lain. Namun, hari ini di rumah hanya ada Hamdan dan Lia, sedangkan Madina madih ada kelas di Kampus.

Mengendus pertanyaan dari Hamdan, Rayyan mengangguk dan menjawab.

"Putri saya, sudah mengenal dan akan menerima Madina dengan sangat baik. Bahkan, akhir-akhir ini mereka dekat sebab Madina memiliki paras yang mirip dengan almarhumah Istri saya."

Hamdan menyelidik dan menatap tajam ke arah Rayyan dengan curiga.

"Apakah kamu datang kesini dan mengutarakan niat baik kamu, hanya demi putrimu saja? Atau hanya karena, Madina mirip dengan almarhumah Istri kamu?" tanyanya.

Rayyan menggelengkan kepala.

"Tidak, Pak. Saya kesini mempunyai maksud yang baik, tak semata-mata hanya karena putri saya. Saya memang benar ingin mengenal lebih dalam, putri bapak yang bernama Madina. Semoga Allah meridhoi, sehingga kita bisa membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah."

Hamdan tersenyum, " Apakah kamu sudah tahu, mengenai perihal Suami Madina yang telah meninggal?" tanyanya sekali lagi.

Rayyan sekali lagi mengangguk dan menjawab dengan santai. Dia sudah tahu mengenai perihal itu dan dia tidak mempermasalahkan.

Meskipun beredar kabar, bahwa kematian itu disebabkan setelah menikah dengan Madina dan tahu masa-masa sulit yang dilalui oleh Madina saat cerita waktu tatkala berkumpul di rumah Madina.

"Terima kasih banyak, telah datang ke sini dengan niat baik yang kamu bawa. Saya ambil CV ta'aruf kamu, setelah Madina pulang dari kampus saya akan memberikannya."

Rayyan mengangguk dan berpamitan pulang, dia berharap agar secepatnya niat baiknya dibalas dan bisa membina rumah tangga yang hangat.

Setelah setengah jam mobil Rayyan keluar dari halaman rumah Hamdan dan Lia, ternyata Madina telah pulang dari kuliahnya.

Madina langsung turun dari taxi online dan masuk menuju rumah. Sebenarnya Madina diantar jemput oleh papanya, sebab papanya hari ini ada urusan kerja dan pulang dari kerja sudah disuguhi dengan niat baik Rayyan. Madina harus pulang dengan taxi online.

Bunda Untuk Syafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang