Chuseok

1.2K 133 11
                                    

"Dalgom disana?"

Pertanyaan tersebut hanya dijawab anggukan oleh Jisoo yang sekarang sibuk dengan ponsel ditangannya. Haein hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. Keduanya tampak berjalan menuju lift sembari Haein membawa kotak besar di tangannya. Ketika pintu lift terbuka mereka berdua masuk ke dalamnya dan menekan tombol lift yang menunjukkan lantai 5.

Hari ini adalah Chuseok. Tidak heran jika mereka berdua libur bekerja di tengah - tengah jadwal yang padat. Seperti pada umumnya, di hari Chuseok kebanyakan orang di Seoul akan pergi ke kampung halaman atau berkumpul bersama keluarga untuk merayakannya. Begitu pula dengan Haein dan Jisoo. Hari ini adalah hari libur Chuseok yang terakhir. Haein memutuskan untuk berkunjung ke kediaman keluarga Jisoo atau lebih tepatnya keluarga Kim. Tentu saja dia berkunjung setelah merayakan Chuseok bersama keluarganya. Sebenarnya ini bukan kali pertamanya berkunjung ke kediaman keluarga Kim. Walaupun bisa terhitung jari, Haein sudah pernah mengunjungi keluarga Kim 2 kali. Atau mungkin bisa dibilang 3 kali karena kunjungannya hari ini. Yang pertama ketika ibu Jisoo mengajaknya untuk makan malam. Itupun sudah hampir 2 tahun lalu ketika Haein dan Jisoo masih menyandang status sebagai partner kerja. Yang kedua ketika ulang tahun Jisoo. Keluarga Kim mengundangnya untuk merayakan hari spesial kekasihnya itu bersama. Haein masih ingat betapa kikuknya dia ketika bertemu dengan keluarga besar Jisoo. Ayahnya, ibunya, kakaknya, kakak iparnya dan bahkan keponakannya.

Walaupun hanya bertemu beberapa kali, terbilang hubungan Haein dengan keluarga Jisoo cukup hangat. Seringkali Haein mengirimkan gingseng merah ke kediaman keluarga Kim yang membuat Jisoo beberapa kali mengomel karena hal itu. Pasalnya belum saja gingseng merah yang Haein berikan habis, pria itu sudah mengirimi lagi gingseng merah dengan jumlah yang banyak. Bisa dibilang rutin tiap bulan Haein mengirim gingseng merah ke kediaman keluarga Kim.

"Kenapa kau memakai baju seperti itu?"

Pertanyaan Haein barusan membuat Jisoo mengalihkan pandangan dari ponselnya. Mengamati penampilannya sendiri yang menggunakan celana tidur dengan sweater kebesaran. Wanita itu berdecak kemudian berbalik mengamati penampilan Haein yang terlihat rapi dan lebih formal dari biasanya. Kemeja putih dengan balutan jeans biru muda. Ini bagaikan pemandangan langka bagi Jisoo. Dia terbiasa dengan penampilan Haein yang menggunakan kaos putih atau hitam.

"Kenapa? rumah keluargaku hanya berbeda lantai saja dengan apartemenku. Seharusnya aku yang bertanya kenapa oppa menggunakan baju seperti itu."

Haein bergeming. Dia tidak menggubris perkataan Jisoo barusan. Memang penampilannya saat ini sangat berbeda dari biasanya. Bagaimana mungkin dia menemui ayah dan ibu Jisoo dengan menggunakan kaos. Setidaknya dia harus berpenampilan rapi di depan orang tua kekasihnya bukan.

"Oh? lihat, pipimu memerah. Kau malu? benarkan? benarkan?"

Menggoda Haein yang sedang malu memang sudah menjadi kebiasaan favorit Jisoo. Melihat semburat merah di pipi pria itu membuat Jisoo gemas. Badan wanita itu codong ke arah Haein, mendekatkan wajahnya, sedikit berjinjit untuk sejajar. Hal ini justru membuat wajah Haein semakin memerah. Bibir pria itu sedikit terangkat menampilkan senyum tipisnya membuat Jisoo terkekeh geli.

"Berhenti menggodaku."

Tangan kekar Haein menggandeng tangan mungil Jisoo untuk keluar dari lift. Jisoo masih dengan usil mencondongkan badannya mendekat untuk menggoda kekasihnya. Keduanya berjalan menyusuri lorong apartemen sampai akhirnya berhenti di salah satu unit. Tanpa menunggu lama Jisoo memasukkan pin yang membuat pintu apartemen tersebut terbuka.

"Eomma, aku membawa tamu spesial untukmu."

"Haein-ah!"

Tampak seorang wanita berjalan mendekat dengan senyum lebarnya ke arah mereka berdua. Melihat wajah wanita itu membuat Haein seperti melihat Jisoo. Garis wajah wanita itu benar - benar persis seperti garis wajah Jisoo. Mungkin dia sudah menemukan gambaran bagaimana wajah Jisoo ketika menua nanti.

Slice of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang