7

247 32 10
                                    

Pada Jumat pagi hari, tepat di depan mading sekolah tengah ramai siswa-siswi SMA Pattimura berkumpul disana. Di mading itu terdapat sebuah poster undangan ulang tahun salah satu siswi SMA Pattimura yang termasuk anak dari donatur sekolah elite itu.

"Gue iri sama Karin yang tiap taun ultahnya dirayain besar-besaran,"

"Tapi beruntung banget loh, si Karin anaknya baik, attitude nya itu lohh beuhh gue acungin jempol," pujinya.

"Bener, biasanya kan anak donatur itu pada sombong tapi dia beda, si Karin juga berteman sama siapa aja," puji teman yang di sebelahnya.

Tak lama kemudian, Raya dkk ikut bergabung karena penasaran.

"Ada affahhh nihh epribadehh," celetuk Lea sedikit teriak.

"Suara lo cempreng, sakit kuping gue," kesal Zey yang tepat di sebelah gadis mulut boncabe.

"Hehe punten kack,"

"Kok rame tumben banget, ada apa nih?" tanya Naura.

"Itu si Karin ngadain pesta ulang tahun, semua murid diundang," jelasnya.

"Ohh si anak donatur, boleh juga kita dateng," ucap Naura.

"Dateng aja gak usah bawa kado," ucap Lea cengar-cengir.

"Kalo bisa bawalah anjir, minimal sendal jepit swallo lahh," ucap Naura.

Kedua gadis berwajah dingin itu tidak ikut gabung ke dalam percakapan yang berakhir adu bacot. Mereka berdua lebih memilih langsung melenggang pergi ke kelas.

Ketika di tangga menuju ke lantai 2, Raya dan Rea tidak sengaja berpapasan dengan Travis and the geng. Secara tiba-tiba suasana menjadi mencekam karena aura dingin kedua gadis itu yang lebih mendominasi.

"Minggir," ucap Raya yang tidak bisa dibantah, namun Travis tidak memperdulikan ucapan Raya.

"Kok jadi gak enak gini suasananya," ucap Justin bergidik.

"Dua cecan titisan manusia es balok lagi jalan bareng," ucap Dimas sambil melipat kedua tangannya di dada.

Hari ini mood Raya sangat buruk, dirinya ingin cepat-cepat ke kelas. Tapi Travis and the geng menghalangi jalannya.

Tanpa berperasaan, Raya dan Rea melewati keenam pemuda itu dengan cara mendorongnya. Hal itu membuat tubuh mereka sedikit oleng, bahkan Justin dan Dimas hampir jatuh jika tidak berpegangan di pembatas tangga.

Dengan cepat Travis menarik tangan kanan Raya dan membuat gadis itu terkaget membalikkan badannya. Posisi mereka saat ini yaitu tangan kiri Travis memegang pinggang ramping Raya sedangkan tangan kanannya dibiarkan menganggur.

Perlakuan Travis barusan sontak membuat Raya mendelikkan matanya terlebih lagi jarak diantara keduanya hanya satu jengkal tangan.

"Lepas," ucap Raya penuh penekanan.

"Apa harus gini dulu baru lo mau ngomong sama gue, hm?" ucap Travis semakin mencondongkan wajahnya membuat sahabatnya yang melihat itu menahan teriak.

"Buruan gue gak ada waktu,"

"Tangan lo singkirin dari pinggang gue," lanjut Raya sambil mengarahkan pandangannya ke tangan Travis yang masih bertengger manis di pinggangnya.

Travis menuruti perintah Raya, namun hanya sedikit melonggarkan.

"Bunda gue mau ketemu sama lo lagi-"

"Sekalian mau main ke rumah lo,"

Ucapan Travis membuat Raya sedikit terkejut dan terkesan seakan-akan bundanya Travis menyukai dirinya? Entahlah tinggal tunggu saja kelanjutannya.

TRAVISRAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang