With soft eyes,i look at you too
I'll hold you tightlySoft - J_ust
...
"Dia sangat berlebihan."
Jisoo hanya mengangkat bahunya untuk menanggapi gumaman Jennie. Pun fokusnya masih pada beberapa kue yang berjajar di meja makan, sibuk mengambil foto terbaik dari ketiga kue yang ketiga adiknya berikan.
"Aku tau Haein oppa tidak bisa merayakan bersama denganmu tapiㅡ mengirim 28 buket bunga di hari ulang tahunmu sangat berlebihan." Meskipun tidak mendapat jawaban dari Jisoo, Jennie tetap melanjutkan ocehannya sembari mengamati jajaran buket bunga yang berjajar di lantai atau bahkan ada beberapa yang terletak di atas meja depannya. Tapi bukankah yang Jennie katakan benar? 28 buket bunga untuk hari ulang tahun Jisoo. Menurutnya itu terlalu berlebihan. Belum lagi Jisoo memberitahu bahwa Haein mengirimkan beberapa kado ulang tahunnya pagi ini. Tidak hanya satu. Jika dihitung mungkin ada 4 atau 5 kotak kado.
"Tapi... menurutku itu hal yang romantis."
Ah, tampaknya Rosé menyimak dengan baik obrolan mereka. Jisoo pikir wanita itu hanya berfokus pada pie apel yang dia makan, tapi ternyata tidak. Buktinya ia masih bisa menanggapi perkataan Jennie yang duduk tepat di sebelahnya.
"Apa dia masih sibuk dengan syutingnya sekarang? Malam ini dia tidak akan kemari?"
Kali ini giliran anggota termuda yang bersuara. Wanita berambut hitam dengan poni legendarisnya itu bertanya tanpa mengalihkan fokusnya dari dalgom yang berada di pangkuannya. Sontak hal itu hanya dijawab anggukan oleh Jisoo. Dan lagi - lagi tidak sedikitpun Jisoo berniat untuk mengalihkan pandangannya dari deretan kue ulang tahun di meja makan. Masih seperti sebelumnya. Beberapa kali ia menggunakan ponselnya untuk memotret kue ulang tahun yang mereka bawakan.
"Aku tidak mengerti kenapa Haein oppa sangat gila kerja." Gumaman Jennie hanya dibalas kekehan oleh Jisoo. Kali ini wanita itu menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh, menatap ke arah ketiga gadis yang terduduk di sofa mengamatinya. Orang - orang pasti akan heran kenapa pria itu sangat gila kerja terlebih lagi ketiga adiknya itu. Pasalnya mereka tau sesibuk apa jadwal Haein tapi pria itu masih sempat untuk memiliki waktu bersama Jisoo di tengah - tengah kesibukan keduanya. Pun mereka tau yang dilakukan Haein bukan hanya syuting untuk film atau drama. Pria itu memiliki banyak kontrak dengan beberapa brand dan harus melakukan pemotretan. Belum lagi majalah atau event yang mengharuskannya ke luar negeri.
"Bukankah itu akan mengurangi waktu kalian bersama?" sambung Lisa. Sontak hal itu membuat Jisoo tersenyum sembari melangkah menghampiri ketiganya. Tidak peduli dengan tatapan penasaran dari ketiganya, wanita itu malah memposisikan dirinya ikut duduk bersama mereka. Badannya ia sandarkan pada sofa seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Jisoo tersenyum penuh arti dan itu membuat ketiga wanita lainnya yang sedang mengamati terheran - heran.
"Kalian tauㅡaku pernah memperdebatkan persoalan itu dulu. Kami sempat bertengkar kecil karena hal itu." Jisoo mengamati ketiga adiknya yang terfokus pada pembicaraan. "Dari perdebatan ituㅡkami berdua banyak belajar bahwa karir adalah hal utama."
Rosé tampak mengerutkan dahinya diikuti dengan Lisa yang tidak jauh berbeda. Melihat reaksi spontan dari kedua wanita di sampingnya membuat Jisoo terkekeh. Dari raut wajah keduanya Jisoo tau bahwa adiknya itu kurang setuju atau bahkan tidak mengerti dengan apa yang ia ucapkan.
"Kalian akan paham suatu saat."
Mendengar jawaban Jisoo membuat Lisa berdecak kemudian bergelayut di lengan Rosé. Bibirnya tertekuk dalam, menunjukkan perubahan wajah yang drastis.