26. END

1.9K 96 17
                                    

"Akhir dari cerita ini, semoga kalian suka ya para readersku. Ngomong-ngomong ini cerita pertamaku, sayang❤️"

- Lebay banget ah yang nulis -

***

Saat ini Madina dan Rayyan membantu Syafa untuk bersiap-siap , sebelum Kia menjemputnya.

Ya, benar ! Hari ini Syafa ingin sekali pergi ke rumah kakek dan neneknya yaitu Abah Arya dan Umi Safi. Tentu Rayyan dan Madina mengizinkan dan Kia yang menjemput Syafa.

"Masya Allah, cantiknya putri bunda ..." Madina tersenyum usai memakaikan Syafa jilbab merah mudah yang indah. Madina menoleh ke Rayyan, tatkala memasuki kamar.

Rayyan mendekati keduanya dan mengibaskan dirinya di atas ranjang menatap sang putri kecilnya.

"Masya Allah ... putri kecil ayah, cantik!" ucap Rayyan tersenyum sambil mengusap pipi Syafa.

"Sekarang sudah siap, di jemput Aunty Kia untuk pergi ke rumah kakek dan nenek?" tanya Rayyan.

"Iya ayah, Syafa siap!" Syafa dengan antusiasnya.

Mereka pun keluar kamar dan menuju ruang tamu , sepertinya Kia telah menunggu di sana.
Usai sampai di ruang tamu, Kia mengucapkan salam kepada Rayyan dan Madina lalu memeluk Madina dengan erat.

"Apa kabar, Mbak Madina?" tanya Kia dengan senyuman lebarnya.

"Alhamdulillah baik, kamu gimana?" tanya Madina balik.

"Alhamdulillah baik juga," jawab Kia lalu melepaskan pelukannya. Memang benar, usai menikah dengan Rayyan, Kia mulai memanggilnya dengan sebutan Mbak.

"Jangan capek - capek, ya ... jagain, putri abang!" saat Kia memegang tangan Syafa usai menyapa Madina.

Kia mengangguk," Iya."

"Kia langsung berangkat, ya? Yuk,Syafa!"

Kia dan Syafa pamit, Syafa mencium kedua wajah orang tuanya. Mereka keluar rumah, sembari menggendong Syafa. Gadis kecil itu nampak bahagia, saat diajak oleh auntynya.

Rayyan dan Madina ikut mengantarkan keduanya keluar. Usai sampai di depan pintu rumah, tiba-tiba Kia berhenti dan membisikkan sesuatu di telinga Syafa. Rayyan dan Madina hanya diam, tak tahu apa yang diperbincangkan.

"Ayah, Bunda ... " panggil Syafa yang langsung membuat Rayyan dan Madina menoleh.

"Apa, sayang?" jawab Rayyan.

"Syafa ingin punya adek, kalau punya adek pasti Syafa tambah senang!" ucapan Syafa itu langsung membuat Rayyan dan Madina saling bertatapan.

"Aku juga ingin punya keponakan lagi lho, dari kalian berdua!" timpal Kia dengan cengiran kudanya.

"Dek, awas aja ka----" belum selesai bicara langsung terpotong oleh Syafa.

"Kalau bisa sih, Syafa ingin punya adek kembar!" celetuk Syafa yang membuat Rayyan dan Madina semakin kaget.

"Jangan-jangan, kamu tadi bisikan yang enggak-enggak di telinga Syafa. Iya, kan?" tanya Rayyan menatap Kia sinis.

Kia hanya membalasnya dengan cengiran kuda, lalu pergi menuju mobil dan keluar dari halaman rumah Rayyan dan Madina. Syafa melambaikan tangan dari kaca mobil yang terbuka, Rayyan dan Madina membalas dengan lambaian tangan pula.

Rayyan bertugas menutup pagar, usai mobil adeknya keluar dari halaman rumahnya. Madina berada di teras tersenyum, lalu menggandeng tangan Rayyan yang sudah mendekat kepadanya.

"Berdua di rumah, setelah hampir tiga minggu menikah?" katanya, membuat Madina terkekeh mendengarnya. Keduanya, sama-sama masuk ke dalam rumah.

Sebab hari ini hari libur, Rayyan tak ulet dengan pekerjaannya. Sebenarnya, Rayyan berpikir untuk mengajak Madina dan Syafa keluar berlibur. Sebab Syafa pergi dengan Kia, jadi dia memutuskan hanya di rumah saja menghabiskan waktu dengan sang istri tercinta.

Mereka berjalan dan menuju taman di halaman belakang rumah mereka, tempat singgah dan bercerita usai mereka menikah. Memanfaatkan waktu di situ, untuk saling mengobrol, mengenal dan bercerita apapun saat Syafa sudah tertidur di kamar.

Anggaplah sebagai tempat favorit mereka,untuk menghabiskan waktu berdua. Seperti kalian tahu, lumayan sulit menghabiskan waktu berdua saja sebab Syafa berada di rumah.
Sebenarnya, mereka tidak mempermasalahkan itu semua.

"Skripsi kamu gimana, sayang?" Rayyan bertanya dengan perhatiannya dan tersenyum.

Madina ikut tersenyum.
" Hampir selesai mas," jawabnya.

Usai itu, mereka asik mengobrol walaupun hari mulai panas sebab siang hari.

Mereka bercerita mengenai hal masa lalu mereka, apa pun mereka ceritakan. Secuil pun tak ada yang di tutupi satu sama lain, agar tak terjadi hujan disertai badai. Kecuali salah satunya memahami apabila itu aib dari pasangannya, maka tak perlu bercerita.

Rayyan tiba-tiba berderai air mata, tatkala bercerita tentang masa lalunya. Di mana, masa lalunya sangat kelam bahkan pernah terjebak dalam pergaulan bebas, sampai terbelenggu dalam tempat maksiat. Tapi seiring berjalannya waktu, Rayyan tersadar dan dia coba merangkak untuk meninggalkan pergaulan bebasnya dan bertaubat.

Hingga akhirnya, Rayyan pergi ke pondok pesantren dan menetapkan dirinya di sana. Dia mendapat hidayah, dari Tuhan untuk berpindah menjadi pribadi baik. Keluar dari pondok itu, Rayyan berhasil menghafal 30 juz dalam Al-Qur'an dan berhasil menjadi Hafizh.

Sebenarnya belum habis cerita dari sang Suami, tapi Madina sudah menghentikannya. Dia tidak mau membuka lagi, luka lama suami yang semula tertutup rapat.

Yang penting, Madina mengenal Rayyan yang sekarang ini. Di mana Rayyan adalah pria sholeh, perhatian dan manja haha. Paket komplit sih, bisa menghargai seorang perempuan!

"Masya Allah, Mas hebat!" hanya itu yang bisa Madina katakan.

Rayyan tersenyum lebar, membawa Madina ke dalam dekapannya. Mereka pun masuk rumah, dengan sangat bahagia.

----

Hallo, kesayangan aku ...✨
Bantuin ramein, yuk ! ❤️

Jangan ninggalin jejak tanpa :

VOTE, COMENT DAN FOLLOW. Nanti jatuhnya kayak ditinggalin pas LAGI SAYANG-SAYANGNYA sedih bukan? 🥺

Cerita ini, berkonflik ringan ya!

Jadi maaf, kalau kalian kurang suka sama konfliknya yang ringan 😔

No copy paste ya, kesayanganku .

Tahu hukumnya, kan? Nanti kena UUD sama denda loh🔥
Cobalah, berpikir dan bertanggung jawab ya! 😊

Sekian dan terima gaji, eh salah maksudnya terima kasih 🤍🙈


Bunda Untuk Syafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang