What If

1.4K 144 13
                                    

"Ahh! sakit!"

Pekik Jisoo ketika Haein dengan telaten memijit bagian pergelangan kakinya. Kedua kaki wanita itu bertumpu diatas paha Haein. Bibir wanita itu sedikit tertekuk ketika Haein memberikan tatapan datar ke arahnya. Minggu ini benar - benar menjadi minggu melelahkan bagi Jisoo. Jadwalnya benar -benar sangat padat. Bahkan terhitung hampir seminggu wanita itu tidak bertemu dengan Haein karena jadwalnya yang sangat padat. Jisoo yang baru saja pulang dari New York untuk acara VMA langsung bertolak ke Jepang untuk mengikuti event Cartier. Sedangkan Haein? Pria itu baru saja pulang dari Busan untuk syuting D.P dan langsung menuju apartemen Jisoo.

"Sebenarnya berapa senti heels yang kau pakai?"

Haein masih fokus memijit betis hingga pergelangan kaki Jisoo. Pria itu dapat melihat kedua telapak kaki Jisoo tampak memerah dan sedikit terluka di bagian jari kelingkingnya. Bahkan betisnya sedikit memar sekarang. Entah heels macam apa yang kekasihnya pakai tapi Haein dapat merasakan betapa sakitnya memakai heels terkutuk itu dalam waktu lama. Lihat saja, bekas memar dan luka di kaki Jisoo seperti bukti nyata dari heels tersebut.

"10? atau mungkin 15 senti?"

Haein seketika menghentikan pergerakannya. Pria itu menoleh ke arah Jisoo dengan tatapan tidak percayanya. Jisoo mengerjapkan matanya kemudian memiringkan kepalanya memperhatikan Haein yang setengah mematung menatapnya.

"Aku serius."

Haein menghela nafas sembari menggeleng -gelengkan kepalanya. Pantas saja kaki Jisoo terluka. Bagaimana tidak? heels 15 senti digunakan untuk acara berjam - jam. Bahkan digunakan untuk menari. Apakah kaki mungil kekasihnya benar - benar sekuat itu? Tangannya kembali memijit pergelangan kaki Jisoo kemudian dengan hati - hati pria itu mengompres kaki Jisoo dengan ice bag. Atensi Haein masih terfokus pada ice bag ditangannya yang dengan hati - hati dia gunakan untuk mengkompres pergelangan hingga telapak kaki Jisoo. Tanpa disadari, perlakuan Haein membuat Jisoo tersenyum. Bukankah Haein terlalu berlebihan memperlakukannya seperti ratu? Pria itu sama lelahnya dengannya, tapi lihatlah sekarang apa yang dia lakukan. Mengkompres pergelangan kakinya yang memar dengan ice bag? Bukankah pria itu seharusnya juga memerlukan ice bag untuk mengkompres pergelangan kaki, tangan atau bahkan punggungnya? Drama D.P yang dia kerjakan memerlukan banyak tenaga dan kemampuan fisik. Jisoo tau pasti pria itu juga merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Jisoo sedikit bangkit dan bergerak maju. Wanita itu mengambil alih ice bag yang ada di tangan Haein kemudian meletakkannya di meja. Wanita itu tersenyum lebar ke arah Haein.

"Kakiku sudah membaik."

"Belum, kakimu masih memar."

Haein hendak mengambil ice bag di meja hadapannya tapi pergerakannya tangannya tertahan. Tangan Jisoo lebih dulu menahannya. Wanita itu menarik lengan Haein, mengarahkan lengan kekar itu untuk memeluknya. Kini kepalanya sudah berada pada dada Haein dengan kedua tangan melingkar pada perutnya. Haein hanya tersenyum dengan sifat clingy Jisoo seperti sekarang. Hal ini bukan hal baru baginya tapi tetap saja tingkah laku kekasihnya itu membuatnya gemas. Sekarang posisi tangan kirinya sudah melingkar pada bahu ringkih Jisoo. Perlahan tangan kekarnya mengusap bahu Jisoo dan memeluknya lebih erat, alih - alih membuat tubuh Jisoo mendekat. Tak mau kalah kedua tangan Jisoo semakin erat memeluk perut Haein yang baginya semakin hari terasa semakin keras. Entah karena pria itu sering berolahraga atau karena setiap hari mengkonsumsi protein.

"Oppa"

"Hm?"

Jisoo mendongak untuk menatap Haein yang kini juga menoleh untuk menatapnya. Tolong, sudah kali ke berapa perasaan Jisoo menjadi tenang hanya karena menatap wajah kekasihnya. Wajah Haein benar - benar sangat teduh baginya. Alis yang tegas, mata monoloid yang tajam dan garis wajahnya yang jelas. Bukankah perpaduan yang sempurna? Kedua sudut bibir Jisoo tanpa disadari melengkung membentuk kurva setengah lingkaran. Wanita itu tersenyum hangat dan memberanikan diri untuk mengecup sekilas bibir tipis Haein yang sangat candu baginya. Haein tersenyum tipis di sela - sela kecupan yang Jisoo berikan membuat wanita itu terkekeh pelan.

Slice of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang