papa 8

2.6K 284 11
                                    

Mew mempererat pelukan pada istrinya. Mereka ada di kamar tamu di rumah New sekarang.

"Aku sudah menceraikan Art, mungkin beberapa hari lagi dia akan menerima surat cerainya" Mew mencium rambut istrinya.

"Apa dia akan menerimanya begitu saja?" Gulf menatap Mew dengan tatapan penuh tanya.

"Dia harus, begitulah perjanjiannya" Mew menghela napas.

"Kau pasti mengeluarkan uang yang tidak sedikit" Gulf tertawa.

"Tapi itu sangat kecil di bandingkan kehadiranmu di hidup kami" Mew memeluk Gulf dari belakang

"Lupakan itu, aku hanya ingin mendengar ceritamu dan baby twins" Mew mengelus perut istrinya.

"Sangat berat saat aku tidak bersama mu ketika aku hamil, kau tau saat aku hamil Bright dan Tania aku bahkan tidak bisa jauh darimu" Gulf meletakan tangannya di atas tangan Mew yang memeluk perutnya.

"Maafkan aku sayang" Mew mencium rambut istrinya berkali-kali.

"Bukan salah mu, aku tau kau juga berjuang sayang" Gulf membalikan tubuhnya menghadap suaminya.

"Aku akan membatalkan surat kematian mu, dan juga mendaftarkan baby twins sebagai anak kita ke catatan sipil" Mew membelai wajah istrinya.

"Pasti sangat berat hidup sebagai orang yang sudah meninggal" Mew menatap sedih istrinya.

"Berat, tapi aku yakin tidak seberat apa yang dihadapi Bright dan Tania selama tiga tahun ini" Mew mengalihkan pandangannya tapi Gulf mengarahkan wajah Mew kembali menghadapnya.

"Ini bukan salahmu, kita sudah mencoba mengubah masa depan sayang, kau mungkin melupakannya, tapi aku mengingatnya" Gulf mencium bibir suaminya.

"Kita akan menyembuhkan Tania bersama-sama, kita akan merawat anak-anak kita bersama, jadi kita harus membuang rasa bersalah ini, kita harus berterimakasih pada Bright" Gulf menyamankan diri di dada suaminya.

"Aku akan meminta Art dan keluarganya pergi dari rumah kita, agar kita bisa tinggal bersama lagi" Mew berkata perlahan.

"Aku akan memberikan rumah itu untuk Art dan keluarganya" ucapan Gulf itu sanggup membuat Mew terkaget. Rumah itu di hadiah kan Mew untuk Gulf setalah setahun mereka menikah, rumah impian Gulf.

"Kau yakin sayang?" Mew begitu terkejut.

"Aku sangat yakin, tiga tahun ini pasti Bright dan Tania mengalami masa sulit di rumah itu" Mew menganggukan kepalanya.

"Anak kita sekarang sudah 4 orang, aku rasa rumah utama Jongcheveevat lebih cocok untuk kita tinggali" Mew tersenyum dan memeluk istrinya.

"Besok aku akan mengambil pakaian ku dan anak-anak" Mew akhirnya setuju.
.
.
.
.

"Pagi sayang, bagaimana tidurmu hari ini?" Gulf membangun kan Bright dari tidur lelapnya. Bright tersenyum melihat wajah sang papa dan langsung memeluknya. Inilah hari yang selalu di tunggunya selama tiga tahun ini.

"Jaga Alex dan Natarin dulu ya, papa mau memandikan Tania dulu" Bright baru tersadar jika adik-adiknya sedang duduk di sebelahnya. Bright mengangguk dengan semangat.

Bright melakukannya dengan senang hati, setelah Tania selesai mandi akhirnya Bright yang berikutnya mandi. Zee datang pagi ini mengantarkan pakaian Tania dan Bright serta Mew. Jangan tanya betapa Zee begitu kaget dengan keberadaan Gulf.

"Zee, tolong urus pembatalan surat kematian Gulf, juga tolong suruh Mark untuk mengirim orang untuk pindahan, kami akan pindah ke rumah utama Jongcheveevat" Zee mengangguk mengerti tetapi Bright yang mendengar itu langsung kaget.

Please Come Back, Papa ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang