0.7

7.7K 525 4
                                    

Farel terbangun dari tidurnya ketika suara berisik dari luar mengganggu. Ia segera mengambil ponsel lalu mengecek jam. 04.53 siapa yang ribut di pagi pagi buta seperti ini?

Karna penasaran akhirnya Farel memutuskan untuk keluar, baru saja ia membuka pintu kamar sebuah vas bunga terlempar tepat didepannya.

"KAMU KENAPA SI MAS?!! Aku ga ada apa apa sama Nino, dia cuma temen kerja aku!!" teriak Sella kepada Arga, papa Farel.

"Kamu pikir aku percaya sama kamu?! Temen kerja tapi mesra mesraan!"

"AKU GA MESRA MESRAAN SAMA DIA MAS! Kamu kenapa si ga pernah percaya sama aku?!"

"YA KARNA EMANG KAMU-"

"Papa sama Mama bisa ga si gausah berantem terus?!" suara serak khas bangun tidur itu membuat Sella dan Arga menoleh kaget.

"Farel?"

"Aku capek Pa, Ma denger kalian ribut terus aku capek!! Aku bosen denger barang pecah terus" ucap Farel air matanya menggenang.

"Kalian ga tau kan rasanya dimusuhin tetangga?! ENGGA KAN?! Dari dulu gaada yang pernah mau main sama Farel gara gara Farel anak kalian!! Anak dari orang yang hubungannya ga pernah tentram!!"

"FAREL!! JAGA MULUT KAMU!!" teriak Arga.

Farel menunjukkan smirknya. Air mata yang tadi terbendung kini mendarat di pipi mulusnya.

"Kenapa? Emang bener kan? Kalian orang yang hubungannya ga pernah tentram, kerjanya ribut, cuma mentingin duit daripada anak-"

Bugh!

Ucapan Farel terputus karna Arga tiba tiba jalan mendekatinya dan langsung memberikan sebuah pukulan hingga Farel tersungkur.

"Mas!!" Sella berlari menghampiri Farel. Lalu memeluk putra tunggalnya.

"Liat?! Liat anak kamu!! Liat anak kamu sama selingkuhan kamu!!! Ga punya adab!!"

"Mas!! Kamu boleh marah sama aku tapi jangan ke Farel mas!!"

Arga mendecih. "Ini, ini anak yang terlalu kamu manjain! Pantes ga punya adab, ibu sama ayahnya aja sama!"

Setelah itu Arga langsung berjalan pergi meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

"Farel, kamu gapapa kan sayang?" tanya Sella khawatir. "Ada yang sakit sayang?"

Farel menggeleng. Lalu meringis kecil saat Sella menyentuh lebam di ujung bibir akibat Arga tadi.

"Ini luka lho, ayo sini mama obatin" ajak Sella, ia pun menuntun Farel ke sofa.

"shhhh..."

"Tahan ya sayang, dikit lagi kok" ucap Sella sembari menempelkan kapas dengan obat merah ke luka anaknya.

Farel hanya terdiam sampai sang mama menyelesaikan aktivitasnya dan menutup kotak obat.

"Ma..." panggil Farel, Sella berdehem.

"Hmm? Kenapa sayang?"

"Yang papa bilang, itu ga bener kan?" Sella menatap manik anaknya. Kemudian tersenyum dengan menggeleng.

"Engga lah sayang... Udh gausah dipikirin papa cuma emosi. Udah ya, lanjut bobok gih kalo masih ngantuk masih pagi banget buat kamu sekolah ya?"

Setelah mengucapkan itu Sella pun bangkit dari duduknya meninggalkan Farel sendiri yang masih terdiam di ruang tamu.

"Maafin mama ya sayang.."









Seperti biasa dan emang udah rutinitas. Rifky telat masuk sekolah lagi. Kali ini bukan gara gara telat bangun kok, tapi gara gara ribut dulu sama Rachel adeknya perihal earphone diatas meja.

"Kenapa sekarang telat?" tanya Farel yang kebetulan sedang berjaga. Rifky memutar matanya.

"Orang tiap hari gua telat"

Farel menghela nafasnya. "Ga bosen gua hukum mulu?"

"Engga, hukumannya kecil" jawab Rifky enteng. Emang selama Rifky telat kesekolah Farel gapernah ngehukum dia kayak anak anak yang telat lainnya, namanya juga bucin borrrr.

Farel membuang nafasnya. Cowok pendek didepannya memang pemancing emosi, untuk saja Farel sayang kalau tidak sudah Farel lempar ke rawa rawa.

"Yaudah, gua bakal ngehukum lu sekaranag"

"Apa? Nyapu? Ngepel? atau nyu-"

Ucapan Rifky terhenti saat Farel menempelkan telunjuk pada bibirnya.

"Lebih dari itu sayang.."

Suara itu membuat seluruh badan Rifky kaku bagaikan manekin. Farel menatapnya dalam, lalu mendekatkan wajahnya dan wajah cowok manis itu hingga hanya tersisa jarak 5 centi.

"Rel? Jangan gila sumpah" Rifky mendorong wajah Farel walau bagaimanapun ini masih dilingkungan sekolah dan bahaya jika sampai ada yang melihat itu.

"Rel... Lu mau ngap-"

"Gua bakal ngasih lu hukuman sayang..." deru nafasnya terasa dileher Rifky. "Kayak yang lu minta"

"ASTAGHFIRULLAH!!! DEN! INGET DEN INGETTT LALAKI KALIAN TUHH" suara itu sontak membuat Farel menjauhkan wajahnya cepat. Pak Budi, partner Pak Agus yang sedang berjaga menggantikannya tampak berlari ke arah mereka berdua.

Pak Budi sampai di hadapan mereka menjitak Farel dan Rifky hingga mereka mengaduh kesakitan. "Kalian ngapain berduaan hah?! Deket deketan lagi, kalian mau saya aduin ke guru BK?!" ucap Pak Budi sambil menatap marah keduanya.

Farel dan Rifky saling tatap, mencoba menetralkan detak jantung mereka yang tak karuan. "Apaan si pak? Gajelas mulu hidupnya" jawab Rifky.

"Tau... Emang kalo bapak ngadu ke guru BK mau ngapain? Orang saya mau ngasih hukuman gara gara telat" tambah Farel.

"Tapi tadi ngapain kalian Deket Deket kayak gitu?"

Farel menghela nafas. "Pak, si Rifky ini bucong alias budek congek dia gadenger saya ngomong apa ya saya bisikin deh" jawab Farel asal yang ingin mendapat protesan Rifky namun Farel menaruh telunjuknya di bibir menyuruhnya diam.

"Oalah...." Pak Budi menggaruk lehernya. "Jadi kalian ga pacaran?"

"Yya enggak lah! Saya waras kali Pak, makanya jangan suudzon dulu!"

Pak Budi mengangguk angguk. "Yasudah, maafkan saya ya saya sudah suudzon sama kalian"

Rifky mendecak. "Dosa pak dosa inget"

"Yya maap atuh dennn, yasudah saya kembali tugas dulu ya den Farel den Rifky" pamit Pak Budi yang diangguki mereka. Setelah itu ia pun pergi dari hadapan keduanya.

Rifky menendang jalanan yang dipijaknya. "Huh... Ikut campur urusan orang muluuu, dasar"

Farel tersenyum, matanya menatap mata Rifky lekat yang tengah mengeluarkan dumelannya "Udah ngedumelnya? Ga lupa kan sama yang tadi gua bilang?"

Rifky yang masih ngedumel pun menatap Farel. "L-lo bilang apa?"

"Hhh.. gausah pura pura lupa sayang" Farel tersenyum devil yang membuat Rifky merinding. "Gua. Bakal. Ngasih. Lu. Hukuman. Biar. Lu. Kapok"

Setelah mengucapkan itu, Farel pun melangkahkan kakinya menjauhi Rifky yang masih terdiam di tempatnya dengan jantung yang tak karuan.

Farifky [[BoyxBoy]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang