11

216 24 2
                                    

Di minimarket tepat di seberang jalan rumah sakit, kedua wanita berbeda umur itu tengah memilih berbagai camilan.

Raya sendiri bingung harus memulai percakapan darimana. Pasalnya ia tidak terbiasa mencari topik pembicaraan lebih dulu. Kecuali tentang membahas Angel Devil.

"Raya, kamu udah selesai belum milih camilannya?" tanya wanita paruh baya itu.

"Udah tante," jawab Raya.

"Oh iya tante lupa belum memperkenalkan diri. Nama tante Yeni, terserah kamu mau manggil apa, bunda juga boleh," jelas Yeni.

"Iya tante, salam kenal,"

"Kalo udah cukup, yaudah ayo ke kasir," ajak Yeni.

Mereka berdua berjalan menuju ke tempat kasir untuk membayar semua belanjaannya. Kemudian setelah membayar, kedua wanita berbeda umur itu melenggang pergi ke rumah sakit kembali.

Di lift yang sedang beroperasi, yang akan membawanya ke lantai dua, kedua wanita berbeda umur itu saling melemparkan candaan. Ternyata bunda dari anak kembar itu cukup menyenangkan ketika diajak berbicara. Pikir Raya.

"Oh iya Ray, tante boleh gak main ke rumah kamu? Tante pingin kenalan aja sama mamah kamu," ucapnya.

"Boleh tante. Mamah pasti seneng kalo ada tamu main ke rumah," ucap Raya.

"Oke dehh nanti tante main ke rumah kamu sama Travis,"

Tak berselang lama, akhirnya bunda Yeni dan Raya sudah sampai di lantai dua. Lalu menuju ke ruangan Gerald yang tengah dirawat.

Namun, ketika akan membuka pintu, bunda Yeni melihat anak kembarnya yang saling berpelukan. Hal itu membuat hatinya tersentuh. Ia berharap, Gerald segera sembuh dari penyakitnya dan bisa berkumpul lagi di rumah.

Sedari tadi Raya memperhatikan bunda Yeni, gadis itu penasaran ada apa di dalam kamar itu sehingga membuat wanita paruh baya di sebelahnya tersenyum bahagia.

"Tante kenapa kok nangis?"

"Ahh gak papa, cuma terharu aja liat anak tante pada akur gitu. Tante sangat berharap Gerald cepet sembuh biar tante bisa dipeluk sama dua anak tante yang tampan," ucap bunda Yeni yang masih memandangi anak kembarnya.

Sesama wanita Raya tau bagaimana rasanya di posisi bunda Yeni. Pasti sedih melihat salah satu anaknya sakit sampai dirawat di rumah sakit berbulan-bulan.

Tak mau menunggu lama, bunda Yeni masuk ke dalam ruangan Gerald membuat anak kembarnya menengok ke arahnya.

"Widihh jajan apa tuhh, Gerald mau dong," ucap Gerald lalu melepaskan pelukannya dengan kembarannya.

"Abang gak boleh makan jajan ini, gak baik buat kesehatan jantung abang," nasehat bunda.

"Yahh gak seru, masa kalian makan itu aku makan bubur rumah sakit mulu. Mana gak ada rasanya lagi," keluh Gerald.

"Makanya abang harus sembuh dulu biar bisa makan jajan ini," ucap bunda sambil mengelus rambut anaknya dengan sayang.

"Mau gak lo Rald? Nihh coca-cola seger," ucap Travis menggoda kembarannya.

"Emang ye lo dasar kembaran gak ada akhlak," umpat Gerald.

"Kumat lagi kalian, berantem gih bunda liatin," kesal bunda.

"Hehe engga bun, maaf ya," ucap mereka kompak.

Raya sedari tadi hanya menyimak percakapan bunda dan anak kembarnya. Entahlah, hatinya juga ikut menghangat melihat keluarga ini. Ia ingin bertanya, dimana ayah dari anak kembar itu?. Pertanyaan itu ia urungkan karena takut menyinggung tentang privasi keluarga mereka.

TRAVISRAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang