12

219 25 7
                                    

halo ada yg nungguin ga nih??






Seminggu kemudian, kini di kediaman rumah Zey tengah mengadakan acara pernikahan papahnya dan calon ibu tirinya, yang sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarganya juga.

Zey sudah menolak beribu kali tentang pernikahan papahnya, namun papahnya tidak menggubris sama sekali.

Sebentar lagi akan memasuki ijab qobul. Zey masih terdiam, tidak ada senyum bahagia yang gadis itu tunjukkan. Sahabatnya hanya bisa menenangkan Zey agar tidak terlalu emosional.

Pak penghulu sudah berjabat tangan dengan papahnya yang akan mengucapkan ijab qobul.

"Apakah pernikahan sudah bisa dimulai?" tanya pak penghulu.

"Sud—"

"Nanti dulu pak, anak saya belum datang," potong calon istrinya.

Pak penghulu mengangguk mengerti. Zey penasaran seperti apa calon saudara tirinya itu.

"Eh Naura kenapa gak dateng?" tanya Lea.

"Dia sakit, udah ngasih kabar ke gue tadi pagi," ucap Rea.

"Bisa sakit juga tuh anak, kirain kagak,"

"Naura juga manusia kali Le, yakali Naura setan," kekeh Zey.

"Zey, lo udah ikhlas?" tanya Raya.

"Jujur gue belum ikhlas papah nikah sama orang itu, tapi gue harus apa? percuma juga papah bakal kekeuh sama pendiriannya," jawab Zey.

"Semoga ini awal kebahagiaan keluarga lo,"

"Haha iya, semoga. Makasih Ray,"

Tak lama kemudian, anak dari calon ibu tirinya datang. Gadis itu melewati Raya dkk dan langsung duduk di dekat mempelai wanita itu.

"Sudah bisa dimulai pak," pinta wanita itu.

"Baik, nanti mempelai pria ikuti ucapan saya," ucap pak penghulu kembali berjabat tangan.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Pandu Nugroho dengan Natania Rosa dengan mas kawin berupa uang tunai 50 juta rupiah dan 1 mobil pajero dibayar tunai,"

"Saya terima nikah dan kawinnya Natania Rosa dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap papah Zey tanpa ragu.

"Bagaimana para saksi, sah?"

"SAHHHH,"

"Alhamdulillah, sekarang kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri di mata negara dan agama,"

Kedua mempelai itu tersenyum bahagia. Namun tidak dengan Zey. Gadis itu masih tidak percaya dengan calon saudara tirinya, ahh ralat sudah menjadi saudara tirinya.

"Ini gak bener kan," ucap Lea tidak percaya.

"Dunia sempit banget ternyata," ucap Zey tersenyum hambar.

"Zey, sini foto keluarga dulu," ajak papahnya.

"Keluarga ya? gini amat nasib gue," lirih Zey.

"Ayo lo kuat Zey, lo bisa," ucap Rea.

"Huftt iya, makasih kalian udah nemenin gue,"

"Gue kesana dulu ya mau foto keluarga, sekalian mau say hi sama saudara tiri gue," sambung Zey beranjak dari tempat duduknya.

"Gue gak nyangka banget," ucap Lea.

"Gue juga," ucap Raya.

Zey langsung menyalami papahnya dan ibu tirinya itu. Tak lupa juga memberikan ucapan selamat atas pernikahannya. Ketika berpapasan dengan saudara tirinya, Zey tersenyum lebar seakan-akan mereka baru pertama kali bertemu.

TRAVISRAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang