Ray's POV
Setelah perbincangan dengan teman-teman [Nama], aku bergegas ke ruangan Ayah. Selama ini, setiap kali aku masuk ke ruangannya, aku tidak pernah memperhatikannya. Sedikit pun tidak. Aku sungguh menyesalinya. Sebuah pintu tersembunyi yang berada di belakang meja kerjanya. Pintu yang kucurigai terhubung ke suatu tempat. Tempat yang bisa saja digunakan oleh ayah, ibu tiri dan saudari tiriku, untuk mengurung adikku itu.
Brak
Aku mendorong pintu itu kasar. Ayah yang berada di dalam pun terkejut karena kemunculanku. "Ray, apa yang kau lakukan di sini? Aku tidak memanggilmu, 'kan?" ucap Ayahku santai setelah pulih dari keterkejutannya. "Aku ingin tahu. Dimana ayah menyekap [Nama]," kataku tanpa basa basi.
Jemari ayah yang tadinya bergerak menulis di atas selembar kertas, berhenti bekerja. Kepalanya terangkat menatapku. "Kenapa kau beranggapan aku menyekap adikmu? Lagipula kata 'menyekap' itu terdengar sangat jahat," komentar ayahku dengan tenang.
Aku mengernyitkan dahiku. 'Bagaimana dia bisa setenang itu,' pikirku.
"Lagipula untuk apa aku menyekap adikmu? Tidak mungkin 'kan seorang ayah menyekap anaknya sendiri, apalagi sudah lama tidak bertemu," tambahnya.
"Untuk mengambil kekuatannya," jawabku. Senyuman ayah menghilang. Berubah menjadi datar.
"Aku sudah tahu dari dulu kenapa ayah ingin mencari [Nama], jangan pikir bisa membohongiku. Ayah pikir kenapa aku tidak mengizinkan kalian bertemu saat dia pertama kali kemari? Karena aku tahu apa yang kau ingin lakukan padanya!" ucapku menaikkan volume suaraku.
Ayah menghela napasnya. Bangkit berdiri dari kursi kerjanya. Ia berjalan mendekat ke arahku. Kakiku melangkah ke belakang. Kupegang pedangku, siap menariknya kapan saja.
Perlahan suara tawa ayah terdengar di telingaku. Dia tertawa lepas sampai sedikit tertunduk. "Oh astaga, kupikir kau tidak tahu apapun. Biar kutebak, wanita itu yang memberitahumu?" tanya ayah sedikit menyeringai.
Aku tahu siapa wanita yang dia maksud. "Jangan menyebut ibu seperti itu. Dia tidak sepertimu!" ucapku.
"Baiklah, jika itu yang kau mau. Kau benar-benar ingin melihat adikmu 'kan? Ikutlah, akan kutunjukkan di mana adikmu berada." Ayah menjentikkan jarinya. Ctak. Sebuah layar hologram muncul di atas kepala ayahnya. Gambarnya yang awalnya buram, perlahan terlihat jelas.
Sosok seorang gadis bersurai putih panjang, terikat di atas sebuah kursi. Berbagai macam besi melingkar di tangan, kaki, dan juga tubuhnya. Ia terlihat sangat berantakan. Kepalanya tertunduk, matanya tertutup. Padahal baru beberapa minggu yang lalu aku bertemu dengannya. Tapi lihatlah saat ini, penampilannya sudah sangat berbeda dengan saat pertama kali aku melihatnya.
"[Nama]!" panggilku.
Ya, sosok itu adalah adikku. Adikku satu-satunya, yang tidak seharusnya mengalami penderitaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Angel || [Boboiboy X Reader]
Hayran KurguHah? Wait wait wait! Perasaan gua jatuh ke sungai, tapi kok gua bisa ada di dunia ANIMASI?! . . . [Boboiboy's Fanfiction] [Boboiboy X Reader] . . . DISCLAIMER: - BOBOIBOY HANYA MILIK ANIMONSTA SAJA. SAYA HANYA MEMINJAM KARAKTERNYA SAJA. My Pretty An...