papa 6

2.7K 281 13
                                    

Pagi menjelang, Bright mejalani rutinitasnya seperti biasa, mempersiapkan adiknya kesekolah. Bright sebenarnya mengantuk, apalagi dari semalam yang di lakukannya hanya pergi ke masa lalu.

"Kalian sudah bangun?" Art menyambut ke putra dan putri sambung nya itu sambil tersenyum. Art tidak mau memulai perang pagi ini, apalagi ketika Mew sudah mengatakan tidak peduli dengan keluarganya.

"Dimana Daddy?" Bright bertanya pelan kepada Art.

"Masih di kamarnya, mungkin sebentar lagi turun" Art meletakan Tine di kursi khususnya.

"Aku akan menyusul Daddy ke kamarnya" Bright pergi begitu saja. Thania yang melihat kepergian sang kakak hanya menatap bingung. Tapi kemudian Tania menghampiri Tine dan mengajaknya bermain.
.
.
.
.

"Dad" Bright menatap Sang Daddy yang terlihat kesusahan memasang dasinya sendiri. Mew yang merasa di panggil menoleh kearah Bright.

"Ada apa Bright?" Mew menatap Bright dengan bingung, Bright kemudian berlari memeluk sang Daddy.

"Hey, jagoan Daddy kenapa?" Mew terlihat bingung tapi tetap memeluk putra nya itu.

"Maafkan Bright, dad" Bright menangis. Mew mendengar itu tersenyum dan bersimpu agar menyamakan tingginya dan sang anak.

"Daddy yang seharusnya meminta maaf, maaf kalian harus berada di keadaan seperti ini" Mew memeluk putranya itu.

Mew harus merelakan istrinya agar anak-anak nya bahagia, menikahi Art tidak akan membuat istrinya kembali tetapi hanya membuat anak-anak nya semakin menderita.

"Tidak dad, aku yang membuat kita seperti ini, terimakasih Daddy telah menepati janji Daddy padaku" Bright menangis. Sedangkan Mew begitu terkejut mendengar nya.

"Aku yang semalam datang ke masa lalu dan menyuruh Daddy menikahi Art" Bright masih menangis. Mew terdiam mendengarnya.

"Sebaiknya kita bicarakan ini di kantor Daddy, Bright tetaplah bersikap seperti biasa saat kita berada di rumah ini" Mew berpesan kepada Bright.
.
.
.
.

Hari ini Mew lah yang mengantar Bright dan Tania kesekolah, walaupun mereka sebenarnya tidak kesekolah dan pergi ke perusahaan Daddy nya.

"Jadi Bright, kau ingin menyelamatkan papa?" Mew bertanya kepada Bright.

"Iya dad, tapi aku harus menyiapkan ini dulu" Bright menunjukan daftar alat yang di butuhkan nya, Bright mencatat keperluannya tadi pagi. Bright benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa ngantuk nya.

"Daddy yang akan mencarinya, sebaiknya kau tidur sekarang, kau harus dalam keadaan baik untuk menyelamatkan papa" Mew menyuruh Bright tidur di kamar tidur yang memang ada di ruangan Mew, ruang tidur yang dipakainya jika terlalu malas pulang ke rumah.

"Tidurlah dulu, Daddy akan mencari alat yang kau butuhkan, papa akan melakukan cek up ulang Tania ke uncle New" Mew berkata pada Bright sebelum keluar dari ruangan itu.

.
.
.
.

"Zee, setelah mengantar ku dan Tania kerumah sakit, pergilah ke pengadilan kemudian serahkan surat cerai ku dan Art, setelah selesai carilah denah desain mall MMY" Mew berbicara pada Zee asistennya yang duduk di sebelah sopir.

"Baik phi" Zee mengangguk menjawabnya.

Setelah sampai di rumah sakit, Mew langsung membawa Tania ke ruang pemeriksaan New. Rumah sakit ini adalah milik Mew, jadi Tania tidak harus Melewati bagian administrasi terlebih dahulu.

Mew tersenyum lega begitu melihat New yang sedang berbicara dengan seorang laki-laki yang sedang memakai masker dan topi. Laki-laki itu terlihat menggendong seorang anak laki-laki berusia tiga tahunan.

Please Come Back, Papa ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang