📌 BUDAYAKAN FOLLOW LAH SEBELUM MEMBACA YA BESTIE!!
📌 SLOW UPDATE [ tergantung mood author ]
❥❥❥
Alza Rumaysa, gadis manis yang bersekolah di SMA Praja Karta. Seperti gadis umum lainnya, Alza juga merasakan apa itu rasanya falling in love with kak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada sebagian orang lebih membutuhkan kasih sayang orang tuanya daripada diberikan materi."
-----
Alza dan Syakila kini telah sampai di rumah Alza. Mereka berdua pulang di antar oleh Aksa dan juga Arzan. Aksa balik ke cafe tadi lagi karena masih ada urusan sebentar dengan para Kakak kelasnya mengenai balapan yang beberapa jam lagi akan di langsungkan.
Kedua perempuan itu berjalan menuju pintu rumah. Suasana rumah depan sudah gelap. Tidak ada lagi cahaya lampu di teras rumah. Jam di pergelangan tangan Alza menunjukkan pukul 10.48 PM.
Syakila menggelengkan kepalanya pertanda belum mengantuk. Mereka berdua masuk kedalam yang langsung di suguhkan pemandangan Karina dan Andra yang duduk di sofa saling diam.
Alza paham dengan suasana ini. Pasti Mamanya itu ngadu ke Papanya yang tidak-tidak. Dan Alza pastikan dia akan mendapatkan tamparan lagi serta hukuman.
"Assalamualaikum," salam Alza dan Syakila ketika memasuki rumah.
Mereka mendekat kearah sofa karena Syakila yang menuntun jalan Alza hanya membatin sambil memejamkan matanya.
Syakila tersenyum kepada Karina dan Andra yang menatap Alza dengan tajam tanpa membalas senyumannya. Wanita itu tidak paham situasi.
Saat Syakila hendak menyalami kedua orangtua sahabatnya tiba-tiba saja Andra berdiri dan menuju kearah Alza.
PLAKK!!!
Kepala Alza tertoreh ke samping serta badannya yang sedikit terhuyung kerena mendapat tamparan kuat dari Andra. Untung saja Syakila cepat menahan tubuh Alza kalau tidak, sudah di pastikan Alza jatuh ke lantai karena tamparan kuat itu.
"SUDAH PAPA BILANG, PAPA TIDAK PERNAH AJARIN KAM—"
"Pa.. bentar ya, ada temen aku di sini, marahnya nanti dulu." Ujar Alza lembut memotong ucapan Andra supaya tidak melanjutkan kata-katanya karena masih ada Syakila di rumah ini.
Alza tersenyum kaku. Pipinya terasa panas hingga menjalar ke kepala.
Sedangkan Syakila merasa syok melihat Papa Alza yang menampar Putrinya sendiri. Berbeda dengan Karina yang hanya diam saja duduk di sofa dengan pandangan puas melihat anaknya di tampar oleh ayah kandungnya sendiri. Gila, pikir Syakila.
"Om! Om apa-apaan nampar Alz—"
"La! Jangan, lo gak tau masalahnya. Ikut gue ke kamar ayo." Alza Manarik pergelangan tangan Syakila dengan kasar karena tidak ingin Syakila ikut campur dengan masalah keluarganya.