0.4

10.9K 722 15
                                    

1-0
3-1
5-3

Segitulah poin yang mereka cetak sampai jam pelajaran olahraga habis.

Sekarang mereka ber5 sedang beristirahat dibawah pohon bersama anak kelas 11 lainnya.

"Gilaa anjir, mereka gua akuin keren banget!" ucap Ilham sambil memijit pelan kakinya yang tak sengaja tersandung oleh Zio.

Rifky yang sedang melakukan hal sama pun mengangguk setuju. "Iya, udah berapa kali gua oper bola pasti aja direbut sama tim mereka"

"Yaiyalah, mereka kan udah pernah ikut lomba se kabupaten. Pasti ga diraguin lagi kemampuan mereka buat main bola oren itu" tambah Amar.

Saat sedang memijat kakinya, pandangan Rifky tertuju pada Farel yang sedang duduk dipinggir lapangan bersama teman temannya. Mereka tampak dikerubungi oleh para siswi siswi yang sibuk memberikan minum kepada Farel, Rian, Ahdan, Reza, dan juga Fino.

"Kak Farel... Aku beli ini buat kakak"

"Aku juga beli kok kak, ini kakak minum aja"

"Kak Fino... Ganteng banget si kak"

"Gua mleyot sumpah!"

"Kak... Id linenya apa si?"

Ya kira kira begitulah suara siswi siswi yang sedang mengerubungi mereka berlima. Bukan hanya siswi kelas 11 yang ikut olahraga tetapi seluruh siswi di sekolah karna memang sekarang jadwal istirahat kedua.

Ahdan dan Fino tampak menolak semua pemberian siswi itu. Farel membuang muka tak acuh sedangkan Rian dan Reza? Huftt tak perlu ditanya lagi mereka sudah menebar pesona kepada gadis gadis itu hingga membuat mereka kembali histeris.

"Eh eh aduh!!" entah datang darimana seorang gadis yang bertubuh pendek pun jatuh dan menubruk Farel. Membuatnya sedikit terkejut karna gunung kembar gadis itu menempel pada pundaknya dan sangat terasa sekali belahannya.

Farel memang suka Rifky, namun ia juga manusia yang punya hawa nafsu. Merasakan belahan itu membuat pipinya panas memerah dan segera membuang mukanya cepat cepat.

Namun herannya gadis itu tak langsung bangun dari posisinya. Seperti sengaja membuat Farel merasakan belahan jiwanya.

Bukannya Rifky cemburu. Namun ia bisa melihat, Farel juga nafsu merasakan sentuhan itu walau secara tak langsung.

Rifky udah cemberut. Farel juga ga nyuruh siswi itu buat ngejauh dan kayaknya dia nyaman sama posisi itu.

Rifky yang udah kesel plus cemburu pun bangkit dari duduknya dan segera pergi ninggalin lapangan.

"Eh Ky! Lu mau kemana?!" teriak Fakhri namun keburu Rifky lari.

"Kenapa si tuh anak?" tanya Revan.

Ilham mengangkat bahunya. "Entah... Masa gara gara ga menang sih?"

Farel yang duduk tak jauh dari mereka pun menyadari kalau Rifky pergi meninggalkan lapangan. Melihat itu Farel buru buru mendorong kasar tubuh gadis yang menubruknya.

"Badan lu jangan keterlaluan!" sinis Farel yang langsung berlari berniat menyusul Rifky.

Cklek!

Farel membuka pintu rooftop perlahan agar tak menimbulkan suara. Terlihat tubuh kecil Rifky sedang duduk membelakangi pintu menghadap langit.

Kenapa Farel tau ada Rifky di rooftop? Karna tempat itu adalah tempat dimana Rifky menenangkan pikirannya.

Ketika jenuh akan suatu hal ia akan pergi ke rooftop sambil menikmati sejuknya angin.

Farel mulai berjalan mendekati cowok itu. Langkahnya sangat pelan dan hati hati agar Rifky tak mengetahui kehadirannya.

"Cemburu?" tanya Farel tepat di kuping Rifky membuatnya kaget.

"Anjing! Eh, babi banget si lu. Ngapain coba ngagetin gua kek gitu?!" umpat Rifky kesal. Untung dia tidak kelepasan menghampar muka Farel.

Farel tersenyum kecil. Ia ikut duduk di atas kayu sebelah Rifky.

"Cemburu?" ulang Farel.

Rifky menatap Farel horor. "Dih! Siapa yang cemburu?"

"Kalo ga cemburu, kenapa pergi?"

"Yya-" Rifky tampak memikirkan sebuah jawaban yang masuk akal. "Yya suka suka gue lah, gua mau pergi kek kemana kek ya suka suka gua. Yaudah lu ngapain si kesini?! Keringet lu bau anying"

Farel menghela nafas. "Heran deh sama uke, bilang ga cemburu tapi sewot kayak gini" ucap Farel. Ia mulai mengalungkan tangannya di leher Rifky, membuat sang empu berteriak.

"Anying Farel! Muka gua kena keringet lu semua anjing! Lepas ga lu monyet!" teriak Rifky heboh, bagaimana tidak satu mukanya kini sudah bercampur dengan keringat Farel. 

Tapi Farel masa bodo, ia malah makin menjepit rangkulan itu sambil tertawa puas.
"Lu gemes Ky"

"Gua cowok bego! Gua badboy!" protes Rifky yang masih saja mencoba menyingkirkan tangan Farel dari lehernya yang kini makin terjepit.

"Badboy? Tapi dimata gua lu cuma anak kecil" ucap Farel lagi. Ia pun mulai mencium pipi Rifky yang tembem, tak hanya itu sekarang wajah cowok gemes itu sudah dipenuhi oleh air liur Farel yang membuatnya makin menjadi jadi.

"FAREL TOLOL!!!"

Farifky [[BoyxBoy]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang