papa 11

1.8K 175 12
                                    

"kau sudah lama menunggu kami?" Win bertanya pada Bright yang sedang bersandar di mobilnya, Tine terbengong melihat mobil Bright. Bright mengganti mobil nya hari ini, mobilnya sekarang berwarna biru dengan 4 kursi penumpang, akan tidak nyaman jika Bright membawa mobilnya yang kemarin hanya terdapat dua kursi penumpang.

"Tidak, aku baru sampai" Bright tersenyum pada Win, tapi Win yakin Bright sudah lama disini, padahal sekarang belum jam 8.

"Ayo masuk, nanti Tine terlambat ke sekolah" Bright membuka pintu belakang untuk Tine, dan pintu di depan untuk Win. 

"Tine sekolah di mana?" Bright bertanya pada Win.

"Di internasional junior school" Win berkata pelan.

"Adik ku juga bersekolah di sana, Alex dan Natasha" Bright sedikit terkejut. Sekolah itu terkenal sangat mahal dan adik Win bersekolah di sana?

"Daddy tiriku yang menanggung biaya sekolah kami" Win menjawab tatapan penuh tanya Bright.
.
.
.
.

"Adik mu belum berangkat?" Win bertanya pada Bright yang baru masuk kedalam mobil. Bright baru saja mencari adiknya saat mengantar Tine.

"Seperti nya mereka sudah masuk ke kelas, papa yang mengantar mereka tadi pagi" Bright tersenyum kemudian memasang sabuk pengaman Win.

"Jam berapa kau selesai kuliah?" Bright bertanya pada Win saat mereka melanjutkan perjalanan mereka ke kampus.

"Seperti nya jam 12 sudah selesai, kenapa memangnya?" Win menatap orang di sampingnya.

"Aku ingin mengantar mu pulang" Bright tersenyum cerah.

"Aku harus bekerja part time di cafe sebelah kampus" Win berkata dengan tidak enak hati. Wajah kecewa Bright tentu saja membuat Win tidak enak.

"Kau bisa menjemputku jam 5" Win akhirnya berkata pelan, dan senyum Bright terkembang mendengar ucapan Win.

"Akan ku jemput jam 5 sore" Bright berkata dengan semangat.
.
.
.

"Win ada yang ingin bertemu dengan mu" Win yang sedang mencuci gelas-gelas bekas minuman itu menoleh pada pemilik cafe tempatnya bekerja.

"Siapa phi Gun?" Win bertanya sambil membersihkan tangannya dari sisa sabun.

"Temui saja, seperti nya orang penting"Gun sedikit berbisik kepada Win. Win akhirnya me lap tangannya yang sedikit basah dan kemudian menghampiri orang yang di bilang Gun.

"Daddy" Win begitu terkejut ketika orang yang ingin menemuinya adalah sang daddy.

"Duduk lah Win" Mew memerintahkan Win untuk duduk di kursi kosong di depannya.

"Bagaimana kabarmu dan Tine?" Mew menatap anak sambungnya itu.

"Kami baik dad, bagaimana kabar phi Bai dan Tania?" Win sedikit tertunduk bertanya tentang saudara tirinya. Sudah lama dia menghindar dari daddynya sampai akhirnya hari ini mereka bertemu.

"Mereka baik, sudah delapan tahun Win, jangan menyimpan rasa bersalah itu" Mew mengusap bahu Win.

"Daddy ingin memberikan ini" Mew menyerahkan sebuah kunci kepada Win.

"Apa ini dad?" Win menatap kunci yang berada di tangannya.

"Ini kunci apartemen, kau dan Tine bisa tinggal di sana" Mew berkata pelan. Win yang mendengar itu langsung mengembalikan kunci itu.

"Tidak dad, aku dan Tine nyaman di tempat tinggal kami" Win tertunduk.

"Sampai kapan? Joan dan keluarganya masih sering mengganggu kalian kan?" Mew menaikan suaranya. Win semakin terduduk.

Please Come Back, Papa ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang