Chapter 25: Captured (1)

695 108 50
                                    

Pintu ruang kerja itu terbuka, memperlihatkan isi ruangan yang luas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu ruang kerja itu terbuka, memperlihatkan isi ruangan yang luas itu. Dinding-dindingnya dilapisi dengan wallpaper berwarna keemasan. Disekitarnya terdapat rak-rak buku yang dijejer rapi. Berbagai warna, tebal, jenis, ukuran buku dijejer dengan rapi dan berurutan di dalam dak buku besar itu.

Di sampingnya, terdapat sebuah pintu coklat yang terkunci. Lalu di tengah-tengah ruangan itu, diletakkan satu set meja kerja sang pemilik ruangan. Terdapat juga satu set komputer lengkap dengan pc, keyboard, monitor, mouse dan pernak-pernik komputer lainnya tersusun dengan rapi di atas meja.

Dua orang yang melihat seisi ruangan itu, melangkahkan kaki mereka melewati daun pintu, masuk ke dalam ruangan itu. "Tou-san kami sudah tiba." Ucap seorang pemuda bersurai putih salju kepada seseorang yang duduk dibalik meja kerja itu.

Pria yang dipanggil sebagai Ayah itu menengadah ke atas. Menatap kedua remaja yang berdiri tak jauh dari pintu masuk. "Bagus. Kebetulan juga mereka akan tiba sebentar lagi. Duduklah dulu." Jawab sang Ayah.

Seluruh tubuh pemuda itu langsung membatu saat Ayahnya menyebutkan kata 'mereka'. Gadis berumur 15 tahun yang status sebagai adik perempuan dari pemuda itu, melirik ke arah sang kakak dari ujung matanya. Ia tau, seberapa bencinya sang kakak kepada 'mereka' itu.

'Shit!' Umpat sang kakak dalam hati. 'Jadi ini alasan kenapa Tou-san sangat ingin kami berdua datang ke ruang kerjanya.' Pikir pemuda bersurai putih itu.

Sang Ayah kemudian melirik kepada kedua anaknya yang masih diam di tempat. Tak bergerak bahkan setelah ia mempersilakan mereka untuk duduk. "Apa yang kalian lakukan? Ray, [Nama], cepat duduk." Perintahnya menyadarkan lamunan kedua remaja itu.

"Baik." Jawab mereka bersamaan, lalu duduk bersampingan di sebuah sofa panjang di ruangan itu. Menunggu kedatangan Ibu tiri dan saudari tiri mereka.

Tak lama kemudian, terdengar sebuah ketukan pada daun pintu. Mengalihkan perhatian tiga orang di dalam ruangan itu. "Kami kembali~" ucap seorang wanita, melangkah masuk bersama dengan satu orang perempuan di sampingnya.

"Ibu, kau berisik sekali." Komentar sang anak pada Ibunya. "Diamlah, Akira." Anak berambut hitam panjang itu memutar bola matanya malas. Berjalan masuk dengan santai, sampai manik matanya menemukan sosok dua orang yang duduk di sofa.

"Oh, Ray-nii, apa yang kau lakukan di sini?" Tanyanya mengenali sosok kakak laki-laki tirinya. "Dan siapa dia?" Tanyanya lagi menunjuk pada [Nama] yang duduk di samping Ray. "Bukan urusanmu." Jawab Ray dingin memalingkan wajahnya.

"Ya ampun Ray, kau tidak boleh bersikap seperti itu pada Akira. Dia 'kan adikmu." Kata wanita itu menaruh kantung belanjaannya di kursi, lalu menyerahkan kembali kartu kredit sang suami. Wanita itu lalu mengambil tempat duduk di samping anak gadisnya, bertanya pada sang suami. "Jadi apa yang ingin kau bicarakan?"

Ken bangkit berdiri, berjalan memutar ke belakang, lalu berhenti dibelakang [Nama]. "Yuriko, Akira, perkenalkan dia adalah anak keduaku yang pernah kuceritakan pada kalian. Yamaguchi [Nama]." Ucap Ken menyentuh punggung [Nama].

My Pretty Angel || [Boboiboy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang