ㅡ
Jam menunjukkan pukul 23.30 KST. Terbilang sudah larut untuk menghabiskan waktu diluar ruangan. Hampir semua orang pasti sudah terlelap dan sebagiannya mungkin sedang bersenang senang menyantap ramyeon dan sebotol soju di pinggir Sungai Han. Pemuda bertopi hitam dengan kaos putih dipadukan dengan jeans berwarna biru muda itu menekan tombol lift tepat di angka 9. Matanya terpejam sesaat, sesekali tangan kanannya mengusap tengkuk dan meregangkan kepalanya sedangkan tangan kirinya menjijing tas Black CD Diamond Canvas koleksi terbaru Dior miliknya.
Badannya bersandar, sampai akhirnya pintu lift tersebut terbuka tepat di lantai 9 dimana pria tersebut tinggalDengan langkah santai pria tersebut menyusuri lorong apartemennya yang terletak di tengah kota. Sesekali dia melirik ke dinding kaca yang menampilkan pemandangan Seoul yang terbilang tidak terlalu ramai di jam ini sampai akhirnya dia berhenti tepat di pintu paling ujung dari lorong apartemennya. Saat ia hendak menekan pin pintu apartemennya, tiba tiba pintu tersebut terbuka menampilkan sesosok wanita tinggi 160-an menggunakan baju oversized berwarna putih dengan rambut yang diikat sembarangan menyebabkan beberapa anak rambutnya menjuntai di bagian pinggir dahinya. Wanita itu melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap pria tersebut dengan tajam.
"Jung Haein, apakah kau berjalan dari bandara ke apartemenmu? bukankah kau landing pukul 5 sore tadi?"
Sarkasnya. Pria yang mendapat tatapan tajam oleh wanita dihadapannya tersebut tekekeh geli dan menatapnya dengan gemas. Dia merendahkan badannya mensejajarkan wajahnya dengan wajah wanita tersebut, tangan kanannya mengusap puncak kepala wanita itu pelan. Tatapannya berubah menjadi lebih lembut ketika menatap manik mata wanita dihadapannya tersebut.
"Kim Jisoo, sejak kapan kau berani menyelinap masuk ke apartemen kekasihmu tanpa ijin terlebih dahulu?
Perempuan bermarga Kim tersebut berdecak kesal, bibirnya tertekuk dengan alisnya bertaut. Dia sangat kesal ketika kekasihnya itu mulai menatapnya lembut dan berbicara dengan nada rendah seperti ini. Sungguh itu sangat menyebalkan baginya. Dengan kesal dia menyingkirkan tangan kekasihnya yang masih bertengger mengusap puncak kepalanya.
"Jangan sentuh aku! aku tidak mau memberikan pelukan padamu hari ini!"
Wanita itu kembali melipat kedua tangannya di depan dada dan berbalik badan meninggalkan Haein yang terkekeh memasuki apartemennya menyusul Jisoo yang bergumam kesal terhadap kekasihnya tersebut. Sifat Jisoo yang sedikit kekanak kanakan ketika bersamanya membuat Haein merasa gemas. Biasanya dia akan bersifat dewasa ketika di hadapan ketiga adiknya. Bahkan Jennie selalu menyebut Jisoo seperti 'eomma' bagi ketiga member Blackpink. Jisoo selalu merawat adik-adiknya dan selalu mementingkan adiknya terlebih dahulu tapi ketika dia bersama dengan Haein sifat kekanak kanakannya akan muncul. Dia mudah kesal dengan hal - hal kecil dan merajuk layaknya anak kecil yang ingin dibelikan ice cream. Terkadang Haein berpikir apakah ini orang yang sama? pasalnya Kim Jisoo akan sangat berbeda ketika bersama ketiga adiknya.
Wanita itu duduk di sofa ruang tengah yang bisa dibilang cukup luas jika hanya untuk ditinggali satu orang. Sofa berwarna cream tersebut sangat serasi dengan warna dinding dan perabotan Haein yang didominasi warm tone dan warna hitam. Jisoo duduk bersila diatas sofa sambil memandangi smart TV dihadapannya yang sedang menampilkan beberapa pilihan film Netflix. Wanita bermarga Kim tersebut mengambil remote dan memilih film di layar tersebut dengan asal tanpa memperhatikan pria yang entah sejak kapan sudah duduk menghadapnya. Tangan kiri pria tersebut bersandar pada sandaran sofa menopang kepalanya yang menghadap menyamping ke arah wanita di hadapannya itu. Dia tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya yang kekanak kanakan. Entah kenapa melihat Jisoo kesal membuatnya gemas. Tangannya terulur mencubit pelan pipi kekasihnya tersebut yang membuat Jisoo memekik pelan dan reflek memukul lengan kekar kekasihnya.