4

276 28 3
                                    

Di malam harinya, Rea keluar dengan pakaian santai. Hanya kaos hitam lengan pendek dan celana training panjang warna abu-abu. Dengan mengendarai motor kesayangannya, Rea mencari makanan favoritnya yaitu ketoprak. Biasanya mamang penjual ketopraknya berjualan di pertigaan jalan.

Tak berselang lama, Rea sampai di tempat mamang penjual ketoprak.

"Mang biasa ya dua bungkus,"

"Yang satu pedes, yang satunya sedengan aja buat mamah soalnya," lanjut Rea ramah.

"Siap neng," balas mamang ketoprak tak kalah ramah.

Rea langsung duduk di bangku warung ketoprak itu sambil menunggu pesanannya yang sedang dibuat.

Sekitar 10 menit pesanan Rea sudah jadi dan tinggal membayar.

"Nahh ini neng ketopraknya udah jadi," ucap mamang ketoprak seraya menyerahkan plastik yang berisi dua bungkus ketoprak.

"Ini ya mang uangnya, makasih mang,"

Baru saja Rea mau mengendarai motornya, si mamang memanggilnya membuat gadis itu menoleh.

"Ehh bentar neng," panggil si mamang menghampiri Rea.

"Iya kenapa mang?" tanya Rea mengerutkan keningnya.

"Ini anu apa ihh, tadi ada ibu-ibu beli ketoprak disini nahh dompetnya ketinggalan. Mungkin neng Rea tau alamatnya dari ktp ibu itu,"

"Sok liat atuh ktp nya, soalnya mamang teh takut kalo ilang disini,"

Rea langsung mengecek isi dompet itu dan membaca ktp yang berisi ada alamat dari pemilik dompet itu.

"Bantuin mamang ya neng, kembaliin dompet ibu itu," ucap si mamang penuh harap.

"Iya mang, bakal aku kembaliin ke pemiliknya kok. Mamang tenang aja," ucap Rea sambil menganggukkan kepalanya membuat si mamang bernafas lega.

"Huhh alhamdulilah puji syukur, makasih ya neng. Maapin mamang nih jadinya ngerepotin neng Rea," ucap si mamang.

"Iya gapapa mang, santai aja atuh kayak sama siapa aja,"

"Yaudah aku jalan dulu ya mang," lanjut Rea lalu menyalakan motornya.

"Hooh sok atuh mangga neng, hati-hati di jalan ya neng geulis," ucap si mamang.

Rea menanggapi ucapan si mamang hanya dengan senyuman dan anggukan kepala. Lalu melesat pergi menuju alamat yang ada di dompet itu.

Rea berhenti di depan gang dari alamat pemilik dompet itu. Lalu mengecek kembali untuk memastikan alamatnya benar atau salah.

"Bener kok jalan teratai blok e,"

"Tapi nomer perumahannya berapa anjir, tanya orang aja deh," lanjut Rea.

Gadis itu menjalankan motornya dengan pelan dan melihat sekitar siapa tau ada orang yang lewat. Kebetulan, di depan sana ada pos kamling terdapat beberapa bapak-bapak yang sedang berjaga malam.

"Maaf pak, saya mau tanya. Bapak kenal dengan ibu Erlina?" tanya Rea sopan.

"Ohh bu Erlina, jelas kita tau," celetuk salah satu dari bapak-bapak itu.

"Lurus aja dari sini, ntar sebelum perempatan ada rumah gede warnanya abu-abu yang ada garasi mobilnya, rumahnya gerbang warna item dan juga di kanan jalan," jelas salah satu dari bapak-bapak itu.

"Ohh makasih ya pak, maaf mengganggu waktunya," ucap Rea.

"Iya dek sama-sama,"

Rea langsung menjalankan kembali motornya menuju ke rumah Bu Erlina yang sudah diarahkan oleh bapak itu. Gadis itu berhenti sebelum di perempatan tepat di depan rumah berwarna abu-abu yang cukup luas dan besar. Untung saja gerbangnya sedikit terbuka, jadi memudahkan Rea masuk. Rea menekan bel rumah itu namun tidak ada sahutan dari pemilik rumah.

TRAVISRAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang